● online
Muslimah Wajib Meneladani Sayyidah Fatimmah Az-Zahra, Begini Kisahnya

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Berawal dari hadits Rasulullah Saw:
قال رسول الله عليه وسلم : صنفان من أهل النار لم أرهما قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس ونساء كاسيات عاريات مميلات مائلات رءوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن الجنة ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا
Artinya : Rasulullah Saw bersabda;
“Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. Pertama, kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang dipergunakannya untuk memukul orang. Kedua, wanita-wanita yang berpakaian, tetapi sama dengan yang bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis, atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka disasak bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga”.
Diketahui dari hadits tersebut, bahwa sejak zaman Rasulullah dan para sahabat tidak pernah menemukan ciri-ciri dari apa yang telah Rasulullah sebutkan. Selain harus kita yakini bahwa hadits ini menunjukkan mukjizat Rasulullah yang dapat memprediksi masa depan seperti hadits-hadits yang lain, juga secara tidak langsung hadist tersebut telah memberitahukan cara berpakaian muslimah pada zaman Rasulullah.
Muslimah terbaik yang pandai menutupi auratnya ialah putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah Az Zahra. Guru mulia kita Buya Yahya pernah mengisahkan bahwa suatu ketika Rasulullah memberikan pertanyaan kepada Sayyidina Ali dan para sahabat di sebuah majelisnya. “Siapa perempuan yang paling bagus?”. Para sahabat Nabi pun bingung dan tidak bisa menjawab. Begitu pun dengan Sayyidina Ali tak bisa menjawab. Akhirnya para sahabat dan Sayyidina Ali pulang dengan membawa pertanyaan yang belum terjawab dari Nabi Muhammad Saw. Ketika Sayyidina Ali pulang, Sayyidah Fatimah Az Zahra bertanya kepada suaminya, “Dapat ilmu apa dari ayahanda?”, Sayyidina Ali menjawab, “Kami mendapatkan banyak hal, namun ada pertanyaan Nabi yang tidak bisa kami jawab”, “Pertanyaan apa?”, tanya Sayyidah Fatimah, “Nabi bertanya kepada kami siapa perempuan paling mulia?”. Akhirnya Sayyidah Fatimah membisikkan jawabannya kepada suaminya. Dan setelah mendengarnya, Sayyidina Ali bahagia dengan wajah yang berbinar dan berseri-seri.
Keesokannya, Sayyidina Ali dan para sahabat kembali ke majelis Rasulullah, dan Rasulullah kembali mengungkit pertanyaan yang belum terjawab kemarin,“Siapa yang punya jawaban?”. Sahabat yang lain masih terdiam, lantas Sayyidina Ali langsung berkata, “Kami punya jawaban Ya Rasulullah”. “Siapa wanita paling mulia?” Sayyidina Ali menjawab, “Wanita yang mulia adalah wanita yang tidak pernah melihat laki-laki dan tidak pernah dilihat laki-laki”. Akhirnya Rasulullah tersenyum dan menyadari siapa yang memberikan jawabannya dan Sayyidina Ali pun tertunduk malu tentunya yang menjawab adalah putri Rasulullah.
Dalam kisah yang lainnya, di kala Sayyidah Fatimah Az Zahra sedang bersama Asma’ binti Umais duduk di depan rumah beliau, ketika itu ada jenazah yang lewat di depan Sayyidah Fatimah. Tiba-tiba Sayyidah Fatimah menangis sejadi-jadinya sampai Asma’ ketakutan dan bertanya, “Kenapa engkau wahai putri Rasulullah?” Sayyidah Fatimah menjawab, “Suatu saat aku akan mati”, “tentu kita semua akan mati,” tambah Asma’, “Bukan soal kematian yang aku tangisi, tapi yang aku tangisi adalah aku tidak ingin mati seperti itu. Lihat! semua orang yang meninggal akan diperlakukan seperti itu, dibungkus dengan kain kafan lalu diangkat. Lekuk-lekuk tubuhnya akan terlihat, alangkah malunya jika aku diperlakukan seperti itu”. Lantas Asma’ bercerita “Wahai Sayyidah Fatimah, waktu di Habasyah aku melihat, jika ada orang yang meninggal, mayat itu diletakkan di sebuah kotak lalu ditutup dengan pelapah kurma sehingga tidak kelihatan mayatnya”. Akhirnya Sayyidah Fatimah bahagia dan berkata kepada Asma’, “Wahai Asma’ aku berwasiat kepadamu jika aku mati, aku ingin diperlakukan seperti itu dan bawa mayatku di waktu malam hari”.
Dari kisah tersebut kita banyak mengambil teladan, bahwa begitu mulianya putri Baginda Rasulullah Saw. Wanita panutan bagi umat muslimah. Namun di era zaman modern seperti ini, kemungkinan banyak orang yang lupa dengan kisah Sayyidah Fatimah Az Zahra. Akhirnya banyak di sekeliling kita wanita muslimah yang kurang menutupi auratnya. Bahkan ada yang meniru gaya kaum barat nonmuslim yang memakai pakaian yang sangat minim. Dan lebih parahnya lagi, ada orang yang saling mencaci perempuan tidak bercadar, menghina perempuan yang bercadar. Perempuan yang bercadar menghina perempuan yang tidak bercadar. Semoga Allah Swt memberi hidayah kepada mereka dan kita semua dijauhkan dari sifat-sifat tercela seperti itu.
Dalam salah satu nasihatnya, guru mulia kita Buya Yahya menjelaskan tata cara mengenakan jilbab sesuai syari’at. Yakni perempuan disyari’atkan untuk menutup sekujur tubuh termasuk wajah dan telapak tangan. Hal tersebut merupakan pendapat yang dikukuhkan termasuk madzhab kita Imam Syafi’i. Perempuan wajib menutupi sekujur tubuh dan telapak tangan. Namun ada perbedaan pendapat ulama yang mengatakan sunah menyingkap wajah dan telapak tangan.
Oleh sebab itu, guru kita Buya Yahya menasihati, bagi yang bercadar jangan menghina yang belum bercadar, apa lagi yang belum bercadar jangan menghina yang sudah bercadar. Karena di zaman modern saat ini, banyak yang beranggapan bahwa cadar adalah tradisi orang Arab atau kelompok ekstrimisme. Padahal dari penjelasan di atas pun sudah terjawab, bahwa cadar adalah syari’at Islam, bukan milik orang Arab ataupun kelompok ekstrimisme. Anehnya lagi, mereka tidak pernah berkomentar kepada orang yang berpakaian minim di khalayak umum. Semoga dengan membaca kisah dari Sayyidah Fatimah Az Zahra, dan penjelasan dari guru kita Buya Yahya, kaum muslimah mulai tergugah hatinya untuk menutup aurat terlebih di depan yang bukan mahrom-nya.
Penulis: Muhammad Tis Asuh Sobirin
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Tags: fatimah, fatimmah az-zahra, kisah, Muslimah
Muslimah Wajib Meneladani Sayyidah Fatimmah Az-Zahra, Begini Kisahnya
Buku Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama (IMPPU) Karya Buya Yahya menjelaskan perbedaan keyakinan aqidah dan perbedaan pelaksanaan amalan ibadah-ibadah dalam Islam. Buku ini menghadirkan perbedaan tersebut berdasarkan sudut pandang para ulama secara komparatif. Sehingga segala bentuk perbedaan dan perdebatan yang kerap muncul di masyarakat dapat menjadi salah satu nuansa perbedaan yang harmonis, sehingga ekses negatif… selengkapnya
Rp 89.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Maulid Johansyah, M.Pd. Tebal buku: xi+138 Buku saku Kosa Kata (Almufrodat) Sehari-Hari ini merupakan pelengkap untuk buku Pengantar Belajar Bahasa Arab yang menjelaskan secara singkat tentang qoidah-qoidah dasar. Kosa kata (Almufrodat) disebutkan oleh para pakar bahasa sebagai salah satu unsur dalam belajar bahasa Arab selain qoidah. Tanpanya bagaimana mungkin seseorang dapat… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 29.900Buku Fiqih Bepergian karya Buya Yahya menghadirkan masalah umum yang sering dihadapi oleh kaum muslim dalam menjaga kualitas dan waktu shalat saat sedang bepergian. Buya Yahya memberikan penjelasan tentang kondisi-kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan shalat, seperti perbedaan zona waktu, keterbatasan ruang, susahnya mencari tempat wudhu, dan lain sebagainya. Buku ini memberikan solusi-solusi praktis yang… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 43.000Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang dilengkapi dengan ketentuan mengenai cara serta waktu bersuci. Semuanya dipaparkan dalam buku ini dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Karena permasalahan ini sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam ibadah, seperti shalat, puasa, thawaf, dan lain-lain. Maka… selengkapnya
Rp 149.000Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Depresi dapat menimpa semua kalangan, baik kaum muda maupun tua. Fenomena yang merebak saat ini bahwa banyak... selengkapnya
Pendahuluan Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan istimewa dalam Islam, di mana terdapat dua ibadah utama yang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Di tengah gemerlap bulan Ramadan, saat suasana kota terasa penuh kehangatan dan kebersamaan, pemandangan yang lazim terlihat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Baru-baru ini kita dihebohkan dengan berita perayaan Hallowen di Arab Saudi yang notabene merupakan negara Islam.... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Sebelumnya, kita telah membahas kisah Nabi Zakariya dan bagaimana rumus agar doa terkabul, jika Anda belum... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Agama Islam merupakan ajaran yang menjunjung tinggi kedudukan nilai keadilan, kemanusiaan, kemulian, dan kesetaraan. Sejak datangnya Islam... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Dalam hidup, kita tak pernah tahu kejutan apa yang akan datang esok hari. Kadang kita bersukacita, kadang juga... selengkapnya
Masalah dalam Bersedekah Oleh: Admin 2 Disadur dari ceramah Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon) PUSTAKA AL-BAHJAH-ARTIKEL-Sedekah, satu kata yang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah dan pintu gerbang memasuki bulan suci Ramadan. Bulan Sya’ban merupakan salah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Air sering kali dijadikan sebagai media untuk mendapatkan keberkahan, baik melalui doa maupun sebagai perantara untuk keberkahan... selengkapnya

Saat ini belum tersedia komentar.