
● online
Shalat dalam Keadaan Mengantuk: Tetap Shalat atau Ditunda?
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Mengantuk adalah sifat manusia yang dapat dialami oleh setiap orang. Rasa kantuk ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurang tidur, kelelahan fisik, atau gangguan pola tidur. Faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi keseimbangan tubuh dan pikiran, sehingga rasa kantuk muncul sebagai respons alami untuk memberi sinyal bahwa tubuh membutuhkan istirahat. Tidur sendiri merupakan kebutuhan penting bagi manusia, karena melalui tidur, tubuh dan pikiran dapat beristirahat serta memulihkan energi yang terkuras selama beraktivitas. Proses tidur ini juga penting untuk menjaga fungsi kognitif, memperbaiki sel-sel tubuh, serta mendukung sistem kekebalan agar tetap optimal dalam melawan berbagai penyakit.
Kurang tidur pada manusia dapat berdampak negatif terhadap aktivitas sehari-hari. Salah satu akibatnya adalah rasa kantuk yang berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, sakit kepala, serta munculnya gejala-gejala lain yang secara langsung memengaruhi performa tubuh dan pikiran. Dampak kurang tidur ini tidak hanya mengurangi produktivitas dan kualitas kerja, tetapi juga meningkatkan risiko kesalahan atau kecelakaan, baik saat bekerja, berkendara, atau melakukan aktivitas lainnya yang membutuhkan fokus tinggi. Dalam jangka panjang, kekurangan tidur yang terus menerus juga dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, meningkatkan risiko penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, serta gangguan kecemasan atau depresi.
Hal yang kerap dialami oleh seseorang juga yakni mengantuk ketika akan melaksanakan shalat atau mengantuk dalam keadaan sedang shalat. Terdapat riwayat dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda
إذا نعس أحدكم وهو يصلي فليرقد حتى يذهب عنه النوم فإن أحدكم إذا صلى وهو ناعس لا يدري لعله يستغفر فيسب نفسه
“Kalau salah seorang di antara kamu mengantuk, sementara dia dalam shalat hendaknya beristirahat agar hilang mengantuknya. Karena salah seorang di antara kamu kalau shalat dalam kondisi mengantuk, tidak mengetahui bisa jadi ingin memohon ampunan, (tetapi) menghardik dirinya.” (H.R Bukhori dan Muslim)
Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa ketika seseorang mengantuk saat berdoa, ada risiko bahwa doa yang dipanjatkan bisa menjadi tidak jelas atau bahkan berbalik dari maksud sebenarnya. Sebagai contoh, jika seseorang dalam keadaan mengantuk berniat memohon perlindungan dari api neraka, namun karena kantuk yang berat, ia malah keliru dan memohon hal yang sebaliknya, seperti meminta dimasukkan ke dalam neraka, naudzubillah. Ini tentu hanya sebuah perumpamaan. Namun menggambarkan betapa pentingnya kesadaran penuh saat berdoa dan ibadah lainnya seperti shalat, agar permohonan dan ibadah yang disampaikan sesuai dengan niat yang tulus dan baik. Beribadah dengan kondisi yang sepenuhnya sadar dan fokus sangatlah dianjurkan, agar kita terhindar dari kekeliruan yang tidak disengaja.
Selain hadis di atas, terdapat juga beberapa hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam an-Nasa’i dengan konteks yang serupa, yaitu pentingnya menjaga kesadaran saat beribadah atau berdoa. Ketika seseorang merasa mengantuk, disarankan untuk menyempurnakan tidurnya terlebih dahulu sebelum melaksanakan ibadah, berdoa, atau membaca Al-Qur’an. Hal ini bertujuan agar rasa kantuk hilang, sehingga ia dapat melaksanakan ibadah dengan fokus dan khusyuk. Keadaan fisik yang segar dan pikiran yang jernih sangat penting dalam menjalankan ibadah, karena ibadah memerlukan konsentrasi dan kesadaran penuh. Dengan demikian, seseorang dapat menghindari kesalahan atau kelalaian dalam berdoa maupun membaca ayat-ayat Al-Qur’an, serta dapat menjalankan ibadah dengan kualitas yang lebih baik dan mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan sepenuh hati.
Hal ini berlaku secara umum, baik untuk shalat sunnah maupun semua bentuk ibadah. Apabila seseorang merasa mengantuk saat akan beribadah, Imam Nawawi juga menganjurkan agar ketika seseorang mengalami kantuk berat dan hendak melaksanakan shalat fardhu, lebih baik ia tidur terlebih dahulu, selama waktu shalat masih panjang. Tidur ini bertujuan untuk sekadar menghilangkan rasa kantuk, sehingga ketika melaksanakan ibadah, orang tersebut dapat melakukannya dengan lebih khusyuk dan penuh kesadaran. Namun, tidur ini tidak boleh sampai menghabiskan waktu shalat. Jika tidur tersebut menyebabkan terlewatnya waktu shalat, maka hal ini menjadi haram. Oleh karena itu, seseorang pun harus memastikan bahwa ia akan bangun untuk melaksanakan shalat. Hal itu bisa dilakukan dengan cara meminta orang, baik itu teman, saudara, atau keluarganya untuk membangunkannya atau dapat menggunakan teknologi berupa alarm dan lain sebagainya.
Anjuran tidur sebelum shalat ini diperbolehkan hanya untuk orang yang benar-benar merasa mengantuk berat, bukan untuk orang yang selalu mengantuk setiap saat, atau bagi yang hanya ingin beristirahat tanpa alasan yang mendesak. Tujuan utamanya pun harus jelas, yakni untuk memastikan ibadah dilakukan dengan kualitas yang baik dan kesadaran penuh, sehingga shalat dan ibadah lainnya tidak terpengaruh oleh kelelahan atau kantuk yang dapat menurunkan konsentrasi dan kekhusyukkan.
Dengan demikian, menjaga kesadaran penuh saat beribadah merupakan hal yang sangat penting dalam Islam. Apabila rasa kantuk menyerang, sebaiknya seseorang mengambil waktu sejenak untuk beristirahat agar dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan niat yang tulus, sehingga ibadah yang dilakukan benar-benar memberikan manfaat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Wallahu A’lam Bishsowab
Penulis: Andi Nugraha
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Shalat dalam Keadaan Mengantuk: Tetap Shalat atau Ditunda?
Buku Fiqih Thaharah (Bersuci) karya Buya Yahya ini disusun berdasarkan berbagai kitab-kitab yang terpercaya dengan tetap memperhatikan sumber utamanya, yakni al-Qur’an dan Hadits. Buku ini sangat cocok dibaca bagi setiap pemula yang tahu dan belajar lebih banyak ilmu fiqih khususnya tentang thaharah. Sebab, risalah karya Buya Yahya ini sengaja dihadirkan dengan susunan seringkas-ringkasnya. Buku Fiqih… selengkapnya
Rp 60.000Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan Hadist Jibril. Karena dalam hadist tersebut terjadi dialog antara Baginda Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril. Dalam dialog khusus tersebut Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita tentang tiga pilar agama yang jika ada salah satu… selengkapnya
Rp 56.000Buku Fiqih Shalat karya Buya Yahya ini berisi pedoman lengkap mengenai hukum fiqih dan tata cara dalam menjalankan ibadah shalat. Sehingga dengan membaca buku ini kita akan mendapatkan pemahaman yang benar mengenai shalat sesuai dengan ajaran Rasulillah Saw. Buya Yahya menghadirkan risalah ini dengan susunan seringkas-ringkasnya. Hal ini dilakukan demi kemudahan para pembaca untuk belajar… selengkapnya
Rp 59.000Buku Pengantar Bahasa Arab Para ahli bahasa menyebutkan bahwa maharoh/kemampuan berbahasa ada empat, yaitu (istima’, kalam, qiroah, dan kitabah). Keempatnya harus dipelajari secara berurutan. Maharoh kalam adalah kemampuan berbicara (speaking) untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Buku ini adalah pengantar bagi yang ingin belajar maharom kalam dari tingkat dasar…. selengkapnya
Rp 29.000 Rp 38.000Ilmu nahwu adalah termasuk bagian dari sekian macam bidang ilmu dalam bahasa arab. Tanpanya sebuah susunan kalam tidak akan difahamai dengan benar sebagaimana yang dikatakan oleh al Imam al Imrithi: والنَّحْوُ أَولَى أَوَّلًا أَنْ يُعْلَمَا * إِذِ الكَلَامُ دُونَهُ لَنْ يُفْهَمَا “ilmu nahwu lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu Karena sebuah kalam bahasa arab tanpanya… selengkapnya
Rp 72.000 Rp 93.600Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Setiap manusia memiliki karakter dan sifat masing-masing. Ada yang memiliki karakter dan sifat pendiam, ada juga... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Perkembangan zaman yang semakin canggih menuntut masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Kondisi ini ditandai dengan semakin... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Islam adalah agama yang sempurna dan memuliakan setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam urusan pernikahan. Memberikan kemudahan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon- Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu ikhtiar untuk mendapatkan ilmu. Namun bagaimana jika antara guru dengan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Akhir-akhir ini kita dihebohkan oleh kasus perselingkuhan seseorang yang tersebar di media sosial. Orang tersebut membuka... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Sahabat Pustaka, bulan Ramadhan merupakan bulan panen raya hamba-hamba terkasih Allah Swt karena pada bulan ini... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Selama kurang lebih satu pekan, Buya Yahya melakukan safari dakwah di Kalimantan Barat sejak hari Sabtu,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Para Sahabat Nabi tidak hanya terkenal karena kesalehan dan besarnya peran dalam kesuksesan dakwah Baginda Nabi... selengkapnya
Hakikat Warid Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Jika asing dengan istilah warid, Anda mungkin tidak akan asing dengan istilah wirid. Keduanya berasal... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Ramadan merupakan bulan yang sangat istimewa, bulan ini diagungkan oleh Allah Swt Yang Maha Tinggi. Allah Swt... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.