fbpx
Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

CS Pustaka
● online
CS Pustaka
● online
Halo, perkenalkan saya CS Pustaka
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka Setiap Hari pukul 08.00 s.d. pukul 16.00 Hari Besar Islam Tutup
Beranda » Blog » Bahaya Was-Was, dari Masalah Mental hingga Hukuman dari Allah

Bahaya Was-Was, dari Masalah Mental hingga Hukuman dari Allah

Diposting pada 2 Oktober 2024 oleh Redaksi / Dilihat: 81 kali / Kategori:

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Masalah waswas kerap dihadapi banyak orang tanpa pandang bulu. Satu hal yang pasti menurut Imam Al-Ghazali, orang yang terkena waswas tidak merepresentasikan kesempurnaan ilmu. Orang yang waswas dianggap tidak berilmu. Bahkan, bahaya waswas itu mencakup masalah mental hingga hukuman dari Allah Swt.

Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk memahami bahaya waswas sambil terus menyempurnakan ilmu dan pemahaman yang kita miliki. Buya Yahya memaparkan tentang bahaya waswas ini, setidaknya ada 3 bahaya waswas menurut beliau.

  1. Waswas Itu Menular

Bahaya pertama yang harus diwaspadai yaitu penularan waswas. Jika ada satu orang yang dianggap panutan kemudian mengalami waswas, besar kemungkinan penganutnya ikut terkena waswas juga. Buya Yahya menyampaikan,

“Jika orang yang waswas itu adalah orang yang paling pinter, pasti orang yang ilmunya di bawahnya akan terbawa waswas. Karena muridnya selalu dimarahin, ini salah, itu gak sah itu, ini najis, itu gak suci. Akhirnya murid ikut-ikutan.” ujarnya.

  1. Bisa Jadi Waswas Itu Hukuman dari Allah Swt

Buya Yahya menyampaikan, bahwa para ulama mengisyaratkan waswas merupakan penyakit yang dapat mengganggu lahiriah ibadah. Contohnya, dengan adanya waswas, seseorang menjadi tidak nyaman beribadah, bahkan enggan beribadah. Selain itu, Buya mengingatkan bahwa hukuman paling dahsyat sebelum di akhirat adalah susah beribadah dan gampang bermaksiat.

Tanpa disadari, orang yang berteman dengan waswas akan susah beribadah. Karena itu, kita harus takut saat terkena waswas karena bisa menjadikan kita kesusahan dalam beribadah hingga akhirnya tidak beribadah, nauzubillah. Misalnya, saat malam hari hendak melaksanakan shalat malam, tapi ia memiliki kebiasaan di kamar mandi satu jam. Akibatnya besoknya terkena reumatik. Akhirnya ketika ia hendak melaksanakan shalat malam lagi jadi mikir-mikir dan ogah-ogahan. Padahal bukan shalat malamnya yang salah, tetapi kebiasaanya di kamar mandi yang lama.

  1. Waswas Bisa Menjadi Penyakit Mental

Bahaya selanjutnya yang harus kita sadari yaitu waswas yang dialami seseorang mungkin sekali merupakan penyakit mental.  Karena memang waswas sudah mengarah kepada masalah psikologi dan kejiwaan. Sudah banyak pemaparan para ahli psikologi tentang penyakit ini. Waswas jenis penyakit mental ini disebut dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Meski hingga kini para pakar psikologi menyebutkan penyebab waswas penyakit mental belum diketahui secara medis. Akan tetapi yang jelas adalah penyakit ini bisa ditularkan.

Buya Yahya menyarankan agar pengidap penyakit waswas jangan ragu untuk datang kepada psikolog. Dan jangan gengsi, buanglah jauh-jauh pemikiran bahwa orang yang datang ke psikolog adalah orang gila. Padahal psikologi adalah orang yang ahlinya dalam bidang mental. Sebaliknya, sadari bahwa waswas itu penyakit yang membutuhkan obat.

Tip Melawan Waswas

Yuk kita simak bersama beberapa tip yang disampaikan Buya Yahya untuk menghadapi waswas.

  1. Menyadari Bahwa Waswas Adalah Bentuk Kebodohan dan Penyakit

Tip pertama yang efektif untuk melawan waswas adalah dengan menyadari sekaligus memahami bahwa itu merupakan bentuk kebodohan dan penyakit. Alasan waswas harus diyakini sebagai bentuk kebodohan karena waswas itu sendiri meragukan hal yang benar dan nyata. Bagaimana tidak, orang yang sudah berwudhu dengan sempurna misalnya, ia masih saja berpikir bahwa wudhunya tidak sempurna hingga mengulang-ulang wudhu. Itu semata-mata terjadi karena dia tidak yakin terhadap apa yang dilakukannya sendiri. Buya Yahya menyampaikan,

“Orang yang waswas harus diajari perlahan. Tapi yang melawan dirinya sendiri. Orang lain hanya bisa ngomong. Bahkan pertanyaannya pun menjadi pertanyaan waswas. Dijawab oleh banyak ustadz yang ahli pun masih waswas, padahal jawabannya sama.” tegasnya.

Waswas juga harus disadari sebagai penyakit. Buya Yahya selalu mengingatkan,

“Orang yang tidak sadar bahwa dirinya sedang sakit tidak mungkin mau berobat.”  tambahnya.

Orang yang tidak merasa sakit tentu akan merasa dirinya baik-baik saja. Hingga tanpa disadari penyakit bisa saja sudah menjangkit dirinya. Karena itu, penting sekali untuk menyadari bahwa waswas merupakan penyakit. Dan yang namaya penyakit harus segera diobati.

  1. Memohon Ampunan

Seperti yang dipaparkan sebelumnya, bisa jadi waswas yang menimpa seseorang merupakan hukuman atas dosa-dosa yang dilakukannya. Maka sudah sepatutnya kita selalu beristigfar atas dosa-dosa yang mungkin sekali telah kita lakukan, baik secara sengaja maupun tidak. Istigfar bukan hanya sekadar solusi atas permasalahan waswas, istighfar juga berdampak terhadap penyelesaian segala masalah kehidupan seorang hamba. Orang yang bertobat melambangkan kesadaran atas kesalahan yang dilakukannya. Ia menyesal, tidak mengulangi kesalahannya, hingga akhirnya Allah Swt memperbaiki kehidupannya.

Buya Yahya memberikan nasihat,

“Kita harus banyak istigfar karena dosa-dosa hingga tanpa kita sadari waswas menimpa kita. Bisa jadi karena durhaka kepada orang tua, dan lain sebagainya. Beristigfar yang banyak, minta ampun kepada Allah, agar Allah memberikan pertolongan.” tuturnya.

  1. Perangi Waswas, Tidak Perlu Bersabar dalam Menghadapinya!

Cara menghadapi waswas bukan dengan bersabar menunggu sampai ia hilang dengan sendirinya, melainkan harus diperangi. Dalam hal ini Buya Yahya menyampaikan,

“Orang yang melawan waswas itu jihad besar. Memerangi waswas mendapatkan pahala di sisi Allah karena merupakan jihad. Maka yang punya waswas harus berani memeranginya, itu dapat pahala. Seperti orang yang sabar ketika punya penyakit. Tapi waswas itu tidak (dihadapai) dengan sabar, waswas itu diperangi. Jika harus tetap dihadapi dengan sabar, maka bentuk sabar menghadapi waswas adalah dengan memeranginya.” tegas Buya Yahya.

  1. Yakin kepada Orang yang Tepercaya/Ahli

Setelah semua langkah di atas dilakukan, orang yang terkena waswas harus dipahamkan untuk yakin kepada ahli atau orang yang tepercaya. Hal ini agar perkataan seorang guru dapat diterima dengan baik tanpa keraguan. Sebagaimana penyakit waswas bisa menular dari seseorang, maka keyakinan pun bisa ditularkan dari orang lain. Misalnya, orang yang terkena waswas bisa datang ke psikolog untuk mendapatkan konseling.

Khusus waswas dalam beribadah, Buya Yahya berpesan,

“Orang yang waswas harus diajari untuk percaya kepada guru lalu diberi pemahaman yang benar. Catatannya harus percaya dan yakin dulu. Kalau menuruti waswas malah gak dapat pahala. Pahamkan makna ini. Misalnya, ‘ini najis gak?’ kalau kata ustadz ‘enggak’, ya sudah, yakin gak najis. Memang ini harus dihadapi dengan ilmu dan pemahaman. Terus perdalam pemahaman dan dengarkan, perlahan akan sembuh.” tutupnya.

Demikian penjabaran tentang bahaya waswas dan solusinya menurut Buya Yahya. Semoga kita semua terhindar dari waswas yang dapat membahayakan siapa saja. Amin.

 

Penulis: Iim Ainunnaim Muhammad

Sumber: You tube Al-BahjahTV

 

Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.

Tags: , , , ,

Bagikan ke

Bahaya Was-Was, dari Masalah Mental hingga Hukuman dari Allah

Saat ini belum tersedia komentar.

Mohon maaf, form komentar dinonaktifkan pada halaman/artikel ini.

Bahaya Was-Was, dari Masalah Mental hingga Hukuman dari Allah

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: