● online
Kecerdasan Hati sebagai Dasar Kebangkitan Generasi Islam

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pernahkah kita menyaksikan sebuah gebyar yang menjunjung tinggi kepintaran? Saat masih anak-anak, kita mungkin pernah mendengar dengan telinga kita sendiri, “Kamu harus menjadi anak pintar agar nanti menjadi orang sukses!”. Akan tetapi, sesungguhnya kita harus merasa khawatir, jangan-jangan kepintaran yang disuarakan itu hanyalah kepintaran lahir yang hanya bisa disaksikan oleh kedua mata semata, bukan kecerdasan hati dan moral yang mampu menembus nurani manusia. Sehingga yang terjadi hanyalah perlombaan untuk mengangkat manusia dari keterbelakangan daya pikir, tetapi tidak diikuti dengan kecerdasan hati dan kebangkitan moral.
Pentingnya Kecerdasan Hati
Kecerdasan sesungguhnya dimulai dari kecerdasan hati, ruh, dan moral. Jika ruh bangkit, maka jasad pun akan bangkit. Jika hati hidup, maka akal pun akan selamat dan berjaya. Hingga pada akhirnya kemuliaan akan tercapai dan derajat manusia terangkat.
Jika kita lalai akan kecerdasan hati, maka sungguh kepintaran otak, sepintar dan secemerlang apa pun itu hanya akan mengantarkan pada keterbelakangan mental dan kehancuran moral semata.
Makna Kemajuan yang Sesungguhnya
Manusia sering salah dalam memaknai sebuah kemajuan, sehingga beranggapan bahwa ketertinggalan pendidikan adalah keterbelakangan dan kepintaran otak adalah lambang kemajuan. Kita mungkin pernah mendengar orang-orang menyuarakan, “Mengentaskan kebodohan untuk menyongsong kemajuan” sehingga kebodohan sering dituduh sebagai sebab dari kemunduran bangsa.
Sering dikatakan bahwa pelacuran sebabnya karena tidak berpendidikan, pencurian yang disalahkan adalah karena kemiskinan. Padahal sesungguhnya yang berzina bukan hanya orang yang tidak berpendidikan, orang yang memiliki gelar pun ada yang berzina. Pencurian selalu dialamatkan pada kemiskinan, padahal korupsi dan budaya suap menyuap itu dilakukan oleh pejabat kaya yang berpendidikan. Maka di sini kita perlu memahami makna kemajuan dan kemunduran yang sesungguhnya.
Perlu kita tegaskan bahwa,
“Kemajuan yang sesungguhnya adalah majunya moral, sedangkan kemunduran yang sesungguhnya adalah mundurnya moral!”.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita memperhatikan lebih dalam mengenai pendidikan hati dan akhlak. Hati yang baik dan akhlak yang mulia akan melahirkan rahmat dan kasih sayang. Siapa pun orang yang memiliki kasih sayang, akan sulit baginya untuk berbuat zalim kepada dirinya dan orang lain. Sedangkan saat hatinya kosong dari kasih sayang, akan mudah baginya untuk berbuat aniaya. Karena itulah saat seseorang berbuat aniaya, sesungguhnya itu karena hatinya kosong dari kasih sayang.
Teladan Kemajuan Moral dan Kecerdasan Hati
Nabi Muhammad Saw. merupakan manusia yang diutus sebagai wujud dari kasih sayang Allah Swt kepada semesta dan seluruh isinya. Artinya, kehadiran Nabi Muhammad Saw adalah untuk menciptakan kasih sayang di semesta.
Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 107:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
Pendidikan yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw merupakan pembinaan kasih sayang terhadap seluruh makhluk di alam semesta yang puncaknya adalah kemanusiaan yang sesungguhnya, yaitu tentang bagaimana seharusnya manusia berbuat di dunia ini sebagai makhluk yang berakal dan berhati nurani cerdas.
Implementasi Kecerdasan Hati dan Akal
Penerapan kasih sayang kepada sesama manusia dan makhluk Allah Swt dapat dimulai dari kerinduan untuk menghadirkan keindahan di dunia, hingga mengabadikannya dalam keindahan di akhirat kelak. Karena itulah agama melarang untuk berbuat zalim kepada sesama. Sesama yang mencakup diri, keluarga, tetangga, semua manusia, dan bahkan binatang. Berbuat hal yang menjadikan diri sendiri dan orang lain tersakiti sangatlah dilarang. Artinya, apa pun yang kita lakukan harus ada keserasian antara kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat, karena apa pun yang kita lakukan pasti ada konsekuensi dan pertanggungjawabannya, baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, gemerlapnya kemajuan secara lahiriah bukanlah hakikat dari sebuah kemajuan jika tujuannya bukan untuk kebaikan di dunia dan di akhirat. Bahkan sangat mungkin majunya sebuah industri, teknologi, dan kompetensi manusia justru menghadirkan penganiayaan terhadap manusia dan alam semesta. Hal tersebut jika tidak diikuti dengan kesadaran hati yang rindu kebahagiaan abadi di dunia hingga akhirat.
Buya Yahya dalam buku Oase Iman pernah menyampaikan,
“Yang membangun kemajuan untuk keuntungan diri di dunia saja akan tidak sadar dan bahkan tidak peduli saat harus merugikan orang lain di dunia dan akhirat.”
Semoga kita termasuk golongan orang yang peduli terhadap hal ini untuk menjadi manusia yang cerdas hati dan akalnya. Amin.
Ditulis oleh: Iim Ainunnaim Muhammad
Sumber ide dan inspirasi: Buku Oase Iman (Refleksi Problematika Umat) karya Buya Yahya
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Tags: generasi islam, kecerdasan hati, kemajuan, Pendidikan
Kecerdasan Hati sebagai Dasar Kebangkitan Generasi Islam
Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku ini memberikan panduan mudah bagi setiap muslim dalam merencanakan program amalan di bulan Ramadan. Dengan penjelasan yang sederhana dan praktis Buya Yahya mengupas tuntas kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bulan Ramadan dan bagaimana… selengkapnya
Rp 115.000FIQIH PRAKTIS SHALAT BERJAMAAH KARYA BUYA YAHYA Buku ini membahas tentang pentingnya dan tata cara melaksanakan shalat berjamaah, yaitu shalat yang dilakukan bersama-sama oleh sekelompok Muslim. Dalam buku ini, Buya Yahya mengupas secara mendalam mengenai tatacara shalat berjamaah. Mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya. Buya Yahya membahas tentang adab-adab dan tata tertib dalam shalat berjamaah, seperti… selengkapnya
Rp 65.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Buku “Dzikir Harian” yang ditulis oleh Buya Yahya adalah dzikir-dzikir yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir-dzikir yang dihadirkan merupakan dzikir yang dianjurkan dan diamalkan oleh Nabi Muhammad Saw serta para sahabatnya. Dimulai dari tasbih, tahmid, takbir, beserta doa-doanya. Dzikir sebagai upaya senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, dzikir harus diamalkan secara konsisten… selengkapnya
Rp 25.000 Rp 27.000Buku ini berisikan terjemahan kosa kata bahasa arab beserta latihan-latihannya yang semoga bisa memudahkan para pelajar atau pecinta bahasa arab untuk mempelajari dasar-dasar bahasa arab sehingga mereka mampu mempraktekkan dalam percakapan sehari-hari. ukuran: 17 cm x 25 cm (B5) Kertas Isi: Bookpaper Hitam Putih Sampul: Soft Cover, Laminasi Dof, Spot UV Emboss Jilid: Lem Panas… selengkapnya
Rp 40.000 Rp 52.000Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang dilengkapi dengan ketentuan mengenai cara serta waktu bersuci. Semuanya dipaparkan dalam buku ini dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Karena permasalahan ini sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam ibadah, seperti shalat, puasa, thawaf, dan lain-lain. Maka… selengkapnya
Rp 149.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Lembaga Pengambangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah bekerjasama dengan DKM At-Taqwa Center Kota Cirebon menggelar kegiatan “Malam Cinta... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Maulid dan Silaturahmi Akbar Al-Bahjah telah memasuki H-2, berbagai persiapan terus dikebut demi menyambut dan memuliakan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Doa sering dimaknai dengan permohonan atau permintaan dengan penuh harapan dan pujian kepada Tuhan. Dalam agama Islam,... selengkapnya
“Perempuan tidak perlu menuntut ilmu terlalu tinggi. Kalau ujung-ujungnya hanya mengurusi sumur, dapur, dan kasur.” Anggapan seperti itu harus diluruskan.... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Prosesi pemotongan hewan qurban di masyarakat pada umumnya dilakukan oleh panitia qurban. Namun seringkali kita melihat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon- Patungan kurban adalah gabungan beberapa orang dalam pengumpulan dana untuk membeli hewan kurban. Umumnya fenomena patungan kurban... selengkapnya
PUSTAKA AL-BAHJAH-ARTIKEL-Bulan Rabi’ul Awal selalu menjadi momentum spesial untuk kembali mengenang perjuangan Rasulullah, memperingati hari kelahiran manusia terbaik yang pernah... selengkapnya
Pelaksanaan hari raya Idulfitri di Indonesia identik dengan halal bihalal bersama keluarga besar, tetangga dan orang-orang yang dihormati di lingkungan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Pada tahun-tahun tertentu, kita menemukan hari raya bertepatan dengan hari Jumat. Bersamaan dengan itu, muncul pertanyaan apakah melaksanakan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Ibadah haji merupakan ibadah yang sangat diimpikan oleh jutaan umat islam di seluruh dunia. Banyak diantara... selengkapnya

Saat ini belum tersedia komentar.