● online
Mengenal Ilmu Tasawuf; Membersihkan Hati dan Menjernihkan Jiwa Serta Membangun Akhlak dan Adab

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Saudaraku sekalian, sebagai orang yang beriman kita telah mengenal rukun Islam dan rukun iman yang telah masyhur. Akan tetapi, agar sah disebut sebagai mukmin sejati di sisi Allah Swt, apakah hanya sebatas menjalankan rukun Islam dan rukun iman itu saja? Jawabannya adalah tidak cukup dengan demikian. Seorang mukmin merupakan orang yang senantiasa menampilkan “output”, yaitu tingkah laku dan tutur lisan yang baik sesuai dengan ajaran-ajaran Islami, atau dalam bahasa kita sering disebut dengan Adab.
Mengutip buku karya Buya Yahya yang berjudul Hadits Jibril, “Penjabaran Pilar-Pilar Agama Islam”. Pada halaman 127-129 disebutkan istilah Tasawuf atau Sufiyah. Tasawwuf atau Sufiyah adalah ilmu yang mengajarkan tentang cara membersihkan hati dan menjernihkan jiwa serta membangun akhlak dan adab dengan metode tata disiplin rohani maupun emosi, baik lahir dan batin yang nilainya sesuai dengan Al-Qur’an dan sunah untuk menggapai ridha Allah Swt dengan bimbingan guru.
Ditinjau dari segi bahasa, Tasawwuf berasal dari akar kata ‘shafa’ yang artinya bersih. Kata ‘Tasawwuf’ memang tidak ada dan tidak terkodifikasi di masa Rasulullah Saw. Akan tetapi, Rasulullah melakukan praktik tasawuf dilakukan. Adapun nilai-nilai tasawwuf dapat ditemukan berdasarkan hadis:
اِزْهَدْ فِى الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ وَازْهَدْ فِيْمَا فِى اَيْدِى النَّاسِ يُحِبُّوْكَ
Artinya:
“Berzuhudlah terhadap dunia maka Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di tangan orang lain, maka mereka akan mencintaimu”. (Hr Ibnu Majah)
Berdasarkan hadis:
اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَاَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya:
“Bertaqwalah kepada Allah di mana dan kapan saja kalian berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya dan bergaullah dengan akhlak yang baik”. (Hr Ahmad, Tirmidzi, Darimi, Bazzar, Hakim, dan Baihaqi)
Semua ilmu tasawuf adalah adab, sebab dengan adablah kita memperoleh akhlak yang baik, baik itu dengan adab zahir maupun batin. Sebagaimana diri kita yang terbentuk dari 2 unsur, unsur zahir yaitu jasmani dan unsur rohani yaitu batin, maka dari dua unsur itu ibadah pun juga ada dua. Ibadah jasmani adalah ibadah yang dilakukan dengan gerakan tubuh seperti shalat, zikir, zakat, dan lain-lain. Dan ada juga ibadah rohani atau batin, ibadah batin inilah yang menjadi inti dari praktik tasawuf yang dilakukan oleh Nabi, para sahabat, dan seterusnya tanpa mengingkarinya. Seperti sabar, zuhud, ikhlas, istikamah (keteguhan hati), haya’ (rasa malu), syukur, tawakal, wara’ (wira’i), dan lain-lain, yang semuanya itu adalah tugas hati. Berdasarkan Al-Qur’an:
وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ
Artinya:
“Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan.” (Qs An-Naml 74)
Imam Al-Ghazali Imam Ahli Tasawwuf modern berkata dalam kitabnya:
ثُمَّ اِعْلَمْ أَنَّ التَّصَوُّفَ لَهُ خَصْلَتَانِ الْاِسْتِقَامَةُ مَعَ اللهُ تَعَالَى, وَالسُّكُوْنُ عَنِ الْخَلْقِ فَمَنِ اسْتَقَامَ مَعَ اللهَ وَأَحْسَنَ خُلُقَهَ بِالنَّاسِ وَعَامَلَهُمْ بِالْحِلْمِ فَهُوَ صُوفِيٌّ
Artinya
“Ketahuilah bahwa tasawwuf itu memiliki dua pilar, yaitu pertama, istiqamah bersama Allah (Hablum minallah), dan kedua, harmonis dengan makhluk-Nya (Hablum minannas). Maka siapa saja yang istiqamah bersama Allah, berakhlak baik terhadap manusia, dan bergaul dengan mereka dengan patut, santun, dan bijaksana maka ia adalah seorang sufi (pelaku tasawuf)” (Kitab Risalah Ayyuhal Walad)
Oleh karena itu, tasawuf adalah ajaran yang nilai-nilainya sesuai berdasarkan Al-Qur’an dan hadis, bukanlah bid’ah dan bukan pula kesesatan. Bahkan siapa pun yang menghalangi seorang hamba untuk mendekat pada Tuhannya, dengan mengatakan ‘sesat’ itu sama artinya ia setuju dengan tindakan iblis. Karena sejatinya hanya iblislah yang merasa terganggu ketika seorang hamba dekat dengan Tuhannya. Ajaran tasawuf ini tersirat dalam ‘Hadits Jibril’ yang masyhur disebut dengan ‘Ihsan’. Sebagai berikut:
الْإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Artinya:
“Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak dapat melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu”. (Hr Muslim)
Para ulama sering menyebut kata ihsan ini dengan sebutan “Maqam Muraqabah” yaitu maqam seorang hamba yang senantiasa dirinya dekat dan selalu diawasi oleh Allah Swt dalam setiap gerak-geriknya. Adapun ilmu yang menjelaskan tentang maqam ihsan ini disebut dengan ilmu tasawwuf.
Pondasi Ilmu Tasawwuf Ada Dua
- Mengikuti Nabi Muhammad Saw
Sehebat apa pun upaya seseorang dalam mendekatkan diri kepada Allah, tidak dianggap jika tidak berdasarkan petunjuk dari Nabi Muhammad. Seorang sufi sejati adalah orang yang tidak melakukan apa pun, kecuali ingin meniru Nabi Muhammad dengan berbuat ihsan. Ini semua memerlukan bimbingan guru dan ilmu agar seseorang tidak tersesat dalam perjalanan spiritualnya menuju Allah Swt. Sedangkan arti ‘sampai kepada Allah’ adalah mengerti tentang Allah Swt dengan mengikuti Nabi Muhammad karena tujuan ibadah manusia hanyalah meraih keridhaan Allah Swt.
- Mujahadah
Seorang sufi sejati atau seorang pelaku tasawwuf akan selalu menekuni Mujahadah, yaitu berusaha untuk membersihkan hati dari bermacam-macam penyakit dengan usaha yang tidak pernah berakhir untuk mencapai kemuliaan dan kebersihan hati yang sesungguhnya.
Selain Mujahadah juga ada Riyadhah. Bila dikaji lebih dalam, mujahadah ini lebih kepada menahan diri untuk tidak melakukan hal yang haram, makruh, maupun mubah yang tidak disukai Allah Swt. Sedangkan Riyadhah adalah usaha kita secara aktif untuk beribadah, melakukan hal yang wajib dan sunah. Hingga seandainya seorang sufi sejati dibelah dadanya, maka apa yang ada di hatinya tidak berbeda dengan ‘output’ yaitu perilaku yang ditampakkan secara zahir.
Wallahu A’lam Bishawab
Penulis: Ridho Maulana
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Mengenal Ilmu Tasawuf; Membersihkan Hati dan Menjernihkan Jiwa Serta Membangun Akhlak dan Adab
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Pernahkah kita merenung, tentang seberapa jauh perjalanan ini yang akhirnya mampu membawa kita sampai titik sekarang? Tentang berapa... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon- Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu ikhtiar untuk mendapatkan ilmu. Namun bagaimana jika antara guru dengan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam kehidupan sehari-hari, banyak di antara kita yang memiliki utang, baik kepada individu maupun lembaga. Latar belakang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Jumat, 02 Rabiul Akhir 1444 H atau bertepatan dengan Tanggal 28 Oktober 2022 telah diresmikan Pondok... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Pada penghujung tahun 2025 ini, banyak bencana terjadi di bumi pertiwi. Mulai dari tanah longsor, gunung meletus, dan... selengkapnya
Masalah dalam Bersedekah Oleh: Admin 2 Disadur dari ceramah Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon) PUSTAKA AL-BAHJAH-ARTIKEL-Sedekah, satu kata yang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Setelah sekian lama bekerja di sebuah instansi, saya memutuskan resign, kemudian mencoba peruntungan dengan melamar di beberapa lembaga... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Malaikat-malaikat yang sudah masyhur diketahui ada banyak. Kita sudah tidak asing lagi dengan Malaikat Jibril, Mikail, dan... selengkapnya
Salah satu bentuk kesunahan yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari adalah penggunaan cincin. Tidak hanya sebagai perhiasan dan alat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Pernikahan sering kali disebut sebagai ibadah terpanjang dalam hidup. Mengandung makna bahwa pernikahan dilakukan dari mulai akad sampai... selengkapnya
Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Buya Yahya Tebal buku: xiii+124 Dakwah mempunyai makna mengajak diri dan orang lain kepada kebaikan, menjauhkan… selengkapnya
*Harga Hubungi CSBuku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang… selengkapnya
Rp 149.000Terkadang seorang pelajar bahasa arab akan mendapati sedikit kesulitan dalam mempelajari qoidah ‘adad ma’dud karena pembahasan tersebut tidak terlalu detail… selengkapnya
Rp 29.000 Rp 37.700Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan… selengkapnya
Rp 56.000Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku… selengkapnya
Rp 115.000Buku Pengantar Bahasa Arab Para ahli bahasa menyebutkan bahwa maharoh/kemampuan berbahasa ada empat, yaitu (istima’, kalam, qiroah, dan kitabah). Keempatnya… selengkapnya
Rp 29.000 Rp 38.000
Saat ini belum tersedia komentar.