fbpx
Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

CS Pustaka
● online
CS Pustaka
● online
Halo, perkenalkan saya CS Pustaka
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka Setiap Hari pukul 08.00 s.d. pukul 16.00 Hari Besar Islam Tutup
Beranda » Blog » Wanita Istimewa, Pancaran Kemuliaan Nabi Saw

Wanita Istimewa, Pancaran Kemuliaan Nabi Saw

Diposting pada 22 Februari 2024 oleh Redaksi / Dilihat: 203 kali / Kategori:

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Nabi Muhammad Saw pernah menyebut bahwa wanita adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia. Wanita disebut sebagai perhiasan dunia karena ia memiliki sesuatu yang amat berharga, yakni kesalehannya. Wanita yang dapat merawat rasa malunya. Wanita yang apabila berperan sebagai istri, senantiasa menjaga kehormatan suaminya. Wanita yang bertakwa kepada Allah Swt dengan sebaik-baiknya takwa.

Di antara upaya untuk menggapai kemuliaan wanita yaitu dengan keteladanan. Selain Nabi Muhammad Saw yang dapat dijadikan sebagai suri teladan sesungguhnya bagi umat Islam, suri teladan lainnya bagi kaum muslimah adalah Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Wanita istimewa yang memiliki pancaran-pancaran kemuliaan Nabi Muhammad Saw. Di antara keteladanannya adalah sebagai berikut.

Pangkal Keteladanan Wanita

Nabi Muhammad Saw begitu mencintai anak didiknya sendiri, yakni wanita istimewa Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Kecintaan Baginda Nabi Saw salah satunya disebabkan karena ia sangat dekat dengan Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Kedekatannya itulah yang membuat Sayyidah Fatimah memiliki banyak kemiripan dengan Nabi Saw, baik dalam hal ibadah maupun perilaku. Oleh karena itu, bersungguh-sungguh dalam bersuri teladan kepada Sayyidah Fatimah tidak jauh berbeda bersuri teladan kepada Nabi Saw.

Rasa Malu Penghantar Kemuliaan

Keindahan akhlak wanita ahli surga seperti Sayyidah Fatimah diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari. Salah satunya dengan senantiasa merawat rasa malu. Termasuk wasiatnya dalam memperlakukan jasadnya apabila kelak ia wafat. Yakni wasiat agar dibuatkan keranda sehingga keranda tersebut dapat menutupi tubuhnya dan memakamkannya di malam hari. Sebab, beliau khawatir apabila bentuk atau lekuk tubuhnya akan terlihat. Sungguh, begitu tingginya rasa malu beliau, sampai memedulikan perihal aurat ketika wafat.

Pendidikan dari Nabi Muhammad Saw menghantarkan rasa malu Sayyidah Fatimah sebagai bentuk kemuliaan untuk dapat menjadi contoh bagi setiap wanita. Adapun cara lain, hendaknya Nabi Saw senantiasa dihadirkan dan keteladanan Sayyidah Fatimah ini pun dipegang, sehingga seorang wanita tidak akan berani memamerkan dirinya kepada laki-laki yang bukan mahramnya. Sementara bagi seorang laki-laki dapat menjaga diri dengan tidak tertarik kepada wanita yang biasa memamerkan dirinya. Apabila di sebelum menikah saja sudah terbiasa seperti demikian, maka ketika kemudian menjadi sepasang suami istri keduanya akan senantiasa saling menjaga kehormatannya.

Tawadhu Pemangkas Kekotoran Hati

Sejatinya, keindahan pribadi seseorang sangat memungkinkan untuk diperlakukan dengan khidmah (baca: pengabdian) oleh orang lain. Akan tetapi, berbeda dengan Sayyidah Fatimah. Beliau memiliki sikap yang amat mandiri. Meskipun secara nasab beliau menyandang sebagai anak dari manusia paling mulia. Namun semua kenikmatan yang dapat beliau dapatkan, tidak serta merta ia gunakan sesukanya, justru semakin menumbuhkan ketawa­dhuan padanya.

Sayyidah Fatimah merupakan istri dari seorang pahlawan Islam yang sangat mencintai dan dicintai Allah dan Nabi Saw, yakni Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Sebagai seorang istri salehah, Sayyidah Fatimah mengabdi kepada sang suami dengan sepenuh hati. Salah satunya dengan tidak sungkan untuk membantu Sayyidina Ali menumbuk gandum, sekalipun tangannya kemudian lecet menjadi merah.

Suatu ketika Nabi Saw datang di saat beliau sedang menumbuk gandum. Nabi Saw kemudian mempersilakan beliau istirahat, sedangkan Nabi Saw melanjutkan pekerjaan itu bersama dengan Sayyidina Ali. Perbuatan Nabi Saw tersebut memberikan pelajaran lainnya, yaitu penghargaan terhadap seorang wanita: itulah bentuk perhatian Islam kepada wanita.

Demikianlah suatu upaya bagi seorang muslimah untuk dapat mencintai sang idola, ialah dengan mengenali kepribadian Sayyidah Fatimah melalui kisah-kisah teladannya. Kemudian mengikuti akhlak beliau agar dapat menjadi muslimah yang dicintai Allah dan Nabi Saw.

Penulis: Asti Dwi Sripamuji

Editor: Idan Syahid

Sumber:

  1. Official Youtube Buya Yahya: https://youtu.be/Yn5Z5CiuWdo?si=SHq89tcUzMlIqt6e
  2. Official TikTok Ummi Fairuz Ar-Rahbini: https://www.tiktok.com/@ummifairuz_arrahbini

Tags: , , ,

Bagikan ke

Wanita Istimewa, Pancaran Kemuliaan Nabi Saw

Saat ini belum tersedia komentar.

Mohon maaf, form komentar dinonaktifkan pada halaman/artikel ini.

Wanita Istimewa, Pancaran Kemuliaan Nabi Saw

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: