
● online
Mengaplikasikan Makna Transendental Al-Qur’an bagi Pemuda pada Era Digital
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Al-Qur’an adalah firman Allah yang berisi berbagai macam persoalan yang dialami manusia. Baik itu berupa masalah kehidupan, kemiskinan, dan lain sebagainya. Pada posisi ini, Al-Qur’an sebagai petunjuk memberikan solusi terhadap manusia untuk menghadapi masalahnya serta mengarahkan manusia ke satu cara hidup tertentu. Memang benar, Al-Qur’an telah final secara cakupan ayatnya. Benar pula bahwa Al-Qur’an telah disistematisasi dan diatur kerangka ayatnya hingga menjadi satu versi yang baku. Hal itu senada dengan firman Allah Swt dalam surat Al-Isra: 115:
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya:
“Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al Isra: 115)
Akan tetapi kebutuhan umat manusia, khususnya bagi kaum pemuda belum tersahuti hanya dengan sistematisasi, percetakan, dan pendistribusian saja. Maka ada kebutuhan mendasar lagi yaitu untuk menangkap pesan atau hikmah serta isi petunjuk dari Al-Qur’an secara persis, terperinci, dan komprehensif.
Dengan adanya fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk itulah yang membedakan Al-Qur’an dengan filsafat, karena Al-Qur’an adalah kitab yang menjelaskan dan dimudahkan untuk dipahami serta diingat. Sehingga timbal balik yang akan didapatkan oleh manusia dalam memahami isi petunjuk Al-Qur’an adalah menyinari akalnya dan menggerakkan hatinya.
Allah Swt menurunkan Al-Qur’an tiada lain agar makna-maknanya diserap dan rahasia-rahasianya diketahui oleh manusia. Salah satu isi penting yang dapat kita temukan di Al-Qur’an adalah Allah Swt menciptakan manusia supaya menjadi khalifah di bumi. Dari sinilah muncul pertanyaan bagaimana memajukan harkat dan martabat manusia dalam rangka mengemban khalifah di muka bumi ini? Suatu pertanyaan mendasar untuk kita sebagai manusia. Dalam hal ini tentu saja jawabannya tidak lain adalah kaum remaja atau pemuda yang akan meneruskan estafet di masa yang akan datang. Sebagaimana ungkapan pepatah dalam bahasa Arab “Inna fi yadi al-syubban amr al-ummah, wa fi iqdamiha hayataha,” yang artinya sesungguhnya pada tangan pemuda terletak urusan umat ini dan pada kemajuan mereka terletak hidupnya umat ini. Baca buku-buku karya Buya Yahya dan perbaharui pengetahuan Anda setiap harinya. Kunjungi tautan berikut: https://pustakaalbahjah.com/katalog
Tak dapat dipungkiri memang kenyataan itulah yang sedang kita hadapi, terlepas dari berbagai masalah yang sedang ada di negeri tercinta ini. Pada dasarnya sebagaimana di dalam kamus Mu’ajamul Arab terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara dua term pemuda dalam kata bahasa arab yaitu antara شاب dan فتى. Penggunaan dan pemilihan kata sangat penting untuk kita telusuri guna mendapatkan kesesuaian makna yang tepat untuk kaum pemuda sehingga mereka dapat meresapi dan menghayati serta merefleksikan apa yang termuat di dalam kata tersebut.
Kata فتى ternyata lebih kompleks maknanya daripada kata شاب, di dalam kata yang pertama mengandung arti bahwa pemuda yang permulaan masa remajanya di antara مراهقة (masa puber) dan رجولة (kedewasaan) sedangkan شاب artinya seseorang yang sudah baligh, akan tetapi belum mempunyai karakter kedewasaan. Oleh karena itulah Al-Qur’an menggunakan kata fataa di dalam beberapa ayatnya. Di sinilah makna transendental dibutuhkan, untuk menginterpretasikan di kehidupan manusia, khususnya bagi kaum remaja.
Makna transendental yang dimaksud adalah suatu kategori yang bersifat abstrak yang memiliki aspek kerohanian dan spiritual. Disadari atau tidak, secara alamiah manusia dalam tinjauan kasus ini remaja sentralnya mendekati apa yang baik dan menghindari apa yang buruk bagi mereka. Telaah ini mengasumsikan integrasi gerak di masa yang akan datang, bagaimana menurut pandangan Al-Qur’an bagi remaja dalam melihat kenyataan di era digital ini.
Solusi yang dianjurkan oleh Al-Qur’an di antaranya ialah tafaqquh fiddin (bersungguh-sungguh di dalam agama). Suatu problem fundamental yang sedang dialami oleh kaum remaja. Arus globalisasi dan masyarakat agrikultural membuat para remaja seakan menganggap belajar agama sebagai yang kolot dan kuno. Padahal di era serba digital ini, kekhawatiran muncul dengan banyaknya distorsi di dalam konten digital. Dalam konteks ini, Nabi sudah memprediksi dengan sabdanya yang berbunyi antum a’lamu bisyuuni dunyakum (kalian lebih tahu tentang urusan/perkara dunia kalian). Maka untuk mencegah pendistorsian di era digital ini perlu adanya spiritual dan mengaplikasikan makna transendental dalam tafaqquh fiddin yang harus dimasukkan dalam era digital berupa mengisi medsos dengan ajaran Al-Qur’an yang sesuai kaidahnya.
Ini penting diimplementasikan mengingat kita sudah tidak hidup di era Nabi yang mana jika dahulu para sahabat menghadapi musuh demi memperjuangkan agama, maka tugas kita sekarang bagaimana caranya agar Al-Qur’an tetap eksis dan dilestarikan sampai hari kiamat nanti. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. At Taubah ayat 122:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ
Artinya:
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.
Tafsir Ringkas Kemenag RI
Dalam asbabun nuzul-nya yang dijelaskan pada kitab Tafsir Jalalain, bahwa Nabi sebetulnya ingin semua masyarakat berperang bersama Nabi. Akan tetapi hal itu tidak dianjurkan dan seyogianya ada suatu kelompok yang tetap tinggal. Mengingat adanya masyarakat Badui yang membutuhkan ilmu agama. Menurut qoidah ulumul quran terdapat kaidah yang berbunyi al ibrah bikhusul lafdhi la biumumil lafdhi (ibrah dengan kekhususan lafadz bukan keumuman lafadz). Dengan menggunakan kaidah tersebut sangat memungkan bila yang dimaksud kelompok tersebut adalah para cendekiawan dan sebagian golongan remaja. Atas dasar itu seberapa besar usaha kita sebagai kaum remaja dapat memantaskan diri untuk menjadi golongan tersebut dan mengupayakan di era digital ini.
Penulis: Rohmat Yazid Nashiruddin
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Hasan Asari, MA, Esai-Esai Religiositas Umat, edisi revisi. (Medan: Perdana Publihing, 2020) hal. 13
Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi dengan Al Quran/Penerjemah: Kathur Suhardi, edisi Indonesia (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2000.) hal. 39-40
Arie Sukma Jaya, Integrasi Gerak Transendeal-Mekanis Mengapa Gerak Ada. (Rasi Terbit: 2020) hal.95
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan .
Mengaplikasikan Makna Transendental Al-Qur’an bagi Pemuda pada Era Digital
Buku Fiqih Bepergian karya Buya Yahya menghadirkan masalah umum yang sering dihadapi oleh kaum muslim dalam menjaga kualitas dan waktu shalat saat sedang bepergian. Buya Yahya memberikan penjelasan tentang kondisi-kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan shalat, seperti perbedaan zona waktu, keterbatasan ruang, susahnya mencari tempat wudhu, dan lain sebagainya. Buku ini memberikan solusi-solusi praktis yang… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 43.000Buku ini berisikan terjemahan kosa kata bahasa arab beserta latihan-latihannya yang semoga bisa memudahkan para pelajar atau pecinta bahasa arab untuk mempelajari dasar-dasar bahasa arab sehingga mereka mampu mempraktekkan dalam percakapan sehari-hari. ukuran: 17 cm x 25 cm (B5) Kertas Isi: Bookpaper Hitam Putih Sampul: Soft Cover, Laminasi Dof, Spot UV Emboss Jilid: Lem Panas… selengkapnya
Rp 40.000 Rp 52.000Buku Fiqih Shalat karya Buya Yahya ini berisi pedoman lengkap mengenai hukum fiqih dan tata cara dalam menjalankan ibadah shalat. Sehingga dengan membaca buku ini kita akan mendapatkan pemahaman yang benar mengenai shalat sesuai dengan ajaran Rasulillah Saw. Buya Yahya menghadirkan risalah ini dengan susunan seringkas-ringkasnya. Hal ini dilakukan demi kemudahan para pembaca untuk belajar… selengkapnya
Rp 59.000Shalat berjamaah sudah menjadi pelaksaan rutin yang dilaksanakan oleh kaum muslimin. Maka sungguh disayangkan jika tidak mendapatkan pahala yang sempurna. Oleh karena itu, menurut Buya Yahya target kita bukanlah sekadar bisa dan sah dalam melaksanakan shalat berjamaah saja. Akan tetapi, bagaimana agar kita dapat melaksanakan shalat berjamaah dengan benar dan sempurna untuk mendapatkan pahala yang… selengkapnya
Rp 55.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Maulid Johansyah, M.Pd. Tebal buku: xi+138 Buku saku Kosa Kata (Almufrodat) Sehari-Hari ini merupakan pelengkap untuk buku Pengantar Belajar Bahasa Arab yang menjelaskan secara singkat tentang qoidah-qoidah dasar. Kosa kata (Almufrodat) disebutkan oleh para pakar bahasa sebagai salah satu unsur dalam belajar bahasa Arab selain qoidah. Tanpanya bagaimana mungkin seseorang dapat… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 29.900Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 49.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Teknologi digital telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Pesantren, yang sejak dulu menjadi tempat utama... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Hari ini merupakan puncak acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang bertajuk Maulid dan Silaturahmi Akbar... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Penyelenggaraan maulid dan silaturahmi akbar di LPD Al-Bahjah, Cirebon tinggal tiga hari lagi. sebagai upaya untuk... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Manusia adalah tempatnya salah dan dosa, tiada seorangpun manusia di dunia ini yang luput dari kesalahan... selengkapnya
Dari Kuningan Menuju Yaman PUSTAKA AL-BAHJAH-INSPIRASI- Ijaz Ahmad Jawahirulhaq, seorang santri STAIBA (Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Bahjah) angkatan pertama, berbagi... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Kamu pernah merasa tidak cukup baik, tidak cukup cantik dan tampan, atau tidak cukup pintar? Jangan khawatir,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Rabu 6 Jumadil Ula 1444 H atau bertepatan dengan 30 November 2022, Guru Mulia Sayyidi Syeikh... selengkapnya
Rapat Koordinasi (Bahu-Membahu dengan Segala Potensi Diri untuk Nabi yang Dicintai) PUSTAKA AL-BAHJAH-FLASH BACK-Sebuah kegiatan akbar yang sangat ditunggu-tunggu, yaitu... selengkapnya
Sebentar lagi umat islam di Indonesia melaksanakan ibadah Qurban. Tapi sayang masih banyak hewan qurban yg di potong tidak sesuai... selengkapnya
DOA AKHIR TAHUN بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اللّٰهُمَّ لَكَ الْـحَمْدُ أنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، ولَكَ الْحـَمْدُ لَكَ مُلْكُ... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.