● online
Keutamaan Menghidupkan Malam Hari Raya

Oleh: Imam Abdullah, B.Sc. MA.
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Imam Nawawi menyebutkan dalam Kitab Al-Adzkar,
“Ketahuilah sesungguhnya disunnahkan menghidupkan 2 malam hari raya dengan berdzikir, shalat, dan hal lainnya dari macam-macam ketaatan.”
Hal ini dikarenakan hadits tentangnya, yaitu:
من أحيا ليلة العيدين، لم يمت قلبه حين تموت القلوب
“Barang siapa yang menghidupkan 2 malam hari raya, hatinya tidak akan mati ketika hati-hati (orang) pada mati.”
Dalam riwayat lain disebutkan:
من قام ليلتي العيدين لله تعالى محتسباً، لم يمت قلبه يوم تموت القلوب
“Barang siapa yang qiyam pada 2 malam hari raya karena Allah dan mengharapkan pahala, maka hatinya tidak akan mati ketika hati orang-orang pada mati.”
Begitulah yang diriwayatkan oleh Imam Syafi’i dan Ibnu Majah. Hadits ini dho’if sebagaimana kami riwayatkan dari Abu Umamah secara marfu’ dan mauquf. Kedua-duanya dho’if, akan tetapi hadits-hadits keutamaan boleh diamalkan sebagaimana kami sebutkan di awal kitab.
Kemudian Ulama berbeda pendapat tentang kadar minimal dianggap menghidupkan (malam hari raya). Pendapat yang adzhar (kuat) menyatakan harus semalam penuh, pendapat kedua menyatakan meski hanya sesaat.
Imam Ibn Allan dalam Al-Futuhat Ar-Rabbaniyah menyebutkan yang dimaksud dengan matinya hati adalah, “Dengan mencintai dunia hingga lupa akan akhirat, sebagaimana diriwayatkan: “Jangan berteman dengan orang-orang mati” yakni pecinta dunia. Sebagian ada yang berkata maksud dari “Hati tidak mati” adalah “Hatinya tidak kebingungan ketika Naza’ (ajal menjemput), begitu juga ketika di dalam kubur dan hari kiamat.”
Imam Syafi’i berkata:
(وبلغنا إن الدعاء يستجاب في خمس ليال؛ في ليلة الجمعة، وليلة الأضحى، وليلة الفطر، وأول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان)
“Telah sampai kepada kami, bahwasannya do’a itu terkabul pada 5 malam: malam Jum’at, malam Iduladha, malam Idulfitri, awal malam Rajab, malam Nishfu Sya’ban.” (HR. Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman no. 3556)
Lantas, bagaimana yang sedang berhalangan?
Cukup perbanyak berdzikir, baca sholat, istighfar, dan memperbanyak do’a.
Adapun yang tidak berhalangan, berikut adalah urutan cara menghidupkan malam hari raya:
- Menghidupkan dengan shalat, baca Al-Qur’an, dzikir, shalawat, istighfar, tafakkur, dan lain-lain selama semalam suntuk.
- Menghidupkan dari tengah malam sampai subuh.
- Menghidupkan dari ba’da maghrib sampai tengah malam.
- Menghidupkan sebisanya, minimal shalat isya dan subuh berjama’ah.
Wallahu A’lam Bish-Showab.
Referensi:
– Al-Adzkar karya Imam Nawawi.
– Al-Futuhat Ar-Rabbaniyah karya Imam Ibn Allan.
– Syu’ab Al-Iman karya Imam Baihaqi.
– Faidhul Qodir karya Imam Al-Munawi.
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Tags: hari, keutamaan, malam, menghidupkan, raya
Keutamaan Menghidupkan Malam Hari Raya
Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang dilengkapi dengan ketentuan mengenai cara serta waktu bersuci. Semuanya dipaparkan dalam buku ini dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Karena permasalahan ini sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam ibadah, seperti shalat, puasa, thawaf, dan lain-lain. Maka… selengkapnya
Rp 149.000Buku Fiqih Bepergian karya Buya Yahya menghadirkan masalah umum yang sering dihadapi oleh kaum muslim dalam menjaga kualitas dan waktu shalat saat sedang bepergian. Buya Yahya memberikan penjelasan tentang kondisi-kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan shalat, seperti perbedaan zona waktu, keterbatasan ruang, susahnya mencari tempat wudhu, dan lain sebagainya. Buku ini memberikan solusi-solusi praktis yang… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 43.000Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Buya Yahya Tebal buku: xiii+124 Dakwah mempunyai makna mengajak diri dan orang lain kepada kebaikan, menjauhkan diri dan orang lain dari kemungkaran serta melestarikan semesta lalu menjaganya dari kerusakan. Semua dari kita yang merasa umat Rasulullah Saw harus bisa mengambil bagian dari tugas dakwah ini. Siapa pun kita, yang kaya, miskin,… selengkapnya
*Harga Hubungi CSBuku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku ini memberikan panduan mudah bagi setiap muslim dalam merencanakan program amalan di bulan Ramadan. Dengan penjelasan yang sederhana dan praktis Buya Yahya mengupas tuntas kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bulan Ramadan dan bagaimana… selengkapnya
Rp 115.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Buku Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama (IMPPU) Karya Buya Yahya menjelaskan perbedaan keyakinan aqidah dan perbedaan pelaksanaan amalan ibadah-ibadah dalam Islam. Buku ini menghadirkan perbedaan tersebut berdasarkan sudut pandang para ulama secara komparatif. Sehingga segala bentuk perbedaan dan perdebatan yang kerap muncul di masyarakat dapat menjadi salah satu nuansa perbedaan yang harmonis, sehingga ekses negatif… selengkapnya
Rp 89.000Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 49.000Pustaka Al-Bahjah Cirebon – Ramadhan akhirnya tiba. Satu bulan yang amat dirindukan oleh umat Islam di seluruh dunia, bulan penuh... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Peran muslimah dalam sejarah peradaban Islam selalu menempati posisi istimewa. Islam tidak pernah memandang perempuan sebagai sekadar pelengkap,... selengkapnya
Sajadah Cinta Sajadah cinta terbentang luas, Di hamparan kasih yang tak terkira. Benang-benang iman terjalin erat, Menemani jiwa... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Niat jangan dientengkan apa lagi disepelekan. Sebab, niat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam melakukan apa pun,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Hati adalah cerminan diri kita sendiri. Ketika hati itu baik maka perilaku pun menjadi baik, begitu pun... selengkapnya
Islam sebagai agama yang sempurna, sejak awal telah mendeklarasikan hak-hak wanita secara sempurna pula. Sejak saat itu, wanita muslimah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Shalat fardhu merupakan sebuah kewajiban seorang muslim yang tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun, termasuk saat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Hari ini merupakan puncak acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang bertajuk Maulid dan Silaturahmi Akbar... selengkapnya
PELUANG BERKHIDMAH DALAM DAKWAH BERSAMA PUSTAKA AL-BAHJAH Assalamu’alaikum Bagi kalian yang memiliki kemampuan dalam bidang Public Relations atau Editor Bahasa... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – LPD Al-Bahjah menggelar buka puasa Arafah bersama pada hari Kamis 9 Dzulhijjah 1444 H , 28... selengkapnya

Saat ini belum tersedia komentar.