● online
Shalat Ditegakkan tetapi Kemungkaran Terus Dilakukan? (Dilihat dari Sudut Pandang yang Berbeda)
Orang yang melaksanakan shalat pasti akan terhindar dari perbuatan jahat, keji dan mungkar. Sebaliknya, orang yang tidak melaksanakan shalat akan terjerumus kepada perbuatan jahat dan maksiat. Sebagaimana yang terdapat pada QS. AI-‘Ankabut [29]: 45) yang artinya, “Sesungguhnya shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar.”
Menyikapi firman Allah Swt tersebut, muncul pertanyaan tentang hal yang berkaitan dengan keraguan kepada seseorang yang shalat. Akan tetapi, shalatnya tersebut tidak bisa mencegahnya dari perbuatan maksiat dan kemungkaran.
Pada Sabtu (06/07/2021) dalam chanels Youtube Al-Bahjah TV. Ada seorang jamaah yang bertanya melalui saluran telepon kepada Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon) pertanyannya, “Apabila seorang muslim shalat rajin. Akan tetapi, dalam kehidupannya masih bercampur dengan maksiat dan dosa-dosa. Apakah orang yang semacam ini bisa disebut sebagai orang yang sahalatnya belum benar atau bagaimana Buya?”
Buya pun menjawab, “Jika kita melihat sebuah kasus atau kejadian. Beda jika kejadian itu ada pada orang dan beda jika kejadian itu pada diri kita. Tolong dibedakan! Supaya kita tidak salah dalam menilai atau masuk pada wilayah berprasangka buruk.”
“Komentarnya beda jika ini urusannya dengan orang misalnya ada orang dia rajin sholat, tetapi dia masih selalu melakukan kemaksiatan ya jangan berprsangka buruk, lalu mengatakan ‘shalat gombal’ ya gak boleh begitu,” imbuh Buya.
Buya menegaskan bahwa, “Kalau pada diri kita beda, baru mengamati shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar.”
Buya menyimpulkan, “Kalau ada orang shalat kok masih pekerjaannya haram itu shalatnya yang belum benar. Itu untuk diri jangan nilai orang.”
Sehingga kata Buya, untuk shalat itu bisa khusyuk dan menjauhikan diri dari kemungkaran. Maka, kita harus menyadari bahwa shalat kita belum benar dan makanan yang kita makan adalah haram. Akhirnya, kita mulai membenahi makanannya, air wudhunya, bajunya, dan tempat shalatnya. Kemudian, bersihlah semua itu dari keharaman semisal riba sehingga Insyha Allah berangkat dari hal tersebut kita akan meninggalkan riba.
Tidak lupa Buya juga mengingatkan bahwa, “Allah takkan salah, karena Allah yang berfirman: ‘innaṣ-ṣalāta tan-hā ‘anil-faḥsyā`i wal-mungkar’. Bagi orang yang bermaksiat, tetapi melaksanakan shalat, lambat laun ia akan berubah karena perlu waktu. Dari Sudut pandang ini kita selayaknya mengambil sisi positifnya jangan mengambil sisi negatifnya. Bahkan, pandanglah dengan kasih sayang dan kita doakan semoga dengan kebaikan yang ia lakukan dia menjadi mudah meninggalkan keharaman dan kemaksiatan.” Wallahualam Bissawab.
Shalat Ditegakkan tetapi Kemungkaran Terus Dilakukan? (Dilihat dari Sudut Pandang yang Berbeda)
Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Buku “Dzikir Harian” yang ditulis oleh Buya Yahya adalah dzikir-dzikir yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir-dzikir yang dihadirkan merupakan dzikir yang dianjurkan dan diamalkan oleh Nabi Muhammad Saw serta para sahabatnya. Dimulai dari tasbih, tahmid, takbir, beserta doa-doanya. Dzikir sebagai upaya senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, dzikir harus diamalkan secara konsisten… selengkapnya
Rp 25.000 Rp 27.000Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H Awal tahun adalah saat untuk merencanakan dan memulai kebaikan dimasa yang akan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Manusia adalah tempatnya salah dan dosa, tiada seorangpun manusia di dunia ini yang luput dari kesalahan... selengkapnya
Judul Buku : Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama Penulis : BuyaYahya Penerbit ... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Cinta merupakan kepemilikan perasaan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata. Sifatnya abstrak dan tak dapat dirasakan oleh... selengkapnya
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sahabat Infaq Center Al-Bahjah ☺ Semoga Bapak/Ibu/Saudara/Saudari selalu dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Jumat, 02 Rabiul Akhir 1444 H atau bertepatan dengan Tanggal 28 Oktober 2022 telah diresmikan Pondok... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah Cirebon – Nabi Muhammad Saw adalah manusia agung dan mulia, sehingga setiap hal yang berkaitan dan berkenaan dengan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah Cirebon – Ramadhan akhirnya tiba. Satu bulan yang amat dirindukan oleh umat Islam di seluruh dunia, bulan penuh... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Masalah waswas kerap dihadapi banyak orang tanpa pandang bulu. Satu hal yang pasti menurut Imam Al-Ghazali, orang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Cerita fiksi merupakan salah satu jenis karya sastra yang tulis oleh manusia dengan tujuan tidak hanya untuk... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.