● online
Untuk Anda Yang Ingin Merayakan Tahun Baru Masehi, Mari Simak Pesan Mulia Buya Yahya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Tidak lama lagi kita akan memasuki akhir tahun baru masehi. Pada malam tahun baru ini, seringkali banyak masyarakat berkumpul dan membuat keramaian dengan tujuan untuk memeriahkan malam tahun baru masehi dengan cara meniup terompet, menyalakan kembang api, petasan dan sebagainya. Lantas bagaimana perayaan malam tahun baru masehi tersebut dalam pandangan Islam?
Pertama, mengenai penggunaan kalender tahun masehi yang saat ini digunakan bahkan oleh hampir seluruh kaum muslimin, menurut Buya Yahya adalah sah-sah saja dan tidak dilarang. Namun alangkah baiknya kita juga harus membiasakan dengan penggunaan tahun hijriyah, karena kalender hijriyah ini ada sangkut pautnya dengan berbagai ibadah dan kewajiban dalam agama Islam. Bahkan semua ibadah yang terikat waktu dalam agama Islam menggunakan kalender hijriyah bukan masehi.
“Kalau masalah hari kita pakai, bulan juga kita pakai masehi. Biarpun dalam diri kita harus membiasakan dengan tahun hijriyah, yang di situ ada sangkut pautnya dengan berbagai kewajiban, dan ibadah. Semua ibadah dalam umat Islam adalah dengan tahun hijriyah, tidak ada di kalender masehi.”
Selanjutnya, seorang muslim boleh-boleh saja membuat keramaian atau kegiatan di malam tahun baru masehi karena tidak ada masalah dengan dzat bulan dan hari pada tahun masehi (syamsiyah) ini. Namun yang menjadi masalah adalah biasanya dalam perayaan tahun baru tersebut banyak terjadi kemaksiatan, foya-foya, hura-hura, dan sebagainya. Maka dari itu berkenaan dengan rawannya terjadi kemaksiatan dan dosa pada malam perayaan tahun baru masehi ini, Buya berpesan kepada seluruh umat Islam untuk menghindari perayaan tahun baru masehi.
“Tahun baru masehi bukan yang dipermasalahkannya zat, bulan dan hari nya. Akan tetapi, kebiasaan dan kebudayaan yang terjadi di tahun baru tersebut, apa yang dilakukan oleh umat saat itu? Berhura-hura, berfoya-foya, kemaksiatan di dalamnya, bahkan rawan terjadi perbuatan haram lainnya seperti mabuk, dlll. Budaya ini yang perlu kita hentikan.”
Adapun ketika seorang muslim ingin membuat keramaian di malam tahun baru, menurut Buya boleh-boleh saja dengan syarat bukan bertujuan untuk mengangkat syiar tahun baru masehi itu sendiri, karena perayaan tahun baru masehi merupakan syiar nya orang non-muslim. kemudian syarat selanjutnya adalah keramain tersebut justru sebagai media syiar agama Islam yang bertujuan untuk menghentikan kemaksiatan pada malam tahun baru, misalnya membuat keramaian yang di sana terdapat kegiatan shalawat, tabligh akbar, istighosah dan sebagainya.
“Yang nda boleh adalah mengangkat syiar mereka, syiar tahun baru. Adapun hari apapun adalah hari umat islam, hari paling baik bagi kita adalah hari untuk berbuat baik, hari kita untuk melakukan ibadah.”
Mari hadiri dan syiarkanlah Maulid Nabi dan Tabligh Akbar “Malam Cinta Rasul” 1444 H
Tags: Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya, Malam Cinta Rasul, Tahun Baru Masehi
Untuk Anda Yang Ingin Merayakan Tahun Baru Masehi, Mari Simak Pesan Mulia Buya Yahya
Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang dilengkapi dengan ketentuan mengenai cara serta waktu bersuci. Semuanya dipaparkan dalam buku ini dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Karena permasalahan ini sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam ibadah, seperti shalat, puasa, thawaf, dan lain-lain. Maka… selengkapnya
Rp 149.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 55.800Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 93.000Buku Fiqih Bepergian karya Buya Yahya menghadirkan masalah umum yang sering dihadapi oleh kaum muslim dalam menjaga kualitas dan waktu shalat saat sedang bepergian. Buya Yahya memberikan penjelasan tentang kondisi-kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan shalat, seperti perbedaan zona waktu, keterbatasan ruang, susahnya mencari tempat wudhu, dan lain sebagainya. Buku ini memberikan solusi-solusi praktis yang… selengkapnya
Rp 43.000Esensi Isra’ Mi’raj yang Membawa pada Perubahan Diri Oleh: Admin 2 Disadur dari ceramah Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon)... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Perbedaan sudah menjadi identitas masyarakat Indonesia. Ia juga bukan merupakan sesuatu yang buruk dan mesti dijelek-jelekkan.... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Prof. Dr. Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, guru Buya Yahya, berkesempatan memberikan pesan-pesan mulia penuh hikmah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Akhir-akhir ini kita dihebohkan oleh kasus perselingkuhan seseorang yang tersebar di media sosial. Orang tersebut membuka... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah – Pengguna media sosial dihebohkan dengan fenomena alam yang terjadi di Arab Saudi. Pasalnya, negeri yang terkenal dengan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Rabu 6 Jumadil Ula 1444 H atau bertepatan dengan 30 November 2022, Guru Mulia Sayyidi Syeikh... selengkapnya
Stasiun Tak ada pelukan Juga cium pipi Tanda perpisahan Hanya kepal tangan bersentuh Dengan tatap mata luruh :... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Setelah menjalankan puasa di bulan Ramadan, kemudian kita masuk pada bulan Syawal. Ramadan sering disebut sebagai bulan... selengkapnya
Sebentar lagi kita akan menyambut hari nan fitri, hari penuh keberkahan dan kebahagiaan. Untuk sampai pada hakikat fitri pada hari... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Saat kita memiliki pemimpin atau atasan, Buya Yahya mengingatkan agar kita tidak lupa untuk mendoakan mereka. Jangan... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.