
● online
Bala Tentara Allah Datang di Saat yang Tepat (Cerpen)
Sang surya mulai menampakkan sinarnya pertanda hari mulai merangkak siang. Teguh duduk termangu di teras rumahnya. Matanya mendelik ke arah barang yang sudah selesai ia perbaiki. Barang-barang itu telah tertata rapi; kipas angin, setrika, penanak nasi, dan sebuah pompa air. Harapannya menggumpal, agar pemiliknya segera mengambil barang-barangnya. Dengan upah hasil keringatnya itu setidaknya dapat memenuhi kebutuhan dapurnya barang sehari dua hari ke depan, karena beberapa hari ini keperluannya kian membumbung, banyak yang harus dibeli dan dibayarkan; susu formula si kecil tinggal sedikit, stok berasnya kian menipis, belum lagi tagihan listrik dan air PAM yang harus segera dibayarkan karena sudah jatuh tempo. Menjadi bayangan hitam saban waktu yang berkelebat menyesaki alam bawah sadarnya. Namun, apalah daya yang bisa dilakukan hanyalah menghela napas panjang sambil menyeruput secangkir kopi pahit sebagai peredam kegalauan.
Pekerjaan yang bisa ia andalkan sekarang adalah sebagai tukang servis setelah lepas dari buruh pabrik yang sudah ia geluti bertahun-tahun. Keuangan perusahaan menurun drastis sehingga berakibat fatal pada nasib-nasib karyawannya. Manajemen perusahaan harus mengambil sikap untuk mengurangi biaya operasional yang sedang di ambang kebangkrutan dengan cara pengurangan karyawan secara besar-besaran. Kondisi terpuruk itu lantas tidak membuatnya berpangku tangan karena hidup mesti terus berjalan. Apa lagi sebagai seorang kepala rumah tangga yang harus terus menghidupi tanggungannya.
Berawal dari keterpaksaan memperbaiki perabot rumah yang rusak, membuat otaknya terus berpikir cepat dan kreatif mencoba hal-hal yang baru. Rasa-rasanya hal yang benar jika ide-ide brilian itu muncul ketika seseorang terdesak. Pola pikirnya makin terasah. Ia belajar hanya bermodalkan otodidak. Namun berkat ketelatenan dan keuletannya itu berbuah manis yang menjadi ladang cuan penopang hidup. Bermula dari rasa iseng-iseng beralih kesengsem.
Pada awal mulanya buntu tak menemukan ide. Lantas iseng-iseng buka gadget melihat streaming orang-orang teknisi, menyimak dengan saksama kemudian mempraktikkan apa yang telah dilihatnya. Kegagalan tak kurang hinggap tapi tidak membuatnya patah arang. Justru membuatnya semakin penasaran dengan gigih untuk mewujudkan keinginannya.
Bukannya ia tidak memikirkan tentang mendirikan usaha atau berbisnis. Namun, merintis lahan usaha bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan kesabaran dan konsistensi. Oleh karena itu ia jalani mengalir saja seperti air. Ia enggan meminjam kredit ke lembaga keuangan karena takut tidak bisa mengangsur. Teguh hanya bisa menyisihkan upah untuk membeli alat-alat bengkel tergantung sisa penghasilannya. Secara sadar ia memahami keterbatasan keterampilannya, oleh karena itu sebagai upaya mengantisipasi kegagalan ia menjalin kerja sama dengan teman-teman seprofesi, manakala ada hambatan dalam pekerjaannya ia tetap bisa menerima order walau dengan bantuan orang lain.
Beruntung rumah tempat tinggalnya yang berhasil ia beli dari uang pesangon semasa di pabrik berada dekat dengan jalan, sehingga orang yang melintasi jalan dapat mengetahui keberadaannya. Pahit manis asam garam pernah ia cicipi. Pernah suatu ketika ia menghabiskan waktu seharian memperbaiki televisi. Namun ia tidak mengantongi uang sepeser pun karena pelanggan tiba-tiba membatalkannya. Di lain kesempatan, barang yang sudah ia perbaiki dikembalikan lagi karena mati. Dengan sukarela ia pun memperbaikinya kembali. Namun setelah pulih pemiliknya ogah memberi uang tambahan dengan alasan masih garansi. Padahal kerusakannya jelas beda dengan di awal, tentu hal itu sangat menguji kesabarannya. Ia menyadari setiap order yang masuk belum tentu menghasilkan uang, karena sudah menjadi risiko bila barangnya tidak dibayar. Di satu sisi dapurnya harus tetap mengepul hingga akhirnya dengan terpaksa istrinya harus mengutang dulu di warung tetangga. Untung tetangganya adalah orang baik yang memahami kondisinya.
Kopi hitamnya sudah surut setengahnya, namun pelanggan yang ditunggu belum juga datang. Teguh hendak beranjak dari tempat duduk, tiba-tiba sepeda motor berhenti memanggil namanya.
“Mas Teguh!” teriaknya
“Ya pak! Gimana? Teguh menoleh.
“Mau minta tolong benerin jet pam di kos-kosan, dari kemarin airnya ga keluar!” ujarnya menjelaskan.
“Kasihan anak kos sampe ngungsi mandi!” tambahnya panjang lebar.
“Awalnya kenapa bisa gitu pak?” tanya Teguh kepada Pak Ramlan.
“Ga tau kenapa, siangnya jalan tau-tau pas sore ga nyala!” balas Ramlan menggerakan bahu.
“Bentar ya pak saya siapkan pekakas dulu nanti Saya ke sana!” ucap Teguh sambil menghampiri tas pekakas.
“Iya mas ditunggu yaaa!” Ramlan menutup percakapan.
Tanpa membuang waktu Teguh menyiapkan alat-alat sekomplit mungkin manakala diperlukan. Sesampainya di rumah Ramlan, Ia langsung memeriksa benda yang berada di sudut ruangan.
“Di mana stop kontaknya pak?” tanya Teguh.
“Ada di balik tembok!” jawab Ramlan tangannya menunjuk.
Teguh memeriksa benda tersebut dengan saksama.
“Kalo sambungan kabelnya ke mana ni Pak?” cakapnya lagi.
“Ooooo iya itu ada di atas pian, biar tidak tersandung orang!” tangan Ramlan menunjuk ke atas.
Ramlan memeriksa saluran kabel menggunakan tangga yang ada di dekatnya. Matanya celingukan menyisir komponen kabel memastikan. Terlihat kabel yang putus gumamnya membatin. Segera ia sambung dengan lakban hitam agar tidak mencelakakan orang.
“Sudah, Pak. Silakan dicoba!” tutur Teguh.
Ramlan gegas menekan tombol yang menempel di tembok. Seketika terdengar bunyi “Nguuuuuungggggg…”
“Alhamdulillahhhhhh!” ucap Ramlan spontan.
“Berapa ongkosnya mas?” tanya Ramlan.
“Terserah bapak aja, saya tidak mematok!” balas Teguh seraya mengumpulkan pekakasnya yang berserakan.
Ramlan merogoh kocek lima lembar uang berwarna merah kemudian ia serahkan ke Teguh.
“Ini terlalu banyak, Pak!” Teguh menyodorkan empat lembar uang tersebut namun Ramlan mengangkat tangannya menolak pemberian Teguh.
“Nda papa, Mas. Saya senang dengan kerjaanmu, cepat soalnya!” bibirnya tersenyum.
“Terima kasih semoga Allah membalas kebaikan bapak!” Teguh pamit.
Ramlan menganggukkan kepalanya.
Kegelisahannya luruh seketika. Berganti binar-binar sukacita. Sepanjang jalan pulang Teguh tersenyum bahagia. Mulutnya tak henti-hentinya mengucap rasa syukur. Bulir bening air mata mengalir begitu saja teriring rasa terenyuh yang menyusup. Subhanallah memang bala tentara Allah Swt datang di saat yang tepat gumamnya dalam diam tak hentinya memanjatkan rasa syukur.
Penulis: Wuriyanti
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Bala Tentara Allah Datang di Saat yang Tepat (Cerpen)
Buku Fiqih Thaharah (Bersuci) karya Buya Yahya ini disusun berdasarkan berbagai kitab-kitab yang terpercaya dengan tetap memperhatikan sumber utamanya, yakni al-Qur’an dan Hadits. Buku ini sangat cocok dibaca bagi setiap pemula yang tahu dan belajar lebih banyak ilmu fiqih khususnya tentang thaharah. Sebab, risalah karya Buya Yahya ini sengaja dihadirkan dengan susunan seringkas-ringkasnya. Buku Fiqih… selengkapnya
Rp 60.000Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Maulid Johansyah, M.Pd. Tebal buku: xi+138 Buku saku Kosa Kata (Almufrodat) Sehari-Hari ini merupakan pelengkap untuk buku Pengantar Belajar Bahasa Arab yang menjelaskan secara singkat tentang qoidah-qoidah dasar. Kosa kata (Almufrodat) disebutkan oleh para pakar bahasa sebagai salah satu unsur dalam belajar bahasa Arab selain qoidah. Tanpanya bagaimana mungkin seseorang dapat… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 29.900Buku Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama (IMPPU) Karya Buya Yahya menjelaskan perbedaan keyakinan aqidah dan perbedaan pelaksanaan amalan ibadah-ibadah dalam Islam. Buku ini menghadirkan perbedaan tersebut berdasarkan sudut pandang para ulama secara komparatif. Sehingga segala bentuk perbedaan dan perdebatan yang kerap muncul di masyarakat dapat menjadi salah satu nuansa perbedaan yang harmonis, sehingga ekses negatif… selengkapnya
Rp 89.000Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 49.000FIQIH PRAKTIS SHALAT BERJAMAAH KARYA BUYA YAHYA Buku ini membahas tentang pentingnya dan tata cara melaksanakan shalat berjamaah, yaitu shalat yang dilakukan bersama-sama oleh sekelompok Muslim. Dalam buku ini, Buya Yahya mengupas secara mendalam mengenai tatacara shalat berjamaah. Mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya. Buya Yahya membahas tentang adab-adab dan tata tertib dalam shalat berjamaah, seperti… selengkapnya
Rp 65.000Buku Fiqih Shalat karya Buya Yahya ini berisi pedoman lengkap mengenai hukum fiqih dan tata cara dalam menjalankan ibadah shalat. Sehingga dengan membaca buku ini kita akan mendapatkan pemahaman yang benar mengenai shalat sesuai dengan ajaran Rasulillah Saw. Buya Yahya menghadirkan risalah ini dengan susunan seringkas-ringkasnya. Hal ini dilakukan demi kemudahan para pembaca untuk belajar… selengkapnya
Rp 59.000Buku Fiqih Jenazah karya Buya Yahya adalah sebuah karya yang membahas secara komprehensif tentang tata cara dan hukum-hukum yang berkaitan dengan jenazah dalam agama Islam. Buku ini memberikan pemahaman mendalam, termasuk tuntutan sebelum seseorang meninggal, hingga pada proses pengurusan jenazah, memandikan jenazah, mengkafani jenazah, pelaksanaan shalat jenazah, penguburan jenazah sampai takziah. Buya Yahya juga menjelaskan… selengkapnya
Rp 58.000Buku “Sam’iyyat” karya Buya Yahya penting untuk kita memiliki sebagai buku pegangan dalam memiliki keyakinan yang benar. Dengan keyakinan yang benar maka kualitas keimanan seseorang akan semakin kuat. Mengimani sesuatu yang ghaib berdasarkan yang kita dengar tanpa melibatkan akal di dalamnya memerlukan upaya yang pelik. Namun dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan dilengkapi dengan cara… selengkapnya
Rp 59.000 Rp 69.000Lima Tiang Ada lima tiang Tiang itu berdiri kokoh Kokoh karena selalu dijaga Dijaga dan dilestarikan Tiang... selengkapnya
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Siapa di antara Sahabat Pustaka yang gemar menulis? Ada informasi menarik dari Pustaka Al-Bahjah Kami membuka kesempatan... selengkapnya
Membaca buku adalah kegiatan yang telah ada selama berabad-abad. Sejak ditemukannya tulisan, manusia telah menjadikan membaca sebagai salah satu cara... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam ceramah yang dibawakan oleh Buya Yahya di acara Uswatun Hasanah, beliau menegaskan berbuat baik kepada orang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Bulan Ramadan yang senantiasa dinantikan umat Islam di seluruh dunia akan segera tiba. Bulan suci tersebut menjadi... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Saat hari raya kurban tiba, banyak terjadi salah kaprah diantara tukang sembelih kurban yang menjadikan daging... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Darah haid bisa dikenali dengan mengetahui wawasan umum dan rumus haid. Wawasan umum darah haid sebagaimana sudah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Orang yang berpuasa adalah orang yang sedang berjuang. Ia menahan diri dari makan dan minum dari waktu... selengkapnya
Sujud Saat tangis tak lagi bersuara Saat tangan tak lagi mampu menyeka air mata Saat lisan tak lagi dapat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Sungguh merugi orang yang berpuasa tetapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Puasa tidak hanya melakukan puasa secara... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.