● online
Kunci Keberkahan Umur
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Umur manusia menjadi rahasia yang tidak ada seorang pun tahu berapa panjang usia yang dijatahkan kepadanya. Ada manusia yang memiliki kesempatan umur yang panjang. Namun, sedikit sekali karya dan kebaikan yang ia dapat perbuat. Sebaliknya, ada juga manusia yang umurnya pendek. Namun, banyak sekali karya dan kebaikan yang ia hasilkan. Bahkan, pencapaian-pencapaiannya seolah tidak mungkin diperoleh dalam umurnya yang pendek.
Kualitas Umur
Buya Yahya menyampaikan bahwa jika umur kita panjang seharusnya kesempatan kita untuk berkarya dan berbuat kebaikan lebih besar. Jika dalam sehari bisa menyusun lima bata dengan rentang usia 50 tahun, maka tinggal dikalikan saja.
Hanya saja, sungguh ironis banyak orang yang umurnya panjang, tapi tidak ada karya, tidak memiliki amal baik maupun kesan-kesan yang berarti. Sehingga saat ia meninggalkan dunia, hilanglah segalanya. Tidak ada yang bisa mengingat atau sekadar menyebut namanya.
Sebaliknya, ada juga orang yang umurnya pendek tetapi karyanya sangat banyak. Amal kebaikannya dikenang oleh banyak manusia. Contohnya ialah Imam Nawawi.
Imam Nawawi hanya berumur sekitar empat puluh tahun, tetapi karyanya berjilid-jilid. Sampai orang-orang tidak bisa membayangkan bagaimana Imam Nawawi dengan umur yang cukup pendek mampu mengarang begitu banyak kitab. Kitab syarah Majmunya saja ada 32 jilid. Padahal pada zaman itu belum ada mesin ketik dan komputer. Orang yang hendak menulis saat itu mesti menyelupkan pena ke dalam sebuah wadah tinta. Sedangkan setiap celupannya hanya dapat menghasilkan dua sampai dengan tiga huruf saja. Artinya, produktivitas Imam Nawawi dalam menghasilkan karya-karyanya hampir mustahil dilakukan.
Mari Kita Renungi…
Lantas, bagaimana Imam Nawawi bisa seperti itu?
Buya Yahya menyampaikan bahwa itu semua berhubungan dengan barokat (keberkahan umur). Mereka ialah orang-orang yang masuk dalam perkataan Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam,
“Rubba umrin qalilatin amaduhu katsiratun amdaduhu. Alangkah banyaknya masa kehidupan manusia sedikit masanya akan tetapi di dalamnya Allah Swt berikan kebaikan yang banyak.”
Ini adalah hikmah yang seharusnya tidak sekadar kita baca dengan mata kepala atau kita pahami dengan akal. Akan tetapi, mesti kita gunakan hikmah ini untuk membaca diri kita sendiri.
Berapa umur yang sudah kita lalui?
Apa yang sudah kita lakukan selama ini?
Apa karya yang sudah kita hasilkan?
Ya, berkarya tidak harus selalu menulis. Akan tetapi dapat berupa amal kebaikan yang sudah kita perbuat. Seperti halnya shalawat yang kita baca di waktu-waktu senggang. Atau sedekah yang kita berikan dan amal-amal kebaikan lainnya.
Sebab, waktu itu tidak ada artinya kecuali jika diisi dengan amal. Masa yang dilalui tanpa amal yang baik hanyalah masa yang sia-sia.
Umur dan Kesempatannya Sama, Tetapi…
Ada dua orang yang lahir di tanggal, bulan, dan tahun yang sama. Mereka hidup secara berbarengan. Orang pertama hidupnya hanya luntang-lantung, tidak mengerjakan apa pun. Sementara orang kedua rajin bekerja, sering menolong orang, dirinya banyak diceritakan di mana-mana. Coba perhatikan, orang pertama tidak melakukan apa-apa sementara orang kedua melakukan banyak hal yang kelak dapat ia tuai. Padahal lahir dan mati mereka berbarengan. Artinya, orang kedua yang banyak melakukan kebaikan menghasilkan keberkahan dalam umurnya.
Karena itulah Buya Yahya menyampaikan kepada kita untuk segera merenung, bertanya kepada diri sendiri. Dalam sehari 24 jam, ada orang yang bisa membaca shalawat 2000 kali, 1000 kali, atau 500 kali. Sementara kita sendiri, 10 kali shalawat pun tidak bisa.
“Apa yang membedakan diri kita dengan mereka itu? Jawabannya ialah Allah Swt tidak memilih kita. Waktu tidak berkah bagi diri kita,” tambah Buya.
Jika waktu kita sudah diberkahi oleh Allah Swt maka kita akan mudah untuk berbuat baik dan berkarya yang banyak. Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki aktivitas sehari-hari yang sangat padat. Namun, di malam hari dia masih bisa mengaji, menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya di pagi hari, mengantarkan anaknya ke sekolah, pulangnya bisa membaca al-Qur’an 1 juz, padahal kesehariannya begitu sibuk tapi penuh berkah. Sungguh, sudah semestinya kita dapat mencontohnya.
Termasuk juga kehidupan para santri. Di pondok itu terdapat santri yang berbeda. Misalnya dalam 1 jam duduk di dalam madrasah, mereka ada yang sanggup mengahafal satu disiplin ilmu, ada yang berhasil menemukan solusi dari muthala’ah (baca: memahami ulang) suatu kitab, dan sebagainya. Sementara itu, ada juga yang tidak mendapatkan apa-apa. Waktunya hanya ia isi dengan melamun dan diam. Padahal mereka sama-sama di pondok atau bahkan sama-sama dalam satu majelis yang sama.
Pada contoh lainnya dalam aktivitas orang-orang yang ada di pasar yang memiliki bermacam-macam tipe. Orang yang Allah Swt beri keberkahan, dalam keadaan menunggu pembeli pun ia dapat membaca shalawat sebanyak-banyaknya. Sedangkan teman di sampingnya hanya ngobrol tanpa arah dan tujuan.
Yang Menolong Umur Kita
Melihat contoh-contoh di atas, kenapa sebagian bisa berbuat baik sementara sebagian yang lain tidak bisa? Jawabannya adalah karena Allah Swt memberi mereka taufiq rabbani, bimbingan dari-Nya.
Maka di sini kita harus mengerti bahwa waktu itu berlalu. Jangan sampai kita lalui tanpa ada catatan baik. Tanpa ada nilainya.
Buya berpesan,
“Jangan Anda mengembuskan napas kecuali Anda punya sesuatu yang Anda kerjakan yang akan dilihat oleh Allah Swt.”
Hendaknya kita selalu berusaha dan berdoa kepada Allah Swt untuk mendapatkan taufiq rabbani, sebab tiada yang bisa memberikan kita kemampuan untuk mendekat kepada-Nya kecuali Allah Swt sendiri. Semuanya atas pertolongan-Nya.
Oleh karena itu, jika saat ini kita menemukan diri kita masih sanggup berbuat baik maka itu adalah karunia besar yang harus kita syukuri.
Sumber: Kajian Al-Hikam Buya Yahya
Ditulis oleh: Iim Ainunnaim Muhammad
Tags: Al-Hikam, Buya Yahya, Keberkahan Umur
Kunci Keberkahan Umur
Buku Fiqih Thaharah (Bersuci) karya Buya Yahya ini disusun berdasarkan berbagai kitab-kitab yang terpercaya dengan tetap memperhatikan sumber utamanya, yakni al-Qur’an dan Hadits. Buku ini sangat cocok dibaca bagi setiap pemula yang tahu dan belajar lebih banyak ilmu fiqih khususnya tentang thaharah. Sebab, risalah karya Buya Yahya ini sengaja dihadirkan dengan susunan seringkas-ringkasnya. Buku Fiqih… selengkapnya
Rp 47.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan Hadist Jibril. Karena dalam hadist tersebut terjadi dialog antara Baginda Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril. Dalam dialog khusus tersebut Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita tentang tiga pilar agama yang jika ada salah satu… selengkapnya
Rp 66.000Buku ini berisikan terjemahan kosa kata bahasa arab beserta latihan-latihannya yang semoga bisa memudahkan para pelajar atau pecinta bahasa arab untuk mempelajari dasar-dasar bahasa arab sehingga mereka mampu mempraktekkan dalam percakapan sehari-hari. ukuran: 17 cm x 25 cm (B5) Kertas Isi: Bookpaper Hitam Putih Sampul: Soft Cover, Laminasi Dof, Spot UV Emboss Jilid: Lem Panas… selengkapnya
Rp 52.000Buku yang membahas berbagai hal tentang hukum dan tata cara pelaksanaan shalat. *Spesifikasi :* – Sampul Soft Cover Spot UV Emboss – Kertas Paper Book – Isi 156 Halaman – Kemasan Rapih dengan Wrapping Plastik – Ukuran A5
Rp 59.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Dari Kuningan Menuju Yaman PUSTAKA AL-BAHJAH-INSPIRASI- Ijaz Ahmad Jawahirulhaq, seorang santri STAIBA (Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Bahjah) angkatan pertama, berbagi... selengkapnya
Di tengah-tengah kaum muslimin Indonesia sedang ramai perbincangan mengenai perbedaan penetapan hari Raya Iduladha. Sebagian pihak mengikuti ketetapan pemerintah melalui... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah Cirebon – Untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan sebagai upaya penyebaran ilmu agama Islam, Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Prosesi pemotongan hewan qurban di masyarakat pada umumnya dilakukan oleh panitia qurban. Namun seringkali kita melihat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Kita semua tentu berharap agar kelak di akhir hayat kita meninggal dalam keadaan yang baik (khusnul... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Sesekali, kita secara tidak sengaja bisa melihat layar handphone orang lain yang tergeletak atau layar smartphone-nya yang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Isra Miraj merupakan sebuah peristiwa agung yang dialami oleh Baginda Nabi Muhammad Saw. Dalam peristiwa ini... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pernahkah sahabat mendengar istilah peta konsep? Melalui artikel ini, penulis akan memberikan informasi mengenai apa itu peta... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Pernahkah kita bekerja keras siang dan malam demi mengejar harta dan jabatan dunia tetapi malah merasa... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pembahasan mengenai perempuan dan cinta tidak bisa dipisahkan, keduanya seperti saudara kembar. Artinya, memiliki kesamaan antara satu... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.