Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

CS Pustaka
● online
CS Pustaka
● online
Halo, perkenalkan saya CS Pustaka
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Beranda » Blog » Salah Kaprah Berbuka Puasa dengan yang Manis-Manis

Salah Kaprah Berbuka Puasa dengan yang Manis-Manis

Diposting pada 18 March 2025 oleh Redaksi / Dilihat: 649 kali / Kategori:

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Berbuka puasa bukan hanya prosesi melepas dahaga dan haus, tapi juga merupakan salah satu ibadah yang memiliki tata cara dan tatakrama sekaligus berbuah pahala. Oleh karena itu, sayang sekali jika kita mengabaikan tata caranya hingga kehilangan keutamaannya. Padahal kita berada di bulan paling mulia di mana segala amal kebaikan dibalas berlipat-lipat, yang sunah dibalas dengan ganjaran amalan wajib dan apa lagi yang wajib dibalas berkali-kali ganjaran yang wajib.

Setelah memahami pentingnya tata cara berbuka puasa, sekarang mari kita ulas ungkapan yang cukup populer, yakni, ‘Berbukalah dengan yang manis-manis’. Ungkapan seperti ini mungkin tidak asing di telinga kita. Sebenarnya, pernyataan ini tidaklah salah tapi bisa menjadi salah kaprah jika dipahami apa adanya.

Secara literal, ‘Berbuka dengan yang manis-manis’ artinya menu yang digunakan untuk mengawali berbuka itu berasal dari yang manis. Bisa saja berupa makanan dan minuman yang terbuat dari gula dan bahan yang mengandung gula. Seperti kue yang manis, kolak, es teh manis, es doger, es kelapa, dan olahan-olahan gula lainnya. Bisa juga berupa buah-buahan yang manis, seperti madu dan susu. Mencakup semua yang serba manis. Namun, yang dianjurkan dan diajarkan Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wassalam tidak seumum itu. Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam mengajarkan, apa saja yang diprioritaskan masuk ke perut saat mengawali berbuka beserta urutannya. Oleh karena itu, ungkapan, ‘Berbukalah dengan yang manis-manis’ tidak serta merta yang penting manis.

Terlebih lagi, membiasakan memakan makanan olahan gula secara berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan tubuh. Sedangkan puasa merupakan momen untuk menyehatkan tubuh. Maka mari kita mulai selektif dalam memilih menu takjil saat berbuka.

Menu Takjil yang Diajarkan Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam

Pada dasarnya tidak ada larangan berbuka dengan menu takjil apa saja selagi itu halal. Apakah Anda mengawali berbuka dengan semangkuk kolak, segelas es campur, atau dengan secangkir kopi pun boleh-boleh saja. Tetapi mengejar kesempurnaan tidaklah cukup dengan sekadar halal dan boleh. Baginda Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam mengajarkan apa yang sebaiknya diprioritaskan untuk pertama kali masuk ke dalam perut setelah menahan lapar dan dahaga sekian lamanya.

Sebuah hadis menerangkan anjuran Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam ketika berbuka.

عن النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلى تَمْرٍ، فَإِنْ لَمْ يَجدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّه طَهُورٌ (روَاهُ أَبو دَاودَ والترمذي، وقالَ: حديثٌ حَسَنٌ صحيحٌ)

“Diriwayatkan dari Baginda Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam beliau bersabda, ‘Jika salah satu dari kalian berbuka maka hendaknya berbuka dengan kurma, jika tidak menemukan kurma maka hendaknya berbuka dengan air karena sesungguhnya air adalah suci dan menyucikan.’”

Ada juga hadis lainnya yang menerangkan hal serupa.

كانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيراتٌ، فإِنْ لمْ تَكُنْ تُميراتٌ حَسَا حَسَواتٍ مِنْ ماءٍ (رواه أَبو داود والترمذي، وَقالَ: حديثٌ حسنٌ)

“Baginda Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam berbuka sebelum melakukan shalat (Magrib) dengan kurma-kurma segar (ruthab), jika tidak menemukan maka dengan kurma, jika tidak menemukan kurma maka dengan air.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan beliau berkata bahwa ini hadis hasan)

Dari hadis-hadis di atas kita bisa menyimpulkan, bahwa Baginda Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam mendahulukan kurma ketika berbuka, baik itu kurma segar (ruthab) atau kurma kering biasa. Jika keduanya tidak ada, maka dengan air putih. Ruthab adalah kurma matang dan basah, sedangkan tamr adalah kurma kering biasa yang sering kita temui.

Dengan demikian urutan prioritas ketika membatalkan puasa sebagai berikut.

  1. Dengan kurma segar (ruthab), ini yang paling utama dan diutamakan
  2. Dengan kurma biasa, ini sangat utama setelah tidak ada ruthab.
  3. Dengan air putih, sangat utama setelah tidak ada kurma.

Ketika Tidak Ada Kurma dan Air Putih

Sekilas, mendahulukan kurma seolah sama dengan mendahulukan berbuka dengan yang manis-manis. Kurma memang manis dan mengandung kalori yang mampu mengisi ulang energi orang yang sudah berpuasa, layaknya gula. Akan tetapi, yang ditekankan adalah nilai kesunahannya.

Ketika tidak ada kurma dan air putih, sebagian ulama tetap mengajarkan urutan yang sebaiknya diprioritaskan agar tidak ketinggalan keutamaan berbuka puasa. Sebagian ulama menambahkan urutan berbuka puasa ketika tidak ada kurma dan air sebagai berikut.

  1. Kurma segar (ruthab), disebutkan juga bahwa air zamzam setara dengan ruthab untuk berbuka.
  2. Kurma kering (tamr)
  3. Kurma muda yang belum matang
  4. Air putih
  5. Makanan dan minuman manis yang tidak diolah dengan api
  6. Makanan dan minuman manis yang diolah dengan api

Makanan dan minuman manis yang tidak dimasak dengan api itu seperti madu, susu, anggur, mangga, dan buah-buahan manis lainnya. Jika tidak ada juga, baru dengan makanan dan minuman manis yang dimasak dengan api.

Tetap Perhatikan Etika Makan dan Minum Saat Berbuka!

Ingat, berbuka puasa tetaplah makan dan minum yang etikanya diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam. Sebisa mungkin jangan sampai kita melalaikannya hanya karena terburu-buru ketika berbuka puasa. Kesunahan dan etika saat makan dan minum di antaranya: membaca basmalah, mencuci tangan terlebih dahulu, dengan tangan kanan, sambil duduk, tidak berlebih-lebihan, tidak makan dan minum sambil berdiri, tidak bernapas dalam wadah ketika minum, menutup mulut ketika mengunyah, tidak mengambil makanan yang jauh dari jangkauan, mengambil makanan dari pinggir (bukan dari tengah), dan mengakhiri dengan doa dan hamdalah.

Khusus untuk minum, cara yang dicontohkan Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam ialah dengan dijeda sebanyak tiga kali. Setelah membaca basmalah, minum air sebanyak dua atau tiga tegukan tanpa mengambil dan mengeluarkan napas, lalu lepaskan gelas dari mulut sebagai jeda. Lakukan ini berulang sampai tiga kali dan akhiri dengan hamdalah.

Jadi, apakah perlu, ‘Berbuka dengan yang manis-manis’? Jawabannya adalah tetap perlu, tapi sesuatu yang manis tersebut diutamakan adalah kurma. Bukan sembarang makanan dan minuman yang manis. Ini semua demi keutamaan berbuka puasa yang diajarkan Baginda Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wassalam. Semoga kita semua termasuk bagian dari orang yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam sebagai orang berpuasa orang berpuasa, yaitu mendapatkan kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amin.

 

Referensi: Ceramah Buya Yahya dan sumber lainnya

 

Penulis: Iim Ainunnaim Muhammad

Penyunting: Idan Sahid

 

Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara klik link ini.

Tags: , ,

Bagikan ke

Salah Kaprah Berbuka Puasa dengan yang Manis-Manis

Saat ini belum tersedia komentar.

Mohon maaf, form komentar dinonaktifkan pada halaman/artikel ini.
Solusi Buya Yahya untuk Mengurangi Kasus Kekerasan dan Pelecehan pada Wanita
10 June 2024

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pada era sekarang ini, banyak sekali kasus kekerasan dan pelecehan yang menimpa kaum wanita, dimulai dari pemerkosaan,... selengkapnya

Yayasan Aliqa Jalin Silaturahim dengan Penerbit Pustaka Al-Bahjah
6 July 2023

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Selasa, 16 Dzulhijjah 1444 H bertepatan dengan 4 Juli 2023 rombongan dari Yayasan Aliqa yakni Owner... selengkapnya

Buya Yahya Rilis Buku Fiqih Haji dan Umrah: Rahasia Kesuksesan di Tanah Suci
5 October 2024

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pada hari Ahad, tanggal 3 Rabi’ul Akhir 1446 H/6 Oktober 2024 M, Buya Yahya secara resmiakan meluncurkan... selengkapnya

Satu Hati di Al-Bahjah: Semarak Maulid Akbar Nabi Muhammad ﷺ Rabi’ul Awal 1443 H
10 October 2021

PUSTAKA AL-BAHJAH-NEWS-Bertempat di Pondok Pesantren Al-Bahjah Sendang, Kecamatan Sumber-Cirebon, berlangsung acara gebyar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad ﷺ, Ahad... selengkapnya

Rapat Koordinasi (Bahu-Membahu dengan Potensi Diri untuk Nabi yang Dicintai)
8 October 2021

Rapat Koordinasi (Bahu-Membahu dengan Segala Potensi Diri untuk Nabi yang Dicintai) PUSTAKA AL-BAHJAH-FLASH BACK-Sebuah kegiatan akbar yang sangat ditunggu-tunggu, yaitu... selengkapnya

Resensi Buku Silsilah Fiqih Praktis Cerdas Memahami Darah Wanita karya Buya Yahya
10 February 2025

Identitas Buku Judul: Silsilah Fiqih Praktis-Cerdas Memahami Darah Wanita Penulis: Buya Yahya Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Halaman: 177 Buku Silsilah Fiqih... selengkapnya

Orang Tua yang Telah Meninggal Masih Bisa Mendapatkan Pahala dengan Cara Ini
1 February 2025

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Setiap amal kebaikan yang kita lakukan, baik berupa sedekah maupun berbagi ilmu, akan memberikan pahala langsung kepada... selengkapnya

Semarak Maulid Nabi Muhammad 1444 H, LPD Al-Bahjah Gelar Bazar dan Expo Maulid
29 September 2022

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Penyelenggaraan maulid dan silaturahmi akbar di LPD Al-Bahjah, Cirebon tinggal tiga hari lagi. sebagai upaya untuk... selengkapnya

Telah Dibuka Kesempatan Emas Menjadi Pejuang Rasulullah!
1 December 2022

Pustaka Al-Bahjah kembali membuka kesempatan dan peluang kepada anda untuk berjuang bersama kami dalam menebarkan risalah dakwah Rasulullah Saw. Pustaka... selengkapnya

Salah Kaprah Berbuka Puasa dengan yang Manis-Manis

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: