
● online
Hidup Diliputi Kebingungan, Tak Tentu Arah dan Tujuan? Mari Simak Nasihat Buya Yahya Berikut Ini
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Swt yang paling mulia di muka bumi karena kesempurnaannya melebihi makhluk lain. Dengan kesempurnaan tersebut, tentu manusia tidaklah hidup untuk kesia-siaan, ada hal yang harus manusia tuju dalam hidupnya tersebut, yaitu keberhasilan dan kesuksesan di akhirat kelak yakni ridha Allah Swt.
Menurut Buya Yahya, untuk mencapai kesuksesan yang dimaksud, maka seorang manusia haruslah memiliki tiga kesadaran. Tiga kesadaran ini yang akan menuntun manusia menuju jalan yang diridhai Allah Swt. Pertama, kesadaran mengenai arah tujuan yang hendak dicapai. Seseorang yang tidak sadar dengan tujuan hidupnya, tidak sadar akan kemana ia menuju, maka tidak mungkin ia akan meraih kesuksesan, ia akan hidup dalam ketersesatan dan kebingungan, sebab ia tidak memiliki arah tujuan yang jelas.
“Pertama, kesadaran kita hendak kemana, tujuannya apa sih.”
Maka dari itu, kesadaran pertama yang harus dimiliki oleh seorang muslim yang ingin meraih kesuksesan adalah menentukan tujuan yang hendak dicapainya. Dan bagi seorang muslim, tujuan hidup yang sesungguhnya adalah ridha Allah Swt di surga-Nya kelak.
Buya melanjutkan bahwa ketika seorang muslim telah mengetahui dan menyadari tujuan hidupnya, maka selanjutnya adalah ia harus mengetahui bagaimana cara untuk sampai pada tujuan tersebut. Sadar akan tujuan hidup, dan tempat yang dituju kelak namun tidak mengerti bagaimana cara untuk sampai pada tujuan tersebut mustahil seseorang akan sampai pada tujuan yang dikehendakinya. Untuk mengetahui cara mencapai tujuan tersebut bisa dilakukan dengan belajar melalui majelis-majelis ilmu dan berkumpul dengan orang-orang shaleh. Ketika ridha Allah dan surga menjadi tujuan seorang muslim, maka cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan beribadah kepada Allah Swt dan menjauhi berbagai larangan-larangan-Nya.
Yang terakhir, ketika kita sudah sadar akan tujuan hidup dan bagaimana cara untuk mencapainya, maka seseorang harus menyadari hal-hal apa saja yang dapat menjadi penghalang dan penghambat dalam perjalanan menuju tujuan tersebut. Orang yang sudah sadar akan tujuan hidupnya kemudian mengerti bagaimana cara menuju tujuan tersebut namun ia tidak sadar dengan kendala dan hambatannya maka niscaya ia akan berhenti di tengah jalan dan tidak bisa mencapai tujuan tersebut.
“Yang menempuh jalan menuju Allah biarpun dia tahu tujuannya kemudian mengerti caranya dengan melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya, tapi kalau tidak menyadari kendala-kendala yang bisa menghambat dan menghentikan perjalanannya menuju Allah, maka dia tidak akan sampai kepada Allah.”
Kita ibaratkan seseorang yang hendak melakukan sebuah perjalanan ke suatu tempat. Ia sudah mengetahui tempat yang hendak ia tuju, kemudian ia mengetahui pula bagaimana cara untuk sampai pada tujuannya. Namun, ia tidak memperhatikan hambatan-hambatan yang akan ia temui ketika di perjalanan. Misalnya di rute yang akan ia lewati terdapat sebuah jembatan yang putus atau terdapat perampok yang tengah menghadang, dan ia tidak menyadari hal tersebut, maka niscaya ia akan terhenti di tengah jalan bahkan celaka dan tidak bisa melanjutkan perjalanannya.
Begitupun dengan seseorang yang sedang menuju kepada ridha Allah Swt, meskipun ia telah mengetahui tujuan yang hendak dicapainya tersebut dan mengerti cara untuk mencapainya, misal dengan melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya, namun ia terlena dan tidak menyadari hambatan-hambatan yang ditemui. Ia terus menerus beribadah dan melakukan kebaikan, namun ia masih menggunjing tetangganya, atau bahkan amalan-amalan yang ia lakukan didasari dengan sifat riya. Meskipun secara kasat mata ia sedang menuju kepada Allah Swt, dan cara yang ia lakukan juga sudah benar, namun sesungguhnya ia tidak akan mencapai tujuan, karena hambatan dan kendala yang tidak ia sadari justru malah membuatnya jauh dari Allah Swt.
Maka dari itu, Buya megajak kepada seluruh kaum umat islam untuk jeli dan sadar dengan hambatan-hambatan tersebut. Jika kita sudah terlanjur terjebak dalam hambatan ini maka segeralah bergegas menyingkirkan hambatan tersebut dengan cara bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Sungguh Allah Swt Maha Kasih dan Maha Pengampun.
Renungan-renungan mengenai tiga hal tersebut merupakan renungan yang harus terus kita asah dan hadirkan tiada henti, bukan renungan sesaat yang besok kita lupa. Renungan bahwa semua akan kembali kepada Allah Swt, ada kehidupan panjang setelah kehidupan di dunia fana ini, dan kebahagiaan sesungguhnya adalah ridha Allah Swt yang tempatnya di surga kelak. Setelah itu kita hadirkan kesadaran mengenai cara mencapai tujuan tersebut dan juga kesadaran mengenai hambatan dan penghalang dalam perjalanan menuju ridha Allah tersebut. Dengan mengasah dan menghadirkan tiga kesadaran tersebut tanpa henti, insyaallah kesuksesan yang sesungguhnya akan kita raih.
Tags: Buya Yahya, Hidup Tak Tentu Arah dan Tujuan, Ridha Allah, Tujuan Hidup
Hidup Diliputi Kebingungan, Tak Tentu Arah dan Tujuan? Mari Simak Nasihat Buya Yahya Berikut Ini
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Selama kurang lebih satu pekan, Buya Yahya melakukan safari dakwah di Kalimantan Barat sejak hari Sabtu,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Pada kegiatan Maulid dan Silaturahmi Akbar Al-Bahjah 1444 H kemarin, sangat banyak ilmu dan nasihat yang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Ibadah Qurban merupakan ibadah sunnah yang sangat dikukuhkan untuk dilaksanakan oleh setiap muslim. Ibadah Qurban... selengkapnya
Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H Awal tahun adalah saat untuk merencanakan dan memulai kebaikan dimasa yang akan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Cinta merupakan fenomena yang lazim dialami oleh setiap manusia. Dan hawa nafsu merupakan sesuatu yang fitrahnya... selengkapnya
Dari Kuningan Menuju Yaman PUSTAKA AL-BAHJAH-INSPIRASI- Ijaz Ahmad Jawahirulhaq, seorang santri STAIBA (Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Bahjah) angkatan pertama, berbagi... selengkapnya
Kuliah Tak Menghalangi tuk Berkhidmah PUSTAKA AL-BAHJAH-INSPIRASI-Di penghujung senja pada sore hari, tanggal 5 Oktober 2021, menjelang selesainya jam khidmah.... selengkapnya
Peletakan Batu Pertama Gedung Media Center Al-Bahjah Sebagai Simbol Kemajuan Dakwah Upaya untuk menyebarkan dakwah di tengah-tengah masyarakat tentunya memerlukan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah kembali membuka kesempatan dan peluang kepada anda untuk berjuang bersama kami dalam menebarkan risalah dakwah Rasulullah Saw. Pustaka... selengkapnya
Edisi Terbaru! Lebih Lengkap dengan Do’a Karb (Do’a dari Nabi SAW Agar Terhindar dari Wabah) *Special Price 😘 IDR 40K… selengkapnya
Rp 27.000*FIQIH PRAKTIS SHALAT BERJAMAAH* Membahas tata cara shalat berjamaah, serta problematika pelaksanaan shalat berjamaah yang kerap terjadi dikalangan ummat.
Rp 66.000*FIQIH PRAKTIS QURBAN* Risalah ini menguraikan tentang ibadah ‘Qurban’ dari mulai hakikat sampai tata cara pelaksanaannya, demi kesempurnaan memahami dan… selengkapnya
Rp 57.000Shalat merupakan amalan yang sangat penting bagi umat Islam. Karena hal itulah, telah Allah Swt mudahkan di dalam pelaksanaannya, di… selengkapnya
Rp 43.000*HADITS JIBRIL* Berisi penjabaran ringkas dari satu hadits yang masyhur dengan sebutan ‘Hadits Jibril’. Adapun penjabaran ringkasnya meliputi ‘tiga pilar… selengkapnya
Rp 66.000
Saat ini belum tersedia komentar.