fbpx
Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

CS Pustaka
● online
CS Pustaka
● online
Halo, perkenalkan saya CS Pustaka
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka Setiap Hari pukul 08.00 s.d. pukul 16.00 Hari Besar Islam Tutup
Beranda » Blog » Tata Cara Pelaksanaan Shalat Iduladha

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Iduladha

Diposting pada 16 Juni 2024 oleh Redaksi / Dilihat: 153 kali / Kategori:

 

Oleh: Imam Abdullah, B.Sc. MA.

Hukum Shalat Ied

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Hukum melaksanakan shalat Ied adalah sunnah mu’akkadah, baik dilakukan secara sendirian maupun bepergian, dan dianjurkan dilakukan dengan berjamaah. Hanya saja, bagi yang sedang melaksanakan ibadah haji disunnahkan untuk sendiri-sendiri, baik posisinya sedang di Mina atau di tempat lainnya, atau bahkan dalam perjalanan menuju Makkah.

Waktu Shalat Ied

Waktu melaksanakan shalat Ied adalah setelah terbitnya matahari hingga meninggi seujung tombak (sekitar 16 menit setelah terbit).

Tempat Pelaksanaan Shalat Ied

Tempat yang paling utama melaksanakan shalat Ied adalah di Masjid. Jika tidak mencukupi tempatnya, maka dapat dilakukan di lapangan. Adapun jika dalam situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan harus shalat di masjid, seperti masa pandemi, maka dipersilakan untuk melakukannya di rumah masing-masing.

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Ied

Jumlah rakaat shalat Ied adalah dua rakaat, adapun ketentuan syarat dan rukunnya sama dengan shalat-shalat yang lainnya. Ada dua tingkatan dalam melakukan shalat Ied.

  1. Shalat 2 rakaat seperti qobliyah dzuhur dengan niat shalat Iduladha.
  2. Shalat 2 rakaat dengan 7 takbir selain takbirotul ihram antara do’a iftitah dan fatehah di rakaat pertama, dan
  3. Takbir di rakaat kedua antara takbirotul qiyam dan fatehah.

Kesunnahan dalam Shalat Ied

Ada kesunahan-kesunahan dalam shalat Ied di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Dianjurkan ketika jeda antara takbir tersebut untuk membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

  1. Dianjurkan mengangkat kedua tangan setiap kali membaca takbir. Nah, ketika lupa membaca Takbir tersebut dan terlanjur membaca fatehah, maka tidak dianjurkan untuk membaca takbir.
  2. Disunnahkan setelah membaca fatehah untuk membaca surat Qaf pada rakaat pertama dan surat Al-Qomar pada rakaat kedua, atau membaca surat Al-A’la pada rakaat pertama dan surat Al-Ghosiyah pada rakaat kedua.
  3. Disunnahkan membaca surat tersebut dengan mengangkat suara (Jahr).
  4. Membaca 2 khutbah setelah shalat, dengan ketentuan minimal jama’ah adalah 2 orang, bukan 1 orang, bukan pula jama’ah wanita semuanya.

Syarat Sah Khutbah Ied

  1. Isma’ (memperdengarkan).
  2. Sama’ (terdengar).
  3. Khotib-nya adalah lelaki.
  4. Berbahasa Arab (menurut Imam Ramli, sedangkan menurut Imam Ibn Hajar tidak disyaratkan).

Adapun ketentuan rukun dan syaratnya sama dengan khutbah Jum’at, yaitu:

Rukun Khutbah:

  1. membaca hamdalah pada kedua khutbah,
  2. membaca shalawat pada kedua khutbah,
  3. wasiat taqwa pada kedua khutbah,
  4. membaca ayat Al-Quran di salah satu khutbah,
  5. berdo’a untuk kaum mukminin dan mukminat di khutbah kedua.

Syarat Kesunnahan Khutbah:

  1. suci dari hadats,
  2. suci dari najis pada baju, badan dan tempat khutbah,
  3. menutup aurat,
  4. berdiri bagi yang mampu,
  5. duduk di antara dua khutbah,
  6. muwalah (langsung tanpa jeda lama) antara 2 khutbah.

Kesunnahan dalam Khutbah Ied

  1. Disunnahkan bagi khatib untuk menjelaskan tentang qurban.
  2. Disunnahkan bagi khatib untuk duduk sebelum memulai khutbahnya.
  3. Disunnahkan bagi khatib untuk bertakbir 9 kali pada khutbah pertama dan 7 kali pada khutbah kedua.

Kesunnahan Pada Hari Raya

  1. Mandi sunnah. Waktunya dimulai dari pertengahan malam hingga terbenamnya matahari. Paling utamanya mandi setelah shubuh.
  2. Disunnahkan bagi selain imam untuk berangkat sangat pagi ke tempat pelaksanaan shalat Ied.
  3. Disunnahkan bagi lelaki untuk memakai wewangian dan menggunakan baju yang paling bagus yang ia miliki, sedangkan paling utamanya adalah yang berwarna putih. Tapi, jika yang selain putih lebih bagus, baiknya pakai yang lebih bagus.
  4. Tidak menyentuh makanan dan minuman sebelum shalat Ied, agar setelah shalat Ied bisa bersegera memakan dari sajian qurban.
  5. Disunnahkan mengumandangkan takbir di rumah, jalanan, masjid dan pasar dengan mengangkat suara untuk selain wanita yang dekat dengan lelaki ajnabi. Kesunnahan mengumandangkan takbir ini dimulai sejak maghrib hingga keluarnya imam menuju tempat shalat Ied. Ini adalah takbir mursal.

Adapun takbir muqoyyad, yaitu takbir yang dibaca setelah shalat (baik fardhu maupun sunnah) waktunya dimulai sejak shubuh hari Arafah hingga ashar pada hari terakhir tasyriq menurut Imam Ibnu Hajar, sedangkan menurut Imam Ramli hingga terbenamnya matahari, ini bagi yang tidak sedang yang berhaji. Adapun bagi yang sedang berhaji, maka pembacaan takbir ini dimulai setelah dia melakukan tahallul hingga akhir hari tasyriq.

Teks Takbir

Adapun redaksi takbirnya adalah sebagai berikut:

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد.

الله أكبر والحمد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون، لا إله إلا الله وحده، صدق وعده، ونصر عبده وهزم الأحزاب وحده، لا إله إلا الله والله أكبر.

Kemudian dianjurkan setelahnya membaca shalawat. Adapun yang biasa dibaca adalah:

اللهم صل على سيدنا محمد، وعلى آل سيدنا محمد، وعلى أصحاب سيدنا محمد، وعلى أنصار سيدنا محمد، وعلى أزواج سيدنا محمد، وعلى ذرية سيدنا محمد، وسلم تسليماً كثيراً.

Selain itu, dianjurkan juga menghidupkan malam hari raya dengan berbagai macam ibadah, mulai dari shalat, tilawah, shalawat, dzikir, tafakku, dan lain-lain. Bagi yang berhalangan silakan sibukkan diri dengan dzikir dan shalawat, serta jangan lupa perbanyak do’a karena do’a sangat mustajab pada malam hari raya sebagaimana diriwayatkan Imam Baihaqi dari Imam Syafi’i.

Wallahu A’lam Bish-Shawab.

 

Referensi:

Ghoyatul Muna Syarah Safinatun Naja, Karya Syeikh Muhammad Bin Ali Ba’athiyah, Rektor Imam Shafie University, Mukalla–Hadhramaut–Yaman.

 

Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.

Tags: , , ,

Bagikan ke

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Iduladha

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Iduladha

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: