● online
Manajemen Waktu ala Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazalie

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Manusia diberi nikmat oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala dengan waktu yang begitu panjang dalam satu harinya, yakni 24 jam. Dalam jangka waktu 24 jam ini ada seseorang yang memanfaatkannya dengan baik, ada juga seseorang yang menyia-nyiakannya untuk hal yang tidak bermanfaat. Mengutip dari firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala dalam surah Al-Ashr:
وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ
Artinya:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.”
Al-Imam Al-Ghazalie menjelaskan di dalam kitabnya Bidayatul Hidayah tentang cara mengatur waktu seseorang dalam waktu 24 jam. Beliau menjelaskan, “Upayakanlah bangun sebelum terbit fajar yakni sebelum subuh, agar kamu memperoleh keutamaan yang besar, yaitu mengerjakan shalat di awal waktu.”
Setelah seseorang melaksanakan shalat subuh tepat waktu, ia masih memiliki waktu luang dalam 4 kondisi:
Kondisi pertama. Yaitu jika kamu seorang alim (guru) maka pergunakanlah waktumu dan ilmumu agar bermanfaat kepada orang-orang. Misalnya memberi fatwa, mengajar, menulis, mempelajari dan menelaah buku.
Lain halnya apabila kamu seorang pelajar, maka pergunakanlah waktumu untuk mencari ilmu yang berguna untuk agamamu ke tempat orang alim agar ia menularkan ilmunya atau menuliskan karyanya. Kalau kamu bukan seorang pelajar, kamu tetap harus berupaya menjadi seorang alim. Bahkan jika kamu masih termasuk golongan awam, kehadiran kamu di majelis taklim lebih utama daripada kamu menyibukkan dengan wirid-wirid dan ibadah sunah.
Kondisi kedua. Apabila kamu tidak memperoleh ilmu yang bermanfaat dalam agama, baik mengajar maupun belajar, maka sibukkanlah dirimu dengan berbagai macam ibadah seperti dzikir, tasbih, membaca Al-Qur’an, dan shalat. Sebab, menyibukkan diri dengan berbagai macam ibadah termasuk derajat para ahli ibadah, yaitu orang-orang yang memfokuskan diri untuk ibadah, perilaku orang-orang saleh sehingga jadilah kamu orang yang beruntung.
Kondisi ketiga. Kamu juga bisa menyibukkan diri dengan sesuatu yang membawa kebaikan bagi kaum muslimin dan menyenangkan hati kaum mukmin. Salah satu caranya adalah dengan melayani kebutuhan mereka dan bantulah mereka dalam kebajikan dan ketakwaan. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Amalan yang paling utama adalah memberikan kegembiraan ke hati orang-orang mukmin.”
Kondisi keempat. Apabila kamu tidak mampu menempati 3 kondisi yang telah disebutkan, maka bekerjalah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhanmu, keluargamu, dan orang-orang yang berada dalam tanggunganmu. Bekerja mencari nafkah untuk keluarga dengan tidak lupa berdzikir kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala, bersedekah dari kelebihan hasil yang kamu dapatkan, maka hal itu lebih baik daripada dzikir. Karena, ibadah yang dampaknya ikut dirasakan orang lain lebih bermanfaat daripada yang berdampak pada diri sendiri.
Tidak ada kondisi kelima yang disebut oleh Imam Al-Ghazalie, dikarenakan orang yang tidak melakukan empat kondisi tersebut berarti ia golongan orang-orang yang merugi seperti yang disebutkan dalam surat Al-Ashr.
Jika waktu maghrib sudah tiba, biasanya seseorang telah usai melaksanakan seluruh aktivitasnya. Maka jangan sia-siakan waktu yang hanya sekitar 30 menit itu, maghrib hingga isya dengan bermain, melihat TV/handphone, atau kegiatan lain selain ibadah. Imam Al-Ghazalie berkata, “Siapa yang beriktikaf di dalam masjid antara maghrib dan isya dengan mengerjakan shalat sunah atau membaca Al-Qur’an, maka Allah Subhanallahu wa Ta’ala akan membangunkan untuknya 2 istana di surga.” Dan juga beliau menjelaskan ruginya seseorang yang membuang-buang waktu untuk bermain maupun tidur.
Oleh karena itu, dalam satu hari satu malam ada 24 jam, maka janganlah kamu gunakan waktu kamu tidur siang dan malam lebih dari 8 jam. Seandainya kamu berumur 60 tahun, kamu telah menyia-nyiakan 20 tahun atau sepertiga dari umurmu hanya untuk tidur. Ataupun bermain, melakukan pekerjaan yang tidak ada manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Setelah seseorang shalat isya berjamaah, Imam Al-Ghazalie melanjutkan penjelasannya, “Sibukkanlah dirimu dengan belajar atau membaca kitab. Karena waktu itu, suasana masih hening dan otak masih jernih. Jangan habiskan waktu kamu untuk bercanda. Karena bercanda, tidak ada manfaatnya. Jangan pula menghabiskan waktu untuk main-main, tapi pergunakanlah waktu untuk sesuatu yang bermanfaat untuk ibadah, belajar, menelaah kitab, atau memenuhi kebutuhan orang lain. Maka dengan hal-hal yang bermanfaat itulah, seyogianya kamu menutup aktivitas kamu sebelum tidur, sebab amal-amal itu adalah tergantung pada akhirnya. Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam bersabda:
إنما الأعمال بالخواتيم
Artinya:
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada akhirnya”
Penulis: Muhammad Tis Asuh Sobirin
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Manajemen Waktu ala Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazalie
Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan Hadist Jibril. Karena dalam hadist tersebut terjadi dialog antara Baginda Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril. Dalam dialog khusus tersebut Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita tentang tiga pilar agama yang jika ada salah satu… selengkapnya
Rp 56.000Buku “Sam’iyyat” karya Buya Yahya penting untuk kita memiliki sebagai buku pegangan dalam memiliki keyakinan yang benar. Dengan keyakinan yang benar maka kualitas keimanan seseorang akan semakin kuat. Mengimani sesuatu yang ghaib berdasarkan yang kita dengar tanpa melibatkan akal di dalamnya memerlukan upaya yang pelik. Namun dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan dilengkapi dengan cara… selengkapnya
Rp 59.000 Rp 69.000Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku ini memberikan panduan mudah bagi setiap muslim dalam merencanakan program amalan di bulan Ramadan. Dengan penjelasan yang sederhana dan praktis Buya Yahya mengupas tuntas kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bulan Ramadan dan bagaimana… selengkapnya
Rp 115.000FIQIH PRAKTIS SHALAT BERJAMAAH KARYA BUYA YAHYA Buku ini membahas tentang pentingnya dan tata cara melaksanakan shalat berjamaah, yaitu shalat yang dilakukan bersama-sama oleh sekelompok Muslim. Dalam buku ini, Buya Yahya mengupas secara mendalam mengenai tatacara shalat berjamaah. Mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya. Buya Yahya membahas tentang adab-adab dan tata tertib dalam shalat berjamaah, seperti… selengkapnya
Rp 65.000Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 49.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Ilmu nahwu adalah termasuk bagian dari sekian macam bidang ilmu dalam bahasa arab. Tanpanya sebuah susunan kalam tidak akan difahamai dengan benar sebagaimana yang dikatakan oleh al Imam al Imrithi: والنَّحْوُ أَولَى أَوَّلًا أَنْ يُعْلَمَا * إِذِ الكَلَامُ دُونَهُ لَنْ يُفْهَمَا “ilmu nahwu lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu Karena sebuah kalam bahasa arab tanpanya… selengkapnya
Rp 72.000 Rp 93.600Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Buya Yahya Tebal buku: xiii+124 Dakwah mempunyai makna mengajak diri dan orang lain kepada kebaikan, menjauhkan diri dan orang lain dari kemungkaran serta melestarikan semesta lalu menjaganya dari kerusakan. Semua dari kita yang merasa umat Rasulullah Saw harus bisa mengambil bagian dari tugas dakwah ini. Siapa pun kita, yang kaya, miskin,… selengkapnya
*Harga Hubungi CSPustaka Al-Bahjah, Cirebon – Setiap rumah tangga pasti pernah mengalami permasalahan, sebab manusia adalah mahluk yang memiliki hawa nafsu sehingga... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Niat jangan dientengkan apa lagi disepelekan. Sebab, niat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam melakukan apa pun,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Buku “Oase Iman: Refleksi Problematika Umat” merupakan salah satu buku terbaru karya Buya Yahya. Tidak seperti... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Adanya percekcokan dalam rumah tangga memang bikin hati perih. Tak sedikit pasangan yang mendapati kesulitan dalam membangun... selengkapnya
Tandzif, Bukti Cinta Santri Al-Bahjah kepada Pondok PUSTAKA AL-BAHJAH-SERBA-SERBI SANTRI-Tandzif atau dalam bahasa Indonesia berarti bersih-bersih merupakan kegiatan yang rutin... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Hubungan yang sehat dalam pernikahan adalah ketika pasangan saling mendukung, menghargai, dan memahami satu sama lain serta... selengkapnya
Bijak dalam Bertindak (Utamakan Klarifikasi, Kesampingkan Emosi) Oleh: Admin 2 Disadur dari ceramah Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon) PUSTAKA... selengkapnya
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sahabat Infaq Center Al-Bahjah ☺ Semoga Bapak/Ibu/Saudara/Saudari selalu dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Krisis karakter yang melanda generasi muda saat ini menjadi salah satu tantangan besar dalam dunia pendidikan. Kemajuan teknologi... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Pertumbuhan dunia teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengharuskan berbagai aspek melakukan penyesuaian, mulai dari regulasi, konten, dan tata... selengkapnya

Saat ini belum tersedia komentar.