● online
Hikmah di Balik Pemilihan Jazirah Arab sebagai Tempat Turunnya Dakwah Islam
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Akal sehat yang dianugerahkan Allah Swt kepada manusia merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menuntun manusia kepada pemahaman yang benar mengenai hakikat ketuhanan dan penghambaan. Akal juga yang membedakan manusia dengan ciptaan lain, sehingga manusia dikenakan taklif beban huhum syariat. Oleh karenanya, secara eksplisit Al-Qur’an menyeru manusia untuk bisa berpikir dengan baik, sehingga bisa menarik kesimpulan dan hikmah di balik setiap peristiwa yang terjadi. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Q. S. Al-Baqarah ayat 269: “Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat”.
Berkaitan dengan pemilihan Jazirah Arab sebagai tempat turunnya dakwah Islam, tentu terdapat hikmah dan pelajaran yang bisa diperoleh jika diamati lebih saksama. Agar bisa mengungkap hikmah tersebut, kiranya perlu menghadirkan perbandingan antara Jazirah Arab dengan wilayah lain yang ada sebelum datangnya Islam. Syekh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi dalam Fiqhu As-Sirah menyebutkan:
كان يتصدر العالم إذ ذاك دولتان اثنتان تتقاسمان العالم المتمدن هما فارس والروم ويأتي من ورائهما اليونان والهند
Artinya:
Ketika itu (sebelum datangnya Islam), dunia dipengaruhi oleh dua negeri adidaya, yaitu Persia dan Romawi yang diikuti dengan Yunani dan Hindustan.
Di Persia, ketika itu dipenuhi dengan ajaran-ajaran sesat dan filosofi-filosofi kehidupan yang menyimpang. Di sana ketika itu ada satu kelompok yang disebut Zoroaster, salah satu ajarannya adalah seorang anak diperbolehkan menikahi ibunya dan seorang laki-laki menikahi saudara perempuannya. Selain itu, ada juga kelompok Mazdakiyah sebagaimana yang disebutkan oleh As-Syahrostani dalam Al-Milal Wa An-Nihal, bahwa kelompok ini mempunyai pemahaman mengenai sebab terjadinya perseteruan, permusuhan, dan peperangan adalah dikarenakan kaum wanita dan harta benda. Oleh karena itu, mereka menghalalkan wanita dan harta benda serta menganggap masing-masing dari mereka sama-sama berserikat dan mempunyai hak akan kedua hal tersebut dari saudaranya yang lain.
Adapun di Romawi, sebagaimana yang dipaparkan oleh Ramadhan Al-Buthi, ketika itu diselimuti dengan semangat kolonialisme yang sangat kuat. Berbeda dengan peradaban di Yunani yang dipenuhi dengan takhayul-takhayul. Adapun peradaban Hindustan, mengalami kemunduran baik dari sisi moral, sosial, dan keagamaan, terhitung sejak abad ke-6 Masehi.
Berbeda dengan peradaban di negeri yang telah disebutkan, Jazirah Arab di masa itu jauh dari hiruk-pikuk dunia politik dan kekacauan peradaban. Mereka tidak memiliki kemewahan dan peradaban ala Persia yang memungkinkan mereka melakukan kebejatan dan menyebarkan ajaran yang membolehkan mereka melakukan apa pun yang diinginkan. Akibat kemajuan dan kemewahan peradaban, bangsa besar seperti Persia dan Romawi tenggelam dalam budaya hedonis yang merusak akhlak dan mengabaikan agama. Bangsa Arab juga tidak memiliki kekuatan militer seperti Romawi yang mendorong mereka menindas dan memperbudak bangsa lain. Mereka juga tidak seperti Yunani yang terjerumus dalam takhayul dan filsafat yang salah.
Secara geografis, Jazirah Arab berada di titik tengah di antara bangsa-bangsa yang relatif lebih maju dari segi peradaban. Orang yang memperhatikan Jazirah Arab pada zaman sekarang, pasti akan mendapati bahwa kawasan ini terletak tepat di tengah-tengah dua peradaban yang sedang melebarkan sayapnya, yaitu peradaban materialis Barat dan peradaban spiritualis Timur seperti Hindustan, Cina, dan sekitarnya.
Masyarakat di Jazirah Arab adalah kaum yang tidak bisa membaca dan menulis, sehingga tidak mempunyai aturan dan perundang-undangan secara pasti selain ketetapan dari pemuka kaum masing-masing. Dalam hal keyakinan, masyarakat Arab ketika itu banyak yang menyembah berhala. Kendati demikian, mereka tetap meyakini dan mengimani akan ke-Esaan Allah Swt. Karena bagi mereka menyembah berhala adalah bentuk dari mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Mata pencaharian masyarakat Arab ketika itu juga beragam. Masyarakat yang bertempat tinggal di dekat pegunungan atau yang acap kali disebut suku Baduy. Mata pencaharian mereka adalah pengembala hewan ternak. Adapun masyarakat yang bertempat tinggal di Madinah pekerjaannya ialah bercocok tanam. Sedangkat masyarakat Makkah sumber penghasilannya adalah dengan mengandalkan sektor perniagaan.
Berdasarkan pemaparan yang telah disebutkan, kiranya bisa ditarik kesimpulan bahwa hikmah dipilihnya Jazirah Arab sebagai tempat turunnya dakwah Islam adalah sebagai berikut:
- Letak geografis Jazirah Arab sangat strategis, yaitu berada di antara dua peradaban materialis Barat dan spiritualis Timur. Hal ini akan lebih mempermudah penyebaran dakwah Islam di masa-masa setelahnya.
- Keterbelakangan bangsa Arab dalam sektor pendidikan seakan menunjukkan orisinilitas ajaran Islam. Di mana tidak mungkin ajaran seindah Islam muncul di tengah penduduk yang bahkan tidak bisa membaca dan menulis terkecuali ajaran tersebut memang bersumber dari Tuhan semesta alam.
- Adanya perbedaan yang signifikan antara Jazirah Arab dan negeri yang ada di sekitarnya, seperti Persia, Romawi, Yunani, dan Hindustan seakan menjadi sebuah isyarat bahwa ajaran Islam tidak dibangun berlandaskan logika filsafat, takhayul, dan hawa nafsu manusia, karena masyarakat Arab ketika itu sama sekali tidak terpengaruh dengan apa yang ada di negeri-negeri tersebut.
- Jauhnya bangsa Arab dari hiruk-pikuk dunia perpolitikan dan kekacauan peradaban Persia dan Romawi merupakan bukti nyata yang dapat dijadikan argumen untuk membantah klaim sebagian orientalis yang menganggap bahwa ajaran Islam bersumber dari perundang-undangan yang ada di Romawi.
- Bahasa Arab adalah bahasa yang telah Allah Swt tetapkan sebagai bahasa kaum muslimin, mengingat jika kita menelisik lebih dalam akan ditemukan keutamaan bahasa Arab yang tidak didapati di bahasa-bahasa yang lain.
Demikian, pemaparan yang penulis berusaha hadirkan. Tentu pemaparan di atas tidak bisa mencakup seluruh kebaikan yang ada. Hanya saja penulis berpegang pada sebuah prinsip apa yang tidak bisa dipenuhi semuanya, maka jangan sampai tidak dilaksanakan sama sekali.
Wallahu a’lam bisshawab.
Penulis: Gifari Anta Kusuma (Mahasiswa Al-Azhar Cairo Mesir)
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Hikmah di Balik Pemilihan Jazirah Arab sebagai Tempat Turunnya Dakwah Islam
Shalat berjamaah sudah menjadi pelaksaan rutin yang dilaksanakan oleh kaum muslimin. Maka sungguh disayangkan jika tidak mendapatkan pahala yang sempurna. Oleh karena itu, menurut Buya Yahya target kita bukanlah sekadar bisa dan sah dalam melaksanakan shalat berjamaah saja. Akan tetapi, bagaimana agar kita dapat melaksanakan shalat berjamaah dengan benar dan sempurna untuk mendapatkan pahala yang… selengkapnya
Rp 55.000Ilmu nahwu adalah termasuk bagian dari sekian macam bidang ilmu dalam bahasa arab. Tanpanya sebuah susunan kalam tidak akan difahamai dengan benar sebagaimana yang dikatakan oleh al Imam al Imrithi: والنَّحْوُ أَولَى أَوَّلًا أَنْ يُعْلَمَا * إِذِ الكَلَامُ دُونَهُ لَنْ يُفْهَمَا “ilmu nahwu lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu Karena sebuah kalam bahasa arab tanpanya… selengkapnya
Rp 72.000 Rp 93.600Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Buku “Sam’iyyat” karya Buya Yahya penting untuk kita memiliki sebagai buku pegangan dalam memiliki keyakinan yang benar. Dengan keyakinan yang benar maka kualitas keimanan seseorang akan semakin kuat. Mengimani sesuatu yang ghaib berdasarkan yang kita dengar tanpa melibatkan akal di dalamnya memerlukan upaya yang pelik. Namun dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan dilengkapi dengan cara… selengkapnya
Rp 59.000 Rp 69.000Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang dilengkapi dengan ketentuan mengenai cara serta waktu bersuci. Semuanya dipaparkan dalam buku ini dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Karena permasalahan ini sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam ibadah, seperti shalat, puasa, thawaf, dan lain-lain. Maka… selengkapnya
Rp 149.000Terkadang seorang pelajar bahasa arab akan mendapati sedikit kesulitan dalam mempelajari qoidah ‘adad ma’dud karena pembahasan tersebut tidak terlalu detail ketika disebutkan di sebagian kitab-kitab nahwu khususnya kitab nahwu klasik. Maka kami kumpulkan catatan kecil ini dengan harapan dapat memudahkan para pelajar pemula yang ingin menguasai dasar-dasar qoidah ‘adad ma’dud. Ukuran: 16 cm x 24… selengkapnya
Rp 29.000 Rp 37.700Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 49.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Di tengah segala kesibukan dan dinamika kehidupan, shalat harus tetap menjadi prioritas utama. Dari terbitnya fajar hingga... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Bulan Ramadan yang senantiasa dinantikan umat Islam di seluruh dunia akan segera tiba. Bulan suci tersebut menjadi... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Belakangan ini permainan mesin capit boneka marak sekali di masyarakat, banyak diantaranya yang berbondong-bondong memainkan mesin... selengkapnya
Berikut kami hadirkan teks khutbah Iduladha 1445 H/2024 M. Silakan mendownload dan menyebarkannya melalui tautan yang ada di bawah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Judi atau yang dikenal sebagai maisir dalam konteks Islam, merupakan aktivitas yang dilarang keras karena dampaknya yang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kegiatan yang melibatkan perlombaan, mulai dari lomba olahraga hingga lomba yang lebih ringan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Maulid dan Silaturahmi Akbar Al-Bahjah telah memasuki H-2, berbagai persiapan terus dikebut demi menyambut dan memuliakan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Mahar merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh calon pengantin laki-laki ketika hendak menikah. Namun bagaimana jika... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah Cirebon – Untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan sebagai upaya penyebaran ilmu agama Islam, Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Divisi Media dan Dakwah Al-Bahjah mengadakan tasyakuran gedung media baru yang berdiri megah di kawasan kompleks yayasan... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.