● online
Puisi Nur Robi: Sowan, Ustaz, dan Santri (Lama-Baru)

Sowan
Berjalan dengan lutut, berbaris rapi seperti kereta doa,
di halaman rumah yang teduh oleh cahaya dan waktu.
Kain sarung berayun pelan, baju wangi bagai taman mawar selepas hujan,
aroma minyak kasturi menari lembut di udara,
menyatu dengan degup hormat dalam dada.
Semuanya sama wajah-wajah khidmat dalam diam,
menunduk bukan karena takut, tapi karena cinta yang dalam.
Di meja, hidangan tersusun rapi
namun tak satu pun tangan berani menyentuh,
karena adab lebih dulu daripada lapar.
Di sudut ruang tergantung kaligrafi:
Allah… Muhammad… berkilau di bawah lampu kuning temaram.
Ada Ka’bah kecil dari kayu jati,
tasbih besar menggantung di dinding seperti untaian waktu,
dan ukiran arab menari di setiap sudut,
menyulam zikir pada tembok yang diam.
Semuanya tertata dengan indah
seperti hati yang telah disucikan,
membawa doa, membawa rindu,
dan pulang dengan secercah cahaya ilmu
Ustaz
Setiap pagi ia datang,
dengan langkah pelan yang tak pernah ingin didengar,
sarungnya lusuh, bajunya sederhana,
namun matanya tenang
seolah seluruh dunia telah dititipkan pada keikhlasan.
Ia duduk di depan papan tulis,
tangan kanannya menggenggam spidol yang hampir habis,
sementara tangan kirinya menuntun lidah-lidah muda
melafalkan huruf demi huruf dari kitab kuning yang tua.
Setiap salah baca ia betulkan dengan senyum,
tanpa marah, tanpa bosan,
sebab baginya, ilmu bukan tentang cepat,
tapi tentang sabar yang berbuah paham.
Di sela adzan dan suara ayam sore,
ia masih duduk di serambi,
menunggu satu dua santri datang bertanya,
Malam tiba,
dan dari biliknya yang sempit,
ia menulis catatan pelajaran untuk esok,
ditemani kopi yang sudah dingin dan doa yang hangat.
Tak ada upah menunggu di ujung hari,
tak ada tepuk tangan,
hanya rasa cukup yang tumbuh dari kesunyian.
Setiap subuh, suaranya kembali terdengar
membangunkan dengan lembut,
seperti embun yang jatuh di daun hijau pesantren.
Tak ada yang tahu berapa lama ia akan terus di sana,
tapi mungkin,
selama masih ada anak yang salah membaca,
dan masih ada hati yang mau belajar,
ia takkan pergi ke mana-mana.
Sebab bagi dirinya,
mengajar bukan pekerjaan,
melainkan ibadah yang disembunyikan dari sorak dunia
ikhlas,
setulus udara yang mengantarkan adzan
ke telinga-telinga yang masih mengantuk.
Santri Baru
Enam tahun sudah aku bergulat dengan buku,
dengan halaman-halaman penuh angka dan warna,
yang lebih sering kutinggalkan demi menendang bola,
mengejar layangan di langit yang tak pernah lelah birunya,
atau mengayuh sepeda menyusuri jalan sore yang berdebu.
emak selalu datang
dengan “pedang” yang tak tajam,
tapi cukup membuatku gemetar,
ketika ia ayunkan perlahan ke arah punggungku,
bukan untuk melukai,
melainkan menegur agar aku kembali pulang.
Aku menangis waktu itu
bukan karena sakit,
melainkan karena takut kehilangan kebebasan kecilku.Namun enam tahun itu kini hanya jadi catatan,
tersimpan di sudut ingatan,
bersama aroma tanah lapang dan tawa bocah-bocah sore.
Kini buku yang kugeluti berbeda.
Tulisan di dalamnya bukan lagi cerita bergambar,
melainkan barisan huruf arab
yang menatapku seolah berkata,
“Bacalah aku, meski kau belum paham maknanya.”
Lima waktu kini menandai hariku,
dengan suara adzan yang memanggil lembut dari kejauhan.
Setiap waktu berulang
belajar, berdoa, membaca mantra, berjabat tangan,
menunduk hormat pada sesuatu yang belum sepenuhnya kumengerti,
tapi perlahan kurasakan hangatnya.
Mandi pun jadi perjuangan,
apalagi makan
semua ada waktunya,
semua ada aturannya.
Dan di tengah letih yang kadang tak kupahami,
suara emak datang kembali, samar tapi tegas:
“Nikmatilah…” katanya
Santri Lawas
Bukuku berbeda dengan yang lainnya
lebih tebal, lebih mahal,
lebih sering disentuh tangan-tangan yang haus makna.
Katanya, buku ini pernah jadi teman orang-orang besar,
yang namanya kini tinggal gema di langit pesantren.
Setiap hari kulihat anak menangis di pojok kamar,
menyeka air mata di balik sarung,
menyembunyikan rindu di antara halaman kitab.
Ada yang menangis di kamar mandi,
ada yang diam di sudut kelas,
menatap huruf-huruf yang tak kunjung bersuara.
Aku tersenyum pelan hahaha…
bukan karena lucu,
tapi karena aku pernah berada di sana,
dulu.
Dulu aku pun menangis,
di malam-malam panjang yang diisi doa tanpa makna,
di bawah cahaya lampu redup,
yang lebih sering padam sebelum kantuk datang.
Aku menulis arti sabar di pinggir buku,
menyimpan duka di sela lipatan kertas,
dan berharap waktu mau memelukku lembut,
seperti angin subuh di serambi masjid.
Kini buku itu masih sama
tebal, berdebu, dan diam.
Hanya tanganku yang berbeda,
lebih tenang, lebih paham,
bahwa setiap air mata di pojok kamar
adalah ayat yang sedang mencari maknanya sendiri.
Dan aku pun mengerti,
yang membuat buku ini istimewa
bukan sampulnya yang mahal,
bukan nama yang pernah menandainya,
melainkan perjalanan sunyi yang disimpannya
tentang seorang anak
yang perlahan belajar membaca dirinya sendiri
Penulis: Nur Robi Ari Saputra
Penyunting: Idan Sahid
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara klik link ini.
Puisi Nur Robi: Sowan, Ustaz, dan Santri (Lama-Baru)
Buku “Dzikir Harian” yang ditulis oleh Buya Yahya adalah dzikir-dzikir yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir-dzikir yang dihadirkan merupakan dzikir yang dianjurkan dan diamalkan oleh Nabi Muhammad Saw serta para sahabatnya. Dimulai dari tasbih, tahmid, takbir, beserta doa-doanya. Dzikir sebagai upaya senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, dzikir harus diamalkan secara konsisten… selengkapnya
Rp 25.000 Rp 27.000Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 49.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000FIQIH PRAKTIS SHALAT BERJAMAAH KARYA BUYA YAHYA Buku ini membahas tentang pentingnya dan tata cara melaksanakan shalat berjamaah, yaitu shalat yang dilakukan bersama-sama oleh sekelompok Muslim. Dalam buku ini, Buya Yahya mengupas secara mendalam mengenai tatacara shalat berjamaah. Mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya. Buya Yahya membahas tentang adab-adab dan tata tertib dalam shalat berjamaah, seperti… selengkapnya
Rp 65.000Buku ini berisikan terjemahan kosa kata bahasa arab beserta latihan-latihannya yang semoga bisa memudahkan para pelajar atau pecinta bahasa arab untuk mempelajari dasar-dasar bahasa arab sehingga mereka mampu mempraktekkan dalam percakapan sehari-hari. ukuran: 17 cm x 25 cm (B5) Kertas Isi: Bookpaper Hitam Putih Sampul: Soft Cover, Laminasi Dof, Spot UV Emboss Jilid: Lem Panas… selengkapnya
Rp 40.000 Rp 52.000Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Buku Fiqih Jenazah karya Buya Yahya adalah sebuah karya yang membahas secara komprehensif tentang tata cara dan hukum-hukum yang berkaitan dengan jenazah dalam agama Islam. Buku ini memberikan pemahaman mendalam, termasuk tuntutan sebelum seseorang meninggal, hingga pada proses pengurusan jenazah, memandikan jenazah, mengkafani jenazah, pelaksanaan shalat jenazah, penguburan jenazah sampai takziah. Buya Yahya juga menjelaskan… selengkapnya
Rp 58.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Wajah moral anak bangsa belakangan ini tampaknya kian bopeng. Banyak pemberitaan yang membuat kita menitikkan air mata.... selengkapnya
Salah satu bentuk kesunahan yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari adalah penggunaan cincin. Tidak hanya sebagai perhiasan dan alat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Prof. Dr. Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, guru Buya Yahya, berkesempatan memberikan pesan-pesan mulia penuh hikmah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Kita sering kali mendengar dari sebagian orang bahwa menulis itu mudah. Hanya menggoreskan tinta di atas kertas, mengetikannya... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Neraka adalah tempat kesengsaraan yang digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai balasan bagi orang-orang yang berdosa. Penghuni neraka ini... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Abu Dzar adalah sahabat dekat Rasulullah dan termasuk salah satu orang terawal yang masuk Islam. Ketika ia masuk... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Salah satu kesunnahan pada Hari Raya Iduladha dan Idulfitri adalah mengumandangkan takbir. Takbir sendiri terbagi kedalam... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Saat ini kita semua tengah memasuki bulan Rajab. Ketika beberapa saat sebelum memasuki bulan Rajab ini,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam dan terbesar di bandingkan negara lainnya, tidak dapat serta merta... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Siapa yang tidak mengenal kucing? Hewan yang satu ini terkenal menggemaskan dan menjadi salah satu hewan favorit... selengkapnya

Saat ini belum tersedia komentar.