● online
Pergantian Tahun Adalah Renungan Muhasabah Diri untuk Menyongsong Tahun Depan yang Lebih Baik
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Beberapa hari menjelang akhir tahun ini kita akan menyaksikan banyak perayaan, panggung gembira, pesta, atau apa pun namanya yang di dalamnya akan melarutkan sebagian orang. Detik-detik pergantian tahun merupakan momen yang sangat mereka nantikan. Ketahuilah, bahwa merayakan tahun baru Masehi terlebih jika dibarengi dengan kemungkaran bukanlah hal yang diajarkan oleh para ulama kita, bukanlah hal yang pernah diajarkan oleh Nabi Saw, karena perayaan semacam itu lebih mendekati atau bertasyabbuh dengan orang-orang fasiq yang tidak kenal dengan Allah Swt.
Hal ini menjadi ironis, ketika yang merayakannya adalah mayoritas saudara-saudara kita kaum muslimin. Sangat tegas bahwa Allah Swt melarang kita agar tidak ikut-ikutan dengan perilaku dan budaya mereka, karena kita kaum muslimin mempunyai syari’at, manhaj, dan maslak yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw:
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ (الجاثية : 18)
Artinya:
“Kemudian kami jadikan kamu berada di atas syariat dari agama ini maka ikutilah jalan tersebut dan jangan kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”
Bergembira dan bersenang-senang bukanlah hal yang dilarang dalam Islam asalkan sesuai dengan rambu-rambunya, yaitu tidak ada kemungkaran di dalamnya dan bukan termasuk budaya orang-orang fasiq. Maka seharusnya momen pergantian tahun adalah momen untuk bermuhasabah atau introspeksi diri kita, kesempatan untuk kita berbenah diri dan merenung bagaimana agar tahun depan bisa menjadi lebih baik. Jika kita renungi sejenak, apa manfaat jika di malam tahun baru hanya diisi dengan pesta foya-foya, kembang api, menghambur-hamburkan harta? Itu semua adalah hal yang sia-sia, sedangkan Nabi Saw telah mengatakan:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الـمَرْءِ تَرْكُه مَا لَا يَعْنِيهِ (رواه أحمد)
Artinya:
“Termasuk baiknya Islam seseorang adalah dia meninggalkan hal yang tidak bermanfaat”. (HR. Ahmad)
Al Imam al Ghozali dalam kitab Ayyuhal Walad mengatakan:
عَلَامَةُ إِعْرَاضِ اللهِ تَعالى عَنِ العَبْدِ، اِشتِغَالُهُ بِـمَا لَا يَعْنِيه، وَأنّ امْرَأً ذَهَبَتْ سَاعَةٌ مِن عُمْرِه في غَيرِ ما خُلِق له مِنَ العبادة لَجَدِيرٌ أَنْ تَطولَ عَلَيهِ حَسْرَتُه
Artinya:
“Tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah saat dia sibuk dengan hal yang tidak bermanfaat. Dan sesungguhnya jika waktu seseorang hilang tanpa digunakan untuk ibadah maka pastinya penyesalannya akan panjang”
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika pergantian tahun ini dijadikan renungan muhasabah yang hendaknya kita hadirkan dengan cara-cara berikut ini
Pertama, ingatlah bahwa anugerah Allah Swt sungguh berlimpah begitu banyak kepada kita. Setiap detik dan setiap napas yang sudah kita lewati merupakan nikmat sangat agung. Sudahkah kita mensyukuri itu semua? Sudahkah kita jadikan nikmat yang Allah Swt berikan itu untuk ketaatan kepada-Nya? Sayyidina al Habib Abdullah al Haddad mengatakan di dalam kitab Risalah Al Mu’awanah; Wajib bagi kita untuk selalu bersyukur setiap saat atas nikmat-nikmat dari Allah Swt dan wajib bagi kita juga selalu meminta ampun kepada-Nya, karena kelemahan kita tidak mampu bersyukur dengan sesungguhnya.
Kedua, ingatlah bahwa semakin berlalu waktu yang kita miliki berarti semakin bertambah usia kita. Artinya, kita semakin dekat ajal, semakin berkurang modal utama kita untuk berbuat kebaikan. Sejatinya kita hidup di dunia ini ibarat orang yang hanya sekadar lewat dan mampir. Lalu apa yang sudah kita siapkan untuk kehidupan akhirat kelak? Dalam Al-Qur’an Allah Swt telah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (الحشر(18:
Artinya:
“Wahai orang – orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang akan diperbuat untuk hari esok (hari kiamat), bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan yang kalian kerjakan” (Q.S. Al-Hasyr: 18)
Mari kita bertobat dari segala kesalahan yang telah kita lakukan di tahun ini, sesungguhnya Allah Maha Pengampun. Berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Dan mari kita berusaha agar tahun depan adalah tahun yang lebih baik untuk kita. Berusaha agar lebih rajin dalam ibadah, semakin baik dengan sesama. Ingatlah kesempatan baik itu mungkin tidak akan datang dua kali, jangan sampai penyesalan panjang yang hanya bisa kita lakukan setelah tutup usia nanti, penyesalan yang tidak berarti lagi.
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (المؤمنون : 99 – 100)
Artinya:
“Sehingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku berbuat kebaikan terhadap apa yang sudah aku tinggalkan.’ Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan dan di hadapan mereka adalah barzakh sampai hari mereka dibangkitkan”.
Semoga Allah Swt ampuni segala kesalahan kita. Allah Swt berikan keberkahan di waktu dan umur kita. Allah Swt jadikan tahun depan adalah tahun yang lebih baik, membawa keberkahan dan kebaikan yang berlimpah untuk kita, dan semoga Allah Swt tutup usia kita dalam keadaan khusnul khotimah. Amiiin…
Penulis: Ust. Maulid Johansyah, M.Pd.
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Tags: akhir tahun, muhasabah, perayaan tahun baru, tahun baru
Pergantian Tahun Adalah Renungan Muhasabah Diri untuk Menyongsong Tahun Depan yang Lebih Baik
Shalat berjamaah sudah menjadi pelaksaan rutin yang dilaksanakan oleh kaum muslimin. Maka sungguh disayangkan jika tidak mendapatkan pahala yang sempurna. Oleh karena itu, menurut Buya Yahya target kita bukanlah sekadar bisa dan sah dalam melaksanakan shalat berjamaah saja. Akan tetapi, bagaimana agar kita dapat melaksanakan shalat berjamaah dengan benar dan sempurna untuk mendapatkan pahala yang… selengkapnya
Rp 55.000Buku “Dzikir Harian” yang ditulis oleh Buya Yahya adalah dzikir-dzikir yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir-dzikir yang dihadirkan merupakan dzikir yang dianjurkan dan diamalkan oleh Nabi Muhammad Saw serta para sahabatnya. Dimulai dari tasbih, tahmid, takbir, beserta doa-doanya. Dzikir sebagai upaya senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, dzikir harus diamalkan secara konsisten… selengkapnya
Rp 25.000 Rp 27.000Terkadang seorang pelajar bahasa arab akan mendapati sedikit kesulitan dalam mempelajari qoidah ‘adad ma’dud karena pembahasan tersebut tidak terlalu detail ketika disebutkan di sebagian kitab-kitab nahwu khususnya kitab nahwu klasik. Maka kami kumpulkan catatan kecil ini dengan harapan dapat memudahkan para pelajar pemula yang ingin menguasai dasar-dasar qoidah ‘adad ma’dud. Ukuran: 16 cm x 24… selengkapnya
Rp 29.000 Rp 37.700Buku Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama (IMPPU) Karya Buya Yahya menjelaskan perbedaan keyakinan aqidah dan perbedaan pelaksanaan amalan ibadah-ibadah dalam Islam. Buku ini menghadirkan perbedaan tersebut berdasarkan sudut pandang para ulama secara komparatif. Sehingga segala bentuk perbedaan dan perdebatan yang kerap muncul di masyarakat dapat menjadi salah satu nuansa perbedaan yang harmonis, sehingga ekses negatif… selengkapnya
Rp 79.000 Rp 89.000Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang dilengkapi dengan ketentuan mengenai cara serta waktu bersuci. Semuanya dipaparkan dalam buku ini dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Karena permasalahan ini sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam ibadah, seperti shalat, puasa, thawaf, dan lain-lain. Maka… selengkapnya
Rp 149.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Teknologi digital telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Pesantren, yang sejak dulu menjadi tempat utama... selengkapnya
Cirebon, Pustaka Al-Bahjah News-Petugas Keamanan LPD AL-Bahjah Cirebon Menutup Jalan untuk Sementara Waktu pada Saat Shalat Berjamaah Sedang Berlangsung di... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Ketika memasuki bulan Syawal, umat Islam diberikan kesempatan untuk meraih pahala yang besar dengan cara melaksanakan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Perbedaan sudah menjadi identitas masyarakat Indonesia. Ia juga bukan merupakan sesuatu yang buruk dan mesti dijelek-jelekkan.... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam bermasyarakat, keharmonisan bertetangga dengan menerapkan kehidupan bersosial sangatlah dibutuhkan. Jika bertetangga tanpa mengutamakan etika yang baik,... selengkapnya
Sebentar lagi kita akan menyambut hari nan fitri, hari penuh keberkahan dan kebahagiaan. Untuk sampai pada hakikat fitri pada hari... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Setelah menjalankan puasa di bulan Ramadan, kemudian kita masuk pada bulan Syawal. Ramadan sering disebut sebagai bulan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Sejak kecil, kita telah diperingatkan untuk selalu menghabiskan makanan yang kita santap dan tidak menyisakannya barang sebutir... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Melakukan kebaikan dengan cara yang tidak baik tidak akan menjadikan orang tersebut dianggap telah melakukan kebaikan. Berniat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam ceramah yang dibawakan oleh Buya Yahya di acara Uswatun Hasanah, beliau menegaskan berbuat baik kepada orang... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.