
● online
Mengupas 3 Tujuan Puasa: Elemen Penting dari Esensi Krusial Ibadah Puasa
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Ramadan mestinya bukan hanya sekadar tradisi tahunan, bukan pula sebagai ajang kumpul buka puasa bersama semata, melainkan dijadikan bulan untuk menghimpun berbagai kebajikan setelah 11 bulan lamanya mengumpulkan dosa dan kesalahan. Seandainya manusia mengetahui besarnya kemuliaan dan keutamaan dalam bulan penuh ampunan ini, niscaya mereka pasti akan memohon kepada Allah agar bulan di sepanjang tahun menjadi bulan Ramadan.
Puasa merupakan syari’at rukun Islam yang hukumnya fardhu ‘ain. Setiap kaum Muslimin yang mukallaf wajib melaksanakannya dan berdosa apabila meninggalkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Puasa menjadi Syahru At-Tarbiyah alias bulan pendidikan yang siap menggembleng setiap insan untuk mampu menahan nafsu syahwatnya. Lebih daripada itu, puasa menjadi tameng yang membentengi diri dari bahaya lisan, tangan, dan hal-hal yang dapat menihilkan pahala puasa Ramadan.
Puasa harus jadi momentum tepat untuk kembali menuju fitrah awalnya manusia, yaitu suci lahir dan batin. Sukses meraih gelar takwa dan menjadi orang-orang yang menang saat Idulfitri menjelang. Takwa tersebut hanya bisa dicapai dengan syarat iman yang kokoh dan hanya mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun selain meraih tujuan takwa, ternyata puasa memiliki 3 tujuan lainnya yang tak kalah pentingnya dengan La’allakum Tattaquun. Ketiga tujuan yang dimaksud yaitu sebagai berikut.
Berilmu/Mengetahui (Ta’lamun)
Puasa dan ilmu memang 2 hal yang tak bisa dipisahkan. Meraih takwa tak hanya sekadar beramal secara serampangan tanpa dilandasi ilmu. Pelajarilah ilmu terlebih dahulu sebelum beramal karena ilmu merupakan akarnya amal. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 184)
Salah satu bentuk rahmat Allah bagi orang yang berpuasa ialah diperbolehkannya berbuka bagi yang memiliki udzur syar’i seperti sakit atau musafir. Saking Rahman dan Rahim-nya, Allah memberikan keringanan (rukhsah) dan wajib menggantinya di hari yang lain. Selain itu bagi yang sudah tak mampu lagi untuk menjalankan syari’at puasa akibat penyakit yang sulit disembuhkan atau usia yang semakin menua maka diperbolehkan untuk membayar fidyah saja.
Terkhusus bagi mereka yang mengetahui fadhilah puasa dan pahala yang terkandung di dalamnya, hendaknya ia berusaha untuk tetap melaksanakannya karena itu sungguh lebih baik baginya.
Inilah pentingnya mempelajari ilmu yang berkaitan dengan puasa. Puasa yang didasari dengan persiapan ilmu akan menghasilkan muslim yang semakin berilmu.
Bersyukur (Tasykurun)
Menahan lapar dan haus tentu bukan perkara mudah, apa lagi bagi orang-orang yang terbiasa makan dengan menu yang sedap dan lahap. Puasa menjadi rem bagi orang-orang yang terbiasa kenyang dan melatih empati mereka terhadap sesama kaum Muslimin. Melihat kondisi orang-orang miskin yang kelaparan akan membentuk pribadi menjadi lebih bersyukur. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, maka berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Puasa melatih kesyukuran kita terhadap orang yang lebih tidak beruntung. Berapa banyak orang yang sulit hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Rela berutang sana-sini demi mencukupi kehidupan kelurga. Puasa menjadi ibadah yang akan mengubah mindset dan pola hidup kita selama ini dari orang yang kufur menjadi lebih qana’ah dan bersyukur.
Cerdas/Benar (Yarsyudun)
Puasa itu dapat meningkatkan kecerdasan, baik kecerdasan emosional, spiritual maupun kecerdasan sosial. Cerdas secara emosional maknanya melalui ibadah puasa seseorang akan mampu mengendalikan amarah dan hawa nafsunya untuk tidak melanggar larangan syari’at puasa dan hal-hal yang merusak nilai ibadah puasa. Cerdas spiritual artinya puasa membentuk pribadi menjadi orang yang berlomba-lomba memperbanyak amal kebaikan. Adapun kecerdasan sosial memiliki arti puasa menjadikan pribadi seorang Muslim yang memiliki sensitivitas terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan dalam Al-Qur’an:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).
Allah akan membimbing dan memberikan hidayah kepada orang-orang yang berpuasa secara baik, benar, dan ikhlas sehingga ia berada dalam kebenaran dan menjadi orang yang cerdas.
Tiga tujuan puasa ini merupakan bagian dari takwa yang ada pada Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183. Berilmu, bersyukur, dan cerdas merupakan elemen penting dari esensi krusial ibadah puasa yaitu takwa. Semoga kita dapat meraihnya.
Wallahu A’lam Bisshowab
Penulis: Muhammad Adib
Penyunting: Idan Sahid
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Tags: Puasa, puasa ramadan, Ramadan, tujuan puasa
Mengupas 3 Tujuan Puasa: Elemen Penting dari Esensi Krusial Ibadah Puasa
Buku Fiqih Thaharah (Bersuci) karya Buya Yahya ini disusun berdasarkan berbagai kitab-kitab yang terpercaya dengan tetap memperhatikan sumber utamanya, yakni al-Qur’an dan Hadits. Buku ini sangat cocok dibaca bagi setiap pemula yang tahu dan belajar lebih banyak ilmu fiqih khususnya tentang thaharah. Sebab, risalah karya Buya Yahya ini sengaja dihadirkan dengan susunan seringkas-ringkasnya. Buku Fiqih… selengkapnya
Rp 60.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan Hadist Jibril. Karena dalam hadist tersebut terjadi dialog antara Baginda Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril. Dalam dialog khusus tersebut Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita tentang tiga pilar agama yang jika ada salah satu… selengkapnya
Rp 56.000Terkadang seorang pelajar bahasa arab akan mendapati sedikit kesulitan dalam mempelajari qoidah ‘adad ma’dud karena pembahasan tersebut tidak terlalu detail ketika disebutkan di sebagian kitab-kitab nahwu khususnya kitab nahwu klasik. Maka kami kumpulkan catatan kecil ini dengan harapan dapat memudahkan para pelajar pemula yang ingin menguasai dasar-dasar qoidah ‘adad ma’dud. Ukuran: 16 cm x 24… selengkapnya
Rp 29.000 Rp 37.700Buku Pengantar Bahasa Arab Para ahli bahasa menyebutkan bahwa maharoh/kemampuan berbahasa ada empat, yaitu (istima’, kalam, qiroah, dan kitabah). Keempatnya harus dipelajari secara berurutan. Maharoh kalam adalah kemampuan berbicara (speaking) untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Buku ini adalah pengantar bagi yang ingin belajar maharom kalam dari tingkat dasar…. selengkapnya
Rp 29.000 Rp 38.000Ilmu nahwu adalah termasuk bagian dari sekian macam bidang ilmu dalam bahasa arab. Tanpanya sebuah susunan kalam tidak akan difahamai dengan benar sebagaimana yang dikatakan oleh al Imam al Imrithi: والنَّحْوُ أَولَى أَوَّلًا أَنْ يُعْلَمَا * إِذِ الكَلَامُ دُونَهُ لَنْ يُفْهَمَا “ilmu nahwu lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu Karena sebuah kalam bahasa arab tanpanya… selengkapnya
Rp 72.000 Rp 93.600Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Buya Yahya Tebal buku: xiii+124 Dakwah mempunyai makna mengajak diri dan orang lain kepada kebaikan, menjauhkan diri dan orang lain dari kemungkaran serta melestarikan semesta lalu menjaganya dari kerusakan. Semua dari kita yang merasa umat Rasulullah Saw harus bisa mengambil bagian dari tugas dakwah ini. Siapa pun kita, yang kaya, miskin,… selengkapnya
*Harga Hubungi CSPustaka Al-Bahjah, Cirebon – Hari ini merupakan puncak acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang bertajuk Maulid dan Silaturahmi Akbar... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Bulan Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah dan pintu gerbang memasuki bulan suci Ramadan. Bulan Sya’ban merupakan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Saat ini kita semua tengah memasuki bulan Rajab. Ketika beberapa saat sebelum memasuki bulan Rajab ini,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Manusia diberi nikmat oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala dengan waktu yang begitu panjang dalam satu harinya, yakni... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita melihat berbagai macam perkumpulan yang terjadi di dalam masjid. Beberapa di... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Setelah menjalankan puasa di bulan Ramadan, kemudian kita masuk pada bulan Syawal. Ramadan sering disebut sebagai bulan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam ceramah yang dibawakan oleh Buya Yahya di acara Uswatun Hasanah, beliau menegaskan berbuat baik kepada orang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Mesin cuci merupakan salah satu alat yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk membersihkan pakaian.... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Orang yang sudah mengikrarkan dirinya beriman secara otomatis akan mudah untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Ia juga akan secara... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.