
● online
Mudah Mengingatkan dan Mudah Diingatkan
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Menjalani hidup yang harmonis merupakan impian semua orang dan untuk menuju hidup yang harmonis tentunya harus dengan usaha, karena harmonis diciptakan bukan datang begitu saja. Hal ini juga berlaku untuk organisasi tertentu ataupun suatu negara. Untuk mendapatkan kehidupan yang harmonis tentunya harus dengan usaha yang ekstra, antara atasan dan bawahan harus sering mengingatkan, antara pejabat dan rakyat harus berhubungan erat bukan saling menjerat, agar tercipta kehidupan bernegara yang adil, makmur dan bermartabat.
Hal ini sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi:
“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.”
Akan tetapi realitas yang terjadi saat ini, banyak masyarakat yang belum merasakan keadilan dan kemakmuran, justru sebaliknya. Akibatnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemangku jabatan semakin menurun. Turunnya tingkat kepercayaan bisa disebabkan karena adanya rasa kecewa. Hal ini tentunya dapat mengurangi keharmonisan dalam suatu organisasi ataupun negara.
Ketika pejabat dan rakyat sudah tidak saling hormat, termasuk juga antara atasan dan bawahan sudah tidak saling segan, maka yang terjadi ialah hilangnya keharmonisan, mereka akan berfokus pada dirinya sendiri, tidak peduli, dan hilang rasa empati. Hal seperti ini tidak boleh terus terjadi, karena atasan akan membuat kebijakan yang tidak memperhatikan bawahan dan bawahan akan mencurigai setiap kebijakan yang dibuat oleh atasan. Jika ini terus dibiarkan maka kondisinya akan semakin memburuk, kemarahan akan berada pada puncaknya dan dapat terjadi sesuatu hal yang tidak kita inginkan.
Kita harus menyadari bahwa siapa pun dari kita bukanlah malaikat yang selalu benar dan bukan pula iblis yang selalu salah. Tapi kita adalah manusia yang kadang salah kadang benar. Sudah menjadi tugas kita sebagai manusia untuk saling mengingatkan sesama manusia, baik sebagai pejabat ataupun rakyat, sebagai atasan ataupun bawahan, karena ini merupakan sesuatu hal yang mulia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
﴿ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ ﴾
Artinya: “Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (Q.S Al-‘Asr/103: 2-3)
Ada sebuah kisah seorang pemimpin yang adil dan bijaksana, ialah Khalifah Umar Bin Khattab yang menangis memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena di saat ia sedang turun ke masyarakat dan menyamar sebagai orang biasa, ia menemukan seorang ibu-ibu yang berpura-pura sedang memasak bubur untuk anaknya yang menangis kelaparan. Padahal ia hanya memasukan batu pada pancinya. Sang Ibu dengan keadaan sedih pun berkata, “Celakalah Amirul Mu’minin Umar ibnu Khattab yang membiarkan rakyatnya kelaparan.” Mendengar ucapan tersebut Khalifah Umar Bin Khattab pun pergi sembari menangis memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena ada rakyatnya yang kelaparan. Akhirnya ia pergi ke rumahnya dan mengambil sekarung gandum dan memikulnya untuk dibawa ke rumah Ibu tersebut. Tak peduli seberat apa pun gandum yang dibawa, karena ia merasa lebih berat siksaan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadapnya jika ia membiarkan rakyatnya kelaparan. Andai semua pemimpin seperti ini, niscaya ia akan selamat dan keharmonisan yang diakibatkan dari kebijaksanaannya yang mulia akan tercapai.
Sebagai rakyat yang baik dan taat pada peraturan dan hukum, sudah seharusnya kita patuh kepada para pimpinan selama kebijakan yang dibuat tidak melanggar larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak bertentangan dengan suara rakyat. Jika ada kebijakan yang dirasa tidak baik terhadap keberlangsungan suatu negara, maka ingatkan pemimpin tersebut dengan cara yang bijak.
Jika kita sebagai seorang pemimpin, maka janganlah jadi pemimpin yang angkuh dan sombong yang tidak mau mendengar kritikan dari rakyatnya. Jangan buta dan tuli terhadap realita yang terjadi. Jadilah pemimpin yang mudah diingatkan, ketika masyarakat mengajukan protes atas kebijakan yang kita buat, bukan berarti mereka tak sejalan dengan kita, tetapi mereka ingin adanya perubahan yang lebih baik untuk negeri ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
﴿ فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ﴾
Artinya: “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran/3:159
Dalam ayat tersebut dijelaskan ketika hendak membuat suatu kebijakan maka ajaklah rakyat untuk ikut bersuara dan bermusyawarah, karena bagaimana pun kebijakan yang pemimpin buat akan berdampak kepada rakyat. Duduk bersama antara pejabat dan rakyat akan membuat suasana demokrasi menjadi hidup serta bermartabat, sehingga tidak ada satu orang pun yang cacat hanya karena ingin menyampaikan pendapat.
Ciptakan hidup yang indah di negeri ini, jadilah pribadi yang mudah mengingatkan dan mudah diingatkan. Ketika menyampaikan pendapat maka gunakanlah akhlak yang baik, sampaikanlah sesuatu yang baik dengan cara yang baik agar pesan tersebut tersampaikan. Andai semua pejabat dan rakyat dapat menerapkan ini, maka negeri ini akan menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.
“Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu.”
-Ali bin Abi Thalib–
Penulis: Moh. Minanur Rohman
Penyunting: Idan Sahid
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara klik link ini.
Mudah Mengingatkan dan Mudah Diingatkan
Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Buku “Dzikir Harian” yang ditulis oleh Buya Yahya adalah dzikir-dzikir yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir-dzikir yang dihadirkan merupakan dzikir yang dianjurkan dan diamalkan oleh Nabi Muhammad Saw serta para sahabatnya. Dimulai dari tasbih, tahmid, takbir, beserta doa-doanya. Dzikir sebagai upaya senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, dzikir harus diamalkan secara konsisten… selengkapnya
Rp 25.000 Rp 27.000Buku Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama (IMPPU) Karya Buya Yahya menjelaskan perbedaan keyakinan aqidah dan perbedaan pelaksanaan amalan ibadah-ibadah dalam Islam. Buku ini menghadirkan perbedaan tersebut berdasarkan sudut pandang para ulama secara komparatif. Sehingga segala bentuk perbedaan dan perdebatan yang kerap muncul di masyarakat dapat menjadi salah satu nuansa perbedaan yang harmonis, sehingga ekses negatif… selengkapnya
Rp 89.000Ilmu nahwu adalah termasuk bagian dari sekian macam bidang ilmu dalam bahasa arab. Tanpanya sebuah susunan kalam tidak akan difahamai dengan benar sebagaimana yang dikatakan oleh al Imam al Imrithi: والنَّحْوُ أَولَى أَوَّلًا أَنْ يُعْلَمَا * إِذِ الكَلَامُ دُونَهُ لَنْ يُفْهَمَا “ilmu nahwu lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu Karena sebuah kalam bahasa arab tanpanya… selengkapnya
Rp 72.000 Rp 93.600Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 49.000Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku ini memberikan panduan mudah bagi setiap muslim dalam merencanakan program amalan di bulan Ramadan. Dengan penjelasan yang sederhana dan praktis Buya Yahya mengupas tuntas kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bulan Ramadan dan bagaimana… selengkapnya
Rp 115.000Buku ini berisikan terjemahan kosa kata bahasa arab beserta latihan-latihannya yang semoga bisa memudahkan para pelajar atau pecinta bahasa arab untuk mempelajari dasar-dasar bahasa arab sehingga mereka mampu mempraktekkan dalam percakapan sehari-hari. ukuran: 17 cm x 25 cm (B5) Kertas Isi: Bookpaper Hitam Putih Sampul: Soft Cover, Laminasi Dof, Spot UV Emboss Jilid: Lem Panas… selengkapnya
Rp 40.000 Rp 52.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pernahkan Anda memiliki keinginan untuk menulis tetapi terhambat dengan pengetahuan Anda yang terbatas? Ya, hambatan tersebut salah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Sebelumnya, kita telah membahas kisah Nabi Zakariya dan bagaimana rumus agar doa terkabul, jika Anda belum... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Setiap manusia tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu manusia membawa amanahnya masing-masing. Jika tidak dijaga, kekurangan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kegiatan yang melibatkan perlombaan, mulai dari lomba olahraga hingga lomba yang lebih ringan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Mendaki gunung merupakan aktivitas luar ruangan yang belakangan ini banyak diminati masyarakat Indonesia. Pada gunung-gunung tertentu, proses pendakian... selengkapnya
Islam sebagai agama yang sempurna, sejak awal telah mendeklarasikan hak-hak wanita secara sempurna pula. Sejak saat itu, wanita muslimah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Hal yang harus dipahami terlebih dahulu adalah makna ta’aruf itu sendiri. Ta’aruf bukanlah kesepakatan untuk menuju kepada... selengkapnya
Sering kali kita mendengar anjuran untuk membaca surah Al-Waqi’ah setelah Asar. Sebenarnya, apakah ini diperbolehkan dalam Islam? Mari simak penjelasannya... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Sahabat sekalian, puasa merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Siapa pun yang meninggalkan puasa... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Hubungan yang sehat dalam pernikahan adalah ketika pasangan saling mendukung, menghargai, dan memahami satu sama lain serta... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.