
● online
Siapakah Salaf yang Sesungguhnya? Begini Penjelasan Buya Yahya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Salaf merupakan istilah yang merujuk pada zaman terdahulu, yakni zaman yang telah mendahului kita. Salaf juga bukan manhaj atau mazhab tertentu, melainkan hanya keberadaan waktu terdahulu yang biasanya dikaitkan dengan generasi yang hidup di dalamnya.
Makna Salaf
Buya Yahya menyampaikan,
“Salaf itu marhalah zamaniah, suatu zaman yang mendahului kita, yaitu zaman Baginda Nabi, sahabat, tabiin, dan tabi at-tabiin, bukan mazhab dan bukan manhaj.”
Dalam istilah lain, mereka disebut juga dengan Salaful Ummah. Mereka itulah yang diisyaratkan dalam hadis Baginda Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam,
خيرُ القرونِ قرْني, ثمَّ الَّذين يلونَهم, ثمَّ الَّذين يلونَهم…
“Sebaik-baik generasi adalah generasiku kemudian setelahnya kemudian setelahnya…” (HR. Ahmad)
Buya Yahya menjelaskan bahwa generasi Nabi, sahabat, tabiin, tabi at-tabiin ialah generasi paling hebat.
Salaf bukan Manhaj
Perbedaan pendapat telah ada sejak dulu dan selalu menyimpan hikmah di dalamnya. Di kalangan sahabat pun bukan tidak mungkin ada perbedaan pendapat. Seperti yang pernah terjadi antara Sayyidah Aisyah dan Sayyidina Abdullah bin Abbas, antara Sayyidina Ali dan Sayyidina Mu’awiyah, dan lain sebagainya. Perbedaan pendapat juga terjadi pada generasi-generasi setelahnya.
Kalau kita bertanya, “Bagaimanakah manhaj yang dianut para generasi Salaf ini?” Jawabannya yaitu, manhaj yang dianut mereka adalah apa yang telah diramu oleh para ulama mujtahid. Seperti yang masyhur yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Ini karena merekalah yang merumuskan pedoman bersyariah dengan cara mengikuti sahabat, tabiin, dan tabi at-tabiin dengan kaidah-kaidah kuat, hingga terciptalah suatu mazhab. Pedomon-pedoman ini disepakati dan tercatat sampai saat ini.
Dengan begitu dapat kita pahami manhaj yang dibawa oleh keempat ulama mazhab ini selain sistematis mata rantainya juga tesambung hingga Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam. Mengikuti ulama empat mazhab ini artinya mengikuti ajaran Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam dengan benar dan cara yang selamat karena sesuai dengan yang dipahami oleh generasi-generasi terbaik.
Sebaliknya, jika kita ingin langsung mengikuti Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam dan sahabat tanpa bermazhab, kita perlu mengukur diri kita sendiri dengan jujur: sudah sejauh mana kelayakan dan kemampuan kita? Jika kita berdalih ‘Ada ulama yang menganjurkan untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah saja, karena mazhab itu tidak ada pada masa Rasul Salallahu ‘Alaihi Wassalam dan sahabat’, kita perlu bertanya dengan penuh kesadaran, “Bagaimana cara kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah?”
Cara kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah ialah dengan mengikuti pemahaman sahabat, tabiin, dan tabi at-tabiin karena merekalah generasi terbaik yang memahami agama. Dan pemahaman mereka dirumuskan oleh ulama-ulama mazhab dengan metodologi yang jelas.
Karena itulah manhaj/metodologi memahami agama sendiri ada pada orang-orang yang merusumuskannya. Sedangkan Salaf hanyalah istilah yang merujuk pada generasi terbaik, bukan manhaj.
Buya Yahya menegaskan,
“Kalau Salaf itu manhaj, tunjukkan kepada kaum muslimin jika ada orang ingin ikut manhaj Salaf, mana rambu-rambunya? Jika jawabannya adalah ikut sahabat Nabi, (ketahuilah) tidak, itu bukan manhaj. Itu ngikut sahabat. Dan di sahabat ada perbedaan pendapat. Jika yang dimaksud itu manhajnya orang Salaf, manhaj itu kan bisa dibaca dan bisa diikuti, mana manhaj yang bisa dibaca dan diikuti itu?”
Ini karena manhaj yang bisa dibaca dan diikuti justru adalah yang dirumuskan oleh ulama empat mazhab.
Salaf yang Sesungguhnya
Buya Yahya juga menjelaskan,
“Kalau harus ada istilah manhajussalaf maka manhaj Salaf yang sesungguhnya justru adalah yang dibawa oleh Aimmah Arbaah (imam emapat mazhab) karena mereka saat membawa ilmu pemikiran dan pemahaman memakai metodologi, pakai manhaj. (Yaitu) Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Mereka punya metodologi untuk kembali kepada Al-Qur’an dan hadis Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam. Jadi kalau memang harus kita akui adanya (manhaj) Salaf maka Salaf yang sesungguhnya (mengikuti cara hidupnya orang Salaf) adalah mengikuti 4 mazhab. Manhaj Salaf dalam arti manhajnya ulama terdahulu adalah yang ditulis oleh 4 imam dalam risalahnya. Jadi Salafi yang sesungguhnya adalah yang bermazhab. Yang mengikari ulama mazhab ini maka ia bukan Salaf.”
Alasan kenapa ulama empat mazhab yang penting diikuti karena merekalah yang teruji. Buya Yahya menjelaskan,
“Bermazhab itu artinya kembali kepada Al-Qur’an dan hadis Nabi melalui caranya para ulama. Ulama itu banyak, tapi ulama perlu diuji. Ada ulama ngaku pinter, diuji sekali jatuh. Ada ulama ngaku hebat, diuji sekali jatuh. Akan tetapi ulama yang yang diuji kemudian didukung para ulama lainnya adalah imam 4 mazhab. Yang didukung bukan orangnya, tapi pemikirannya sampai abadi hari ini.”
Dapat kita simpulkan bahwa bermazhab itu sangat penting karena tidak ada cara kembali kepada kitabullah dan sunah Rasul kecuali dengan menggunakan metodologi, dengan cara. Dan yang memiliki otoritas metodologi ini ialah imam 4 mazhab.
Sebagai pelengkap, Anda dapat memahami tentang perbedaan para ulama dan cara menyikapinya dengan indah dalam buku Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama karya Buya Yahya.
Semoga kita selalu dalam naungan taufiq dan hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amin
Referensi: Youtube Pustaka Al-Bahjah
Penulis: Iim Ainunnaim Muhammad
Penyunting: Idan Sahid
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara klik link ini.
Siapakah Salaf yang Sesungguhnya? Begini Penjelasan Buya Yahya
Buku Fiqih Shalat karya Buya Yahya ini berisi pedoman lengkap mengenai hukum fiqih dan tata cara dalam menjalankan ibadah shalat. Sehingga dengan membaca buku ini kita akan mendapatkan pemahaman yang benar mengenai shalat sesuai dengan ajaran Rasulillah Saw. Buya Yahya menghadirkan risalah ini dengan susunan seringkas-ringkasnya. Hal ini dilakukan demi kemudahan para pembaca untuk belajar… selengkapnya
Rp 59.000Buku “Sam’iyyat” karya Buya Yahya penting untuk kita memiliki sebagai buku pegangan dalam memiliki keyakinan yang benar. Dengan keyakinan yang benar maka kualitas keimanan seseorang akan semakin kuat. Mengimani sesuatu yang ghaib berdasarkan yang kita dengar tanpa melibatkan akal di dalamnya memerlukan upaya yang pelik. Namun dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan dilengkapi dengan cara… selengkapnya
Rp 59.000 Rp 69.000Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Maulid Johansyah, M.Pd. Tebal buku: xi+138 Buku saku Kosa Kata (Almufrodat) Sehari-Hari ini merupakan pelengkap untuk buku Pengantar Belajar Bahasa Arab yang menjelaskan secara singkat tentang qoidah-qoidah dasar. Kosa kata (Almufrodat) disebutkan oleh para pakar bahasa sebagai salah satu unsur dalam belajar bahasa Arab selain qoidah. Tanpanya bagaimana mungkin seseorang dapat… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 29.900Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan Hadist Jibril. Karena dalam hadist tersebut terjadi dialog antara Baginda Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril. Dalam dialog khusus tersebut Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita tentang tiga pilar agama yang jika ada salah satu… selengkapnya
Rp 56.000Buku Pengantar Bahasa Arab Para ahli bahasa menyebutkan bahwa maharoh/kemampuan berbahasa ada empat, yaitu (istima’, kalam, qiroah, dan kitabah). Keempatnya harus dipelajari secara berurutan. Maharoh kalam adalah kemampuan berbicara (speaking) untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Buku ini adalah pengantar bagi yang ingin belajar maharom kalam dari tingkat dasar…. selengkapnya
Rp 29.000 Rp 38.000Buku Fiqih Bepergian karya Buya Yahya menghadirkan masalah umum yang sering dihadapi oleh kaum muslim dalam menjaga kualitas dan waktu shalat saat sedang bepergian. Buya Yahya memberikan penjelasan tentang kondisi-kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan shalat, seperti perbedaan zona waktu, keterbatasan ruang, susahnya mencari tempat wudhu, dan lain sebagainya. Buku ini memberikan solusi-solusi praktis yang… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 43.000Ilmu nahwu adalah termasuk bagian dari sekian macam bidang ilmu dalam bahasa arab. Tanpanya sebuah susunan kalam tidak akan difahamai dengan benar sebagaimana yang dikatakan oleh al Imam al Imrithi: والنَّحْوُ أَولَى أَوَّلًا أَنْ يُعْلَمَا * إِذِ الكَلَامُ دُونَهُ لَنْ يُفْهَمَا “ilmu nahwu lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu Karena sebuah kalam bahasa arab tanpanya… selengkapnya
Rp 72.000 Rp 93.600Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku ini memberikan panduan mudah bagi setiap muslim dalam merencanakan program amalan di bulan Ramadan. Dengan penjelasan yang sederhana dan praktis Buya Yahya mengupas tuntas kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bulan Ramadan dan bagaimana… selengkapnya
Rp 115.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Para Sahabat Nabi tidak hanya terkenal karena kesalehan dan besarnya peran dalam kesuksesan dakwah Baginda Nabi... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pertanyaan yang sering muncul ketika menjelang Iduladha salah satunya mengenai kapan waktu paling afdhol (utama) untuk menyembelih... selengkapnya
Ramadan telah mengajarkan kita ketenangan hati, ketulusan jiwa dan kesabaran dalam berproses untuk mencapai kejayaan. Oleh karenanya, Ramadan bukan hanya... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Kurban merupakan salah satu sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Berkurban dilakukan dengan menyembelih berbagai hewan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Hari Raya Iduladha adalah hari kegembiraan bagi umat Baginda Nabi Muhammad Saw dan sebentar lagi... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Menelisik peristiwa yang terjadi di Palestina, setidaknya ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya. Pertama adalah rakyat... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Neraka adalah tempat kesengsaraan yang digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai balasan bagi orang-orang yang berdosa. Penghuni neraka ini... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Mengantuk adalah sifat manusia yang dapat dialami oleh setiap orang. Rasa kantuk ini bisa disebabkan oleh berbagai... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Hati adalah cerminan diri kita sendiri. Ketika hati itu baik maka perilaku pun menjadi baik, begitu pun... selengkapnya
Musabaqoh Kubro LPD AL-Bahjah: Menggali Potensi Diri dari Para Santri PUSTAKA AL-BAHJAH-SEPUTAR PONDOK-Penutupan Musabaqoh Kubro di Lapangan Formal LPD (Lembaga... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.