● online
Bilal bin Rabah: Simbol Keteguhan Seseorang dalam Mencecap Lezatnya Iman

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Kehidupan Bilal tak ubahnya dengan budak lainnya. Hari-harinya berlalu secara rutin tapi gersang, tidak memiliki sesuatu pada hari itu, tidak pula menaruh harapan pada hari esok. Sementara berita-berita mengenai Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wassalam saat itu akhirnya lebih sering tersiar ke telinganya. Juga ketika mendengar obrolan majikannya yang bernama Umayah bin Khalaf bersama tamu-tamunya.
Pada suatu hari, Bilal bin Rabah melihat Nur Ilahi dan mendengar imbauannya dalam lubuk hatinya yang suci murni. Maka ia mendatangi Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Namun tidak lama kemudian, rahasia keislaman Bilal terungkap juga. Umayah bin Khalaf tertampar kenyataaan pahit itu, seakan menghina dan menjatuhkan kehormatan dirinya sebagai tuannya.
Pada suatu ketika, di tengah hari yang bulat; waktu padang pasir berganti rupa menjadi neraka jahannam, mereka membawa Bilal ke luar dalam keadaan telanjang, lalu melemparkannya ke pasir yang sedang menyala kuning, kemudian beberapa orang laki-laki mengangkat batu besar panas laksana bara, dan menjatuhkannya ke dada Bilal.
Siksaan kejam dan biadab ini mereka ulangi setiap hari, hingga karena keteguhan Bilal, lunak pulalah hati para algojo yang menaruh kasihan kepadanya. Mereka berjanji dan bersedia melepaskannya asal saja ia mau menyebut nama Tuhan secara baik-baik. Bilal menolak mengucapkannya, dan sebagai gantinya diulang-ulanglah senandungnya yang abadi, “Ahad…! Ahad…!”. Namun para algojo menolaknya balik, “Sebutlah Lata dan Uzza!” Akan tetapi jawaban Bilal tida berubah sedikit pun, “Ahad…! Ahad…!”.
Tinggallah Bilal dalam deraan panas dan tindihan batu, hingga ketika hari petang mereka tegakkan badannya dan ikatkan tali pada lehernya, lalu mereka suruh anak-anak untuk mengaraknya keliling bukit-bukit dan jalan-jalan Kota Makkah. Sementara Bilal tiada lekang kedua bibirnya melagukan senandung sucinya, “Ahad…! Ahad…!”
Bila malam telah tiba, orang-orang itu akan menawarkan kepadanya, “Esok, ucapkanlah kata-kata yang baik terhadap tuhan-tuhan kami, sebutlah: tuhanku Lata dan Uzza. Nanti kami lepaskan dan biarkan kamu sesuka hatimu! Telah letih kami menyiksamu, seolah-olah kami sendirilah yang disiksa!” Namun pastilah Bilal akan menggelengkan kepalanya dan hanya menyebut, “Ahad…! Ahad…!” Karena tak dapat menahan gusar dan amarah murkanya, Umayah meninju sambil berseru, “Hai budak celaka! Demi tuhan sebutlah Lata dan Uzza. Celakalah kau, akan kujadikan kau sebagai contoh bagi bangsa budak yang tidak patuh terhadap majikan-majikannya!” Dengan keyakinan seorang mukmin dan kebesaran seorang suci, Bilal tetap menyahut, “Ahad…! Ahad…!”
Waktu pagi hampir berlalu, waktu Dzuhur dekat menjelang, dan Bilal pun dibawa orang ke padang pasir untuk ke sekian kalinya. Akan tetapi Bilal tetap sabar dan tabah, tenang tak tergoyah. Sementara mereka menyiksanya lagi dan lagi. Tiba-tiba datanglah Abu Bakr Ash Shiddiq, serunya, “Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena mengatakan bahwa Tuhannya adalah Allah?!” Kemudian katanya kepada Umayah bin Khalaf, “Terimalah ini untuk tebusannya, lebih tinggi dari harganya, dan bebaskan ia!”
Dijualnya Bilal kepada Abu Bakr yang segera membebaskannya, dan dengan demikian Bilal pun tampil mengambil tempatnya dalam lingkungan orang-orang merdeka. Ketika as-Shiddiq mengapit Bilal membawanya ke alam bebas, berkatalah Umaya, “Bawalah ia! Demi Lata dan Uzza, seandainya harga tebusannya tak lebih dari satu ugia, pastilah ia akan kulepas juga!” Maka jawabnya kepada Umayah, “Demi Allah, seandainya kalian tak hendak menjualnya kecuali seratus ugia, pastilah akan kubayar juga!”
Kemudian pergilah Abu Bakr bersama sahabatnya itu kepada Rasulullah dan menyampaikan berita gembira tentang kebebasannya, maka saat itu pun tak ubah bagai hari raya besar juga. Setelah Rasulullah bersama kaum muslimin hijrah dan menetap di Madinah, beliau pun mensyariatkan adzan untuk melakukan shalat. Dan Rasulullah memilih Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan adzan pertama kalinya dan menjadi muadzin andalan Rasulullah.
Tahun demi tahun Bilal bin Rabah menikmati perjuangan bersama Rasulullah melalui peperangan, pembebasan Kota Makkah, dan penghancuran berhala-berhala di Ka’bah. Ia tetap menjadi muadzin, menjaga serta menyemarakkan syi’ar agama besar ini, yang telah membebaskan dari kegelapan kepada cahaya, dari perbudakan kepada kemerdekaan. Kedudukan agama Islam semakin tinggi, demikian pula halnya kaum muslimin, taraf dan derajat mereka ikut naik, dan Bilal semakin lama semakin dekat di hati Rasulullah yang menyatakannya sebagai “seorang laki-laki penduduk surga”.
Itulah Sayyidina Bilal bin Rabah. Beliau telah mampu merasakan kelezatan iman sesungguhnya. Jika seseorang sudah mendapatkan kelezatan iman, tak sebanding dengan kenikmatan di dunia. Bahkan siksaan seperti yang dialami oleh Bilal terasa nikmat hingga beliau disiksa tapi bibirnya masih mengucapkan Ahad… Ahad…
Penulis: Muhammad Tis Asuh Shobirin
Penyunting: Idan Sahid
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara klik link ini.
Bilal bin Rabah: Simbol Keteguhan Seseorang dalam Mencecap Lezatnya Iman
Buku Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama (IMPPU) Karya Buya Yahya menjelaskan perbedaan keyakinan aqidah dan perbedaan pelaksanaan amalan ibadah-ibadah dalam Islam. Buku ini menghadirkan perbedaan tersebut berdasarkan sudut pandang para ulama secara komparatif. Sehingga segala bentuk perbedaan dan perdebatan yang kerap muncul di masyarakat dapat menjadi salah satu nuansa perbedaan yang harmonis, sehingga ekses negatif… selengkapnya
Rp 89.000Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 49.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku ini memberikan panduan mudah bagi setiap muslim dalam merencanakan program amalan di bulan Ramadan. Dengan penjelasan yang sederhana dan praktis Buya Yahya mengupas tuntas kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bulan Ramadan dan bagaimana… selengkapnya
Rp 115.000Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Maulid Ad Diba’ merupakan salah satu kitab maulid yang dibaca dalam rangka meneladani sîrah Rasulullah saw sekaligus bershalawat kepadanya. Salah satu bentuk penyebaran agama Islam adalah melalui peringatan hari lahir pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Ad Diba’i menjadi kita yang dibaca pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sebagai ungkapan syukur perayaan… selengkapnya
Rp 25.000Buku Fiqih Jenazah karya Buya Yahya adalah sebuah karya yang membahas secara komprehensif tentang tata cara dan hukum-hukum yang berkaitan dengan jenazah dalam agama Islam. Buku ini memberikan pemahaman mendalam, termasuk tuntutan sebelum seseorang meninggal, hingga pada proses pengurusan jenazah, memandikan jenazah, mengkafani jenazah, pelaksanaan shalat jenazah, penguburan jenazah sampai takziah. Buya Yahya juga menjelaskan… selengkapnya
Rp 58.000FIQIH PRAKTIS SHALAT BERJAMAAH KARYA BUYA YAHYA Buku ini membahas tentang pentingnya dan tata cara melaksanakan shalat berjamaah, yaitu shalat yang dilakukan bersama-sama oleh sekelompok Muslim. Dalam buku ini, Buya Yahya mengupas secara mendalam mengenai tatacara shalat berjamaah. Mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya. Buya Yahya membahas tentang adab-adab dan tata tertib dalam shalat berjamaah, seperti… selengkapnya
Rp 65.000Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Maulid Johansyah, M.Pd. Tebal buku: xi+138 Buku saku Kosa Kata (Almufrodat) Sehari-Hari ini merupakan pelengkap untuk buku Pengantar Belajar Bahasa Arab yang menjelaskan secara singkat tentang qoidah-qoidah dasar. Kosa kata (Almufrodat) disebutkan oleh para pakar bahasa sebagai salah satu unsur dalam belajar bahasa Arab selain qoidah. Tanpanya bagaimana mungkin seseorang dapat… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 29.900Buku Fiqih Bepergian karya Buya Yahya menghadirkan masalah umum yang sering dihadapi oleh kaum muslim dalam menjaga kualitas dan waktu shalat saat sedang bepergian. Buya Yahya memberikan penjelasan tentang kondisi-kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan shalat, seperti perbedaan zona waktu, keterbatasan ruang, susahnya mencari tempat wudhu, dan lain sebagainya. Buku ini memberikan solusi-solusi praktis yang… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 43.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Wajah moral anak bangsa belakangan ini tampaknya kian bopeng. Banyak pemberitaan yang membuat kita menitikkan air mata.... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Semua kalangan dapat merasakan dampak dari perkembangan zaman, tak terkecuali Muslimah. Tantangan Muslimah dalam menjalankan syariat di era... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Mengutip kisah Nabi Muhammad Saw ketika berdakwah di kota Thaif, kala itu beliau memulainya dengan datang ke... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Di era digital seperti sekarang, semua orang dimanjakan oleh akses teknologi yang sangat mudah. Tinggal klik seseorang bisa... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Make up atau kosmetik sudah menjadi kebutuhan dasar setiap wanita. Fitrah dari seorang wanita yang ingin tampil... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Di sekitaran kompleks perumahan, sering kita jumpai rumah yang di beberapa bagiannya berbatasan langsung dengan selokan kecil atau... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Setiap organisasi selalu membutuhkan regenerasi demi keberlanjutan jalannya roda keorganisasian. Itulah yang juga dilakukan oleh Lembaga... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Prosesi pemotongan hewan qurban di masyarakat pada umumnya dilakukan oleh panitia qurban. Namun seringkali kita melihat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Kebencian adalah ketidaksenangan terhadap sesuatu yang bersemayam di hati. Kebencian yang menetap terlalu lama dalam hati seseorang akan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah dan pintu gerbang memasuki bulan suci Ramadan. Bulan Sya’ban merupakan salah... selengkapnya

Saat ini belum tersedia komentar.