Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

CS Pustaka
● online
CS Pustaka
● online
Halo, perkenalkan saya CS Pustaka
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Beranda » Blog » Puisi Nur Robi: Sowan, Ustaz, dan Santri (Lama-Baru)

Puisi Nur Robi: Sowan, Ustaz, dan Santri (Lama-Baru)

Diposting pada 9 November 2025 oleh Redaksi / Dilihat: 119 kali / Kategori:

Sowan

Berjalan dengan lutut, berbaris rapi seperti kereta doa,
di halaman rumah yang teduh oleh cahaya dan waktu.
Kain sarung berayun pelan, baju wangi bagai taman mawar selepas hujan,
aroma minyak kasturi menari lembut di udara,
menyatu dengan degup hormat dalam dada.

Semuanya sama wajah-wajah khidmat dalam diam,
menunduk bukan karena takut, tapi karena cinta yang dalam.
Di meja, hidangan tersusun rapi
namun tak satu pun tangan berani menyentuh,
karena adab lebih dulu daripada lapar.

Di sudut ruang tergantung kaligrafi:
Allah… Muhammad… berkilau di bawah lampu kuning temaram.
Ada Ka’bah kecil dari kayu jati,
tasbih besar menggantung di dinding seperti untaian waktu,
dan ukiran arab menari di setiap sudut,
menyulam zikir pada tembok yang diam.

Semuanya tertata dengan indah
seperti hati yang telah disucikan,
membawa doa, membawa rindu,
dan pulang dengan secercah cahaya ilmu

 

Ustaz

Setiap pagi ia datang,
dengan langkah pelan yang tak pernah ingin didengar,
sarungnya lusuh, bajunya sederhana,
namun matanya tenang
seolah seluruh dunia telah dititipkan pada keikhlasan.

Ia duduk di depan papan tulis,
tangan kanannya menggenggam spidol yang hampir habis,
sementara tangan kirinya menuntun lidah-lidah muda
melafalkan huruf demi huruf dari kitab kuning yang tua.
Setiap salah baca ia betulkan dengan senyum,
tanpa marah, tanpa bosan,
sebab baginya, ilmu bukan tentang cepat,
tapi tentang sabar yang berbuah paham.

Di sela adzan dan suara ayam sore,
ia masih duduk di serambi,
menunggu satu dua santri datang bertanya,

Malam tiba,
dan dari biliknya yang sempit,
ia menulis catatan pelajaran untuk esok,
ditemani kopi yang sudah dingin dan doa yang hangat.
Tak ada upah menunggu di ujung hari,
tak ada tepuk tangan,
hanya rasa cukup yang tumbuh dari kesunyian.

Setiap subuh, suaranya kembali terdengar
membangunkan dengan lembut,
seperti embun yang jatuh di daun hijau pesantren.
Tak ada yang tahu berapa lama ia akan terus di sana,
tapi mungkin,
selama masih ada anak yang salah membaca,
dan masih ada hati yang mau belajar,
ia takkan pergi ke mana-mana.

Sebab bagi dirinya,
mengajar bukan pekerjaan,
melainkan ibadah yang disembunyikan dari sorak dunia
ikhlas,
setulus udara yang mengantarkan adzan
ke telinga-telinga yang masih mengantuk.

 

Santri Baru

Enam tahun sudah aku bergulat dengan buku,
dengan halaman-halaman penuh angka dan warna,
yang lebih sering kutinggalkan demi menendang bola,
mengejar layangan di langit yang tak pernah lelah birunya,
atau mengayuh sepeda menyusuri jalan sore yang berdebu.

emak selalu datang
dengan “pedang” yang tak tajam,
tapi cukup membuatku gemetar,
ketika ia ayunkan perlahan ke arah punggungku,
bukan untuk melukai,
melainkan menegur agar aku kembali pulang.

Aku menangis waktu itu
bukan karena sakit,
melainkan karena takut kehilangan kebebasan kecilku.Namun enam tahun itu kini hanya jadi catatan,
tersimpan di sudut ingatan,
bersama aroma tanah lapang dan tawa bocah-bocah sore.

Kini buku yang kugeluti berbeda.
Tulisan di dalamnya bukan lagi cerita bergambar,
melainkan barisan huruf arab
yang menatapku seolah berkata,
“Bacalah aku, meski kau belum paham maknanya.”

Lima waktu kini menandai hariku,
dengan suara adzan yang memanggil lembut dari kejauhan.
Setiap waktu berulang
belajar, berdoa, membaca mantra, berjabat tangan,
menunduk hormat pada sesuatu yang belum sepenuhnya kumengerti,
tapi perlahan kurasakan hangatnya.

Mandi pun jadi perjuangan,
apalagi makan
semua ada waktunya,
semua ada aturannya.
Dan di tengah letih yang kadang tak kupahami,
suara emak datang kembali, samar tapi tegas:

“Nikmatilah…” katanya

 

Santri Lawas

Bukuku berbeda dengan yang lainnya
lebih tebal, lebih mahal,
lebih sering disentuh tangan-tangan yang haus makna.
Katanya, buku ini pernah jadi teman orang-orang besar,
yang namanya kini  tinggal gema di langit pesantren.

Setiap hari kulihat anak menangis di pojok kamar,
menyeka air mata di balik sarung,
menyembunyikan rindu di antara halaman kitab.
Ada yang menangis di kamar mandi,
ada yang diam di sudut kelas,
menatap huruf-huruf  yang tak kunjung bersuara.

Aku tersenyum pelan  hahaha…
bukan karena lucu,
tapi karena aku pernah berada di sana,
dulu.

Dulu aku pun menangis,
di malam-malam panjang yang diisi doa tanpa makna,
di bawah cahaya lampu redup,
yang lebih sering padam sebelum kantuk datang.
Aku menulis arti sabar di pinggir buku,
menyimpan duka di sela lipatan kertas,
dan berharap waktu mau memelukku lembut,
seperti angin subuh di serambi masjid.

Kini buku itu masih sama
tebal, berdebu, dan diam.
Hanya tanganku yang berbeda,
lebih tenang, lebih paham,
bahwa setiap air mata di pojok kamar
adalah ayat yang sedang mencari maknanya sendiri.

Dan aku pun mengerti,
yang membuat buku ini istimewa
bukan sampulnya yang mahal,
bukan nama yang pernah menandainya,
melainkan perjalanan sunyi yang disimpannya
tentang seorang anak
yang perlahan belajar membaca dirinya sendiri

 

Penulis: Nur Robi Ari Saputra

Penyunting: Idan Sahid

Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara klik link ini.

 

 

Bagikan ke

Puisi Nur Robi: Sowan, Ustaz, dan Santri (Lama-Baru)

Saat ini belum tersedia komentar.

Mohon maaf, form komentar dinonaktifkan pada halaman/artikel ini.
Problem Moral dan Masa Depan Bangsa
19 March 2024

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Wajah moral anak bangsa belakangan ini tampaknya kian bopeng. Banyak pemberitaan yang membuat kita menitikkan air mata.... selengkapnya

Cara Memakai Cincin Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad Saw
26 November 2024

Salah satu bentuk kesunahan yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari adalah penggunaan cincin. Tidak hanya sebagai perhiasan dan alat... selengkapnya

Sambung dengan Nabi Kunci Perdamaian: Nasihat Guru Buya Yahya dalam Maulid dan Silaturahim Akbar Al-Bahjah 1445 H.
21 September 2023

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Prof. Dr. Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, guru Buya Yahya, berkesempatan memberikan pesan-pesan mulia penuh hikmah... selengkapnya

Menulis Itu Mudah?
17 June 2025

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Kita sering kali mendengar dari sebagian orang bahwa menulis itu mudah. Hanya menggoreskan tinta di atas kertas, mengetikannya... selengkapnya

Inilah 6 Golongan yang Kekal di Neraka
3 August 2024

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Neraka adalah tempat kesengsaraan yang digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai balasan bagi orang-orang yang berdosa. Penghuni neraka ini... selengkapnya

Abu Dzar Al-Ghifari, sang Pelopor Gerakan Hidup Sederhana
20 November 2025

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Abu Dzar adalah sahabat dekat Rasulullah dan termasuk salah satu orang terawal yang masuk Islam. Ketika ia masuk... selengkapnya

Perbedaan Takbir Muqayyad dan Takbir Mursal Pada Hari Raya Iduladha dan Idulfitri
28 June 2023

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Salah satu kesunnahan pada Hari Raya Iduladha dan Idulfitri adalah mengumandangkan takbir. Takbir sendiri terbagi kedalam... selengkapnya

Memasuki Bulan Rajab, Adakah Amalan Khusus?
4 February 2023

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Saat ini kita semua tengah memasuki bulan Rajab. Ketika beberapa saat sebelum memasuki bulan Rajab ini,... selengkapnya

Kebangsaan dalam Perspektif Islam
11 October 2025

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam dan terbesar di bandingkan negara lainnya, tidak dapat serta merta... selengkapnya

Sterilisasi Kucing, Bolehkah dalam Islam?
4 December 2024

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Siapa yang tidak mengenal kucing? Hewan yang satu ini terkenal menggemaskan dan menjadi salah satu hewan favorit... selengkapnya

Puisi Nur Robi: Sowan, Ustaz, dan Santri (Lama-Baru)

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: