
● online
Tafsir Surat Al-Kautsar Ayat 1-2: Perspektif Ulama Klasik hingga Kontemporer
Pendahuluan
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan istimewa dalam Islam, di mana terdapat dua ibadah utama yang hanya bisa dilakukan pada bulan ini, yaitu haji dan kurban. Ibadah kurban memiliki makna mendalam karena melibatkan berbagi dengan sesama. Di antara surat yang membicarakan persoalan kurban adalah surat Al-Kautsar, yang terkenal dan mudah dihafal. Artikel ini akan membahas tafsir surat Al-Kautsar ayat 1-2 dari perspektif ulama klasik dan kontemporer.
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ١ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ ٣
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah! Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (Q.S. Al-Kautsar 1-3)
Status Surat Makkiyah atau Madaniyyah dan Penamaannya
Para ulama berbeda pendapat tentang apakah surat ini termasuk golongan Makkiyah atau Madaniyyah. Pendapat yang lebih terkenal dan diterima oleh jumhur ulama adalah bahwa surat ini termasuk golongan Makkiyah. Namun, beberapa ulama seperti Imam Hasan, Imam Ikrimah, Imam Qatadah, dan Imam Ibnu Katsir berpendapat bahwa surat ini termasuk golongan Madaniyyah. Surat ini dinamakan Al-Kautsar karena dimulai dengan firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam tentang banyaknya kebaikan yang diberikan kepada beliau di dunia dan akhirat, termasuk sungai Al-Kautsar di surga.
Kandungan Surat Al-Kautsar
Dijelaskan dalam Tafsir Al-Munir bahwa surat ini mempunyai tiga kandungan utama:
- Karunia Allah kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. Surat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam dianugerahi banyak kebaikan di dunia dan akhirat, termasuk sungai Al-Kautsar di surga, meskipun makna sungai ini masih diperdebatkan di kalangan mufassir.
- Perintah untuk shalat dan kurban. Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam dan umatnya diperintahkan melaksanakan shalat dengan ikhlas dan menyembelih hewan kurban sebagai wujud syukur kepada Allah.
- Kabar gembira untuk Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. Surat ini memberikan kabar gembira kepada Rasulullah tentang kemenangan atas musuh-musuhnya, yang akan merugi dan terhina di dunia serta akhirat.
Sebab Turunnya Ayat
Imam al-Suyuthi menyebutkan beberapa riwayat yang menjelaskan sebab turunnya ayat ini, salah satunya adalah ketika kaum Quraisy mengolok-olok Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam karena kehilangan putra-putranya. Allah Subhanallahu wa Ta’ala menurunkan ayat ini sebagai penghiburan dan penegasan bahwa musuh-musuh Nabi adalah yang sebenarnya terputus dari kebaikan.
Prof. Dr. Wahbah al-Zuhayliy menyimpulkan bahwa surat ini turun karena kaum Quraisy meremehkan Nabi Salallahu Alaihi Wassalam dan pengikutnya, serta bersukacita atas cobaan yang menimpa kaum mukminin. Surat ini memberitahukan bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam kuat, akan selalu ditolong, dan kepergian putra-putranya tidak melemahkannya. Sebaliknya, orang-orang yang membenci beliau adalah yang terputus dari kebaikan dan tidak akan dikenang.
Tafsir Per-Ayat Surah Al-Kautsar
Ayat ke-1: Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.
Imam Ibnu Jarir al-Thabariy menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang maksud kata “Al-Kautsar“:
- Sungai di surga: Banyak ulama menafsirkan Al-Kautsar sebagai nama sungai di surga yang diperuntukkan kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. Pendapat ini didukung oleh 15 riwayat, termasuk riwayat dari Ibnu Abi Suraij dan Anas Ibnu Malik yang mengatakan bahwa Nabi Salallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Al-Kautsar adalah sebuah sungai di surga.”
- Nikmat yang banyak: Sebagian ulama menafsirkan Al-Kautsar sebagai nikmat/kebaikan yang banyak. Pendapat ini merujuk kepada 18 riwayat, termasuk dari Sa’id bin Jubair yang mengatakan bahwa Al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak. Nikmat ini termasuk kenabian, Al-Qur’an, dan Islam.
- Telaga di surga: Ada juga yang menafsirkan Al-Kautsar sebagai telaga yang diberikan kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam di surga. Pendapat ini didukung oleh 2 riwayat, termasuk dari Abu Kuraib yang mengatakan bahwa Al-Kautsar adalah telaga di surga yang diberikan kepada Rasulullah.
Imam Ibnu Jarir memilih pendapat pertama, yaitu Al-Kautsar adalah sungai di surga. Pendapat ini juga didukung oleh Ibnu Katsir yang menyebutkan riwayat dari Imam Ahmad bahwa Nabi Salallahu Alaihi Wassalam berkata,
دَخلت الجنة فإذا أنا بنهر حافتاه خيام اللؤلو فضربت بيدي إلى مايجري فيه الماء فإذا مسك أذفر، قلت: ماهذا جبريل؟ قال: هذا الكوثر الذي أعطاكه الله
Artinya:
“Aku masuk surga dan ternyata aku sudah berada di sungai yang kedua sisinya dipenuhi oleh kemah-kemah mutiara. Kemudian aku memukul dengan tanganku kepada tempat mengalir air, ternyata ia adalah minyak adzfar. Lalu kutanyakan: ‘Apa ini, wahai Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Itu adalah Al-Kautsar yang diberikan kepadamu oleh Allah.”
Kemudian, dalam Tafsir Al-Misbah disebutkan bahwa Al-Kautsar adalah kebajikan yang banyak, yang meliputi segala bentuk kebaikan yang diberikan kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam.
Ayat ke-2: Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!
Para mufassir berbeda pendapat tentang maksud dari perintah ini:
- Memelihara shalat fardhu: Beberapa ulama berpendapat bahwa Allah Subhanallahu wa Ta’ala menganjurkan Nabi untuk senantiasa memelihara shalat fardhu dan melaksanakan pada waktunya.
- Mengangkat tangan saat shalat: Ada yang menafsirkan “berkurbanlah” sebagai mengangkat tangan dalam shalat. Pendapat ini merujuk kepada beberapa riwayat, termasuk dari Abu Ja’far yang menjelaskan bahwa “berkurbanlah” berarti mengangkat tangan ketika bertakbir dalam shalat.
- Menyembelih hewan kurban: Banyak ulama menafsirkan bahwa “berkurbanlah” merujuk pada menyembelih hewan kurban. Pendapat ini didukung oleh riwayat dari Fithr yang mengatakan bahwa “berkurbanlah” berarti menyembelih hewan kurban setelah melaksanakan shalat
- Shalat Iduladha: Ada juga yang menafsirkan ayat ini sebagai perintah untuk melaksanakan salat Iduladha sebelum menyembelih hewan kurban. Pendapat ini didukung oleh riwayat dari Anas bin Malik yang mengatakan bahwa Nabi Salallahu Alaihi Wassalam dahulu menyembelih hewan kurban sebelum shalat, lalu diperintahkan untuk shalat Iduladha terlebih dahulu.
- Murni beribadah kepada Allah: Tafsir lain menekankan pentingnya menjadikan semua ibadah hanya untuk Allah, bukan untuk berhala atau sesembahan lainnya.
Imam Ibnu Jarir menyimpulkan bahwa yang paling tepat adalah menjadikan semua shalat dan kurban murni untuk Allah sebagai ungkapan syukur atas nikmat-Nya yang tak terhingga, termasuk pemberian Al-Kautsar.
Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan mudah dipahami tentang surat Al-Kautsar, serta menambah keimanan dan ketakwaan kita dalam menjalankan ibadah di bulan Dzulhijjah.
Penulis: Ustadz. Moch. Deni Abdul Sho’im, M.Ag.
Referensi:
Buya Yahya, https://pustakaalbahjah.com/blog/keutamaan-dan-amalan-10-hari-bulan-dzulhijjah.
Katsir, Imaduddin Ismail bin Umar bin. Tafsir Ibnu Katsir, diterjemahkan oleh Abdul Ghoffar et al. dari judul Lubâbu al-Tafsîr min Ibnu Katsîr. Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2004.
Suyuthiy, Jalal al-Din. Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur`an, diterjemahkan olehTim Abdul Hayyie dari judul kitab Lubâbu al-Nuqûl Fî Asbâbi al-Nuzûl. Depok: Gema Insani, 2008.
Thabariy, Abu Ja’far Muhammad. Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl Al-Qur`an. Kairo: Maktabah al-Taufiqiyyah, t.th..
Zuhayliy, Wahbah. al–Tafsîr al-Munîr fî al-‘aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaji. Damaskus: Dâr al-Fikr, 2009.
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Tags: haji, klasik, kontemporer, Kurban, qurban, surat al-kautsar, tafsir, ulama
Tafsir Surat Al-Kautsar Ayat 1-2: Perspektif Ulama Klasik hingga Kontemporer
Buku “Sam’iyyat” karya Buya Yahya penting untuk kita memiliki sebagai buku pegangan dalam memiliki keyakinan yang benar. Dengan keyakinan yang benar maka kualitas keimanan seseorang akan semakin kuat. Mengimani sesuatu yang ghaib berdasarkan yang kita dengar tanpa melibatkan akal di dalamnya memerlukan upaya yang pelik. Namun dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan dilengkapi dengan cara… selengkapnya
Rp 59.000 Rp 69.000Buku Fiqih Bepergian karya Buya Yahya menghadirkan masalah umum yang sering dihadapi oleh kaum muslim dalam menjaga kualitas dan waktu shalat saat sedang bepergian. Buya Yahya memberikan penjelasan tentang kondisi-kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan shalat, seperti perbedaan zona waktu, keterbatasan ruang, susahnya mencari tempat wudhu, dan lain sebagainya. Buku ini memberikan solusi-solusi praktis yang… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 43.000Buku Fiqih Jenazah karya Buya Yahya adalah sebuah karya yang membahas secara komprehensif tentang tata cara dan hukum-hukum yang berkaitan dengan jenazah dalam agama Islam. Buku ini memberikan pemahaman mendalam, termasuk tuntutan sebelum seseorang meninggal, hingga pada proses pengurusan jenazah, memandikan jenazah, mengkafani jenazah, pelaksanaan shalat jenazah, penguburan jenazah sampai takziah. Buya Yahya juga menjelaskan… selengkapnya
Rp 58.000Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang dilengkapi dengan ketentuan mengenai cara serta waktu bersuci. Semuanya dipaparkan dalam buku ini dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Karena permasalahan ini sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam ibadah, seperti shalat, puasa, thawaf, dan lain-lain. Maka… selengkapnya
Rp 149.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Buku Fiqih Shalat karya Buya Yahya ini berisi pedoman lengkap mengenai hukum fiqih dan tata cara dalam menjalankan ibadah shalat. Sehingga dengan membaca buku ini kita akan mendapatkan pemahaman yang benar mengenai shalat sesuai dengan ajaran Rasulillah Saw. Buya Yahya menghadirkan risalah ini dengan susunan seringkas-ringkasnya. Hal ini dilakukan demi kemudahan para pembaca untuk belajar… selengkapnya
Rp 59.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku ini memberikan panduan mudah bagi setiap muslim dalam merencanakan program amalan di bulan Ramadan. Dengan penjelasan yang sederhana dan praktis Buya Yahya mengupas tuntas kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bulan Ramadan dan bagaimana… selengkapnya
Rp 115.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Islam memiliki banyak peristiwa penting yang berperan dalam perkembangan agama, salah satunya peristiwa Isra’ Mi’raj. Pada malam... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita melihat berbagai macam perkumpulan yang terjadi di dalam masjid. Beberapa di... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Indonesia akan menghadapi pemilihan umum (pemilu) pada tahun 2024 mendatang. Pemilu sendiri merupakan sarana bagi rakyat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Kemeriahan rangkaian maulid dan silaturahmi akbar Al-Bahjah 1444 H kian terasa menjelang hari puncak, besok Ahad,02... selengkapnya
Sumber gambar: https://minanews.net/jenis-juru-dakwah/ Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Tanda ketulusan hati seorang Muslim adalah ketika merindukan saudara-saudaranya yang belum melakukan kebaikan, agar... selengkapnya
Islam sebagai agama yang sempurna, sejak awal telah mendeklarasikan hak-hak wanita secara sempurna pula. Sejak saat itu, wanita muslimah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan Dzulhijjah. Pada bulan ini terdapat ibadah agung yang disyariatkan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Komunikasi harus senantiasa dilakukan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Karena tidak sedikit permasalahan berawal dari buruknya komunikasi... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pembahasan mengenai perempuan dan cinta tidak bisa dipisahkan, keduanya seperti saudara kembar. Artinya, memiliki kesamaan antara satu... selengkapnya
Dalam rangka mewujudkan visi Al-Bahjah untuk membangun masyarakat berakhlak mulia, bersendikan Al-Qur’an dan Sunnah, LPD Al-Bahjah terus melebarkan sayap perjuangan... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.