● online
Cara Mendapatkan Pahala Haji dan Umrah Tanpa Berkunjung ke Makkah
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Banyak orang-orang muslim berbondong-bondong pergi ke Makkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Semua itu dilakukan dengan niat tulus sebagai seorang hamba sejati yang mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Allah Swt. Ketulusan hati inilah yang menjadikan mereka memiliki semangat tinggi dalam mengejar pahala untuk bekal di akhirat kelak. Tidak peduli dengan lelahnya jasad akibat aktivitas fisik yang harus ia tempuh, karena pada akhirnya perjuangan menunaikan ibadah itu akan berbuah manis baginya. Namun, bagaimana jika kita belum mampu melaksanakan ibadah rukun Islam yang kelima ini karena belum Allah Swt takdirkan? Tentu saja ini tidak harus menjadikan kita bersedih apa lagi berputus asa.
Seorang muslim yang rindu kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, semangat untuk mendapatkan pahala tidak dibatasi hanya pada kemampuan untuk berangkat haji atau umrah saja. Ia akan berusaha mengejar pahala-pahala lain agar bisa menyaingi ibadah haji dan umrah, bahkan pahala-pahala yang lebih besar lagi karena landasan yang ada di dalam hatinya adalah rindu kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.
Amalan untuk Mendapatkan Pahala Haji dan Umrah
Saat menyampaikan cara agar bisa berkunjung ke Makkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, Buya Yahya berpesan,
“Tanda Anda bisa segera (melaksanakan) haji dan umrah adalah keseriusan Anda dalam usaha untuk mendekatkan diri (kepada Allah Swt)”
Rasulullah Saw memberikan berita gembira bahwa seorang mukmin tetap bisa mendapatkan pahala haji dan umrah yang sempurna di saat ia belum mampu dan tidak bisa pergi ke Makkah. Baginda Nabi Saw bahkan meyakinkannya dengan menyebutkan “sempurna” sampai tiga kali.
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ صَلَّى الغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ»
Artinya:
“Barang siapa shalat subuh berjamaah kemudian dia duduk menyebut nama Allah Swt (berdzikir) sampai matahari terbit, kemudian setelah itu melakukan shalat dua rakaat maka bagi orang tersebut seperti mendapatkan pahala haji dan umrah.” Sayyidina Anas r.a. berkata, ‘Rasulullah Saw menyebutkan: sempurna, sempurna, sempurna’” (HR. Tirmizi dengan derajat hadis hasan gharib)
Buya Yahya menjelaskan, khusus kaum pria, pelaksanaan shalat subuh berjamaah tersebut utamanya dilakukan di masjid jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan maka boleh di tempat terhormat di mana saja.
Kemudian hendaknya kita sabar menanti matahari terbit dengan membaca dzikir kepada Allah Swt di tempat shalat untuk melaksanakan dua rakaat shalat sunah. Orang yang melakukan ini mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna. Rasulullah Saw menyebutkan sempurna sampai tiga kali agar kita tidak ragu akan kebenarannya, bukan basa-basi saja.
Konteks amalan di dalam hadis ini adalah ‘dalam hal pahala, bukan pengguguran kewajiban berhaji’. Karena itu, mendapatkan pahala haji dan umrah dengan mengamalkan isi hadis tersebut tidak berarti menggugurkan kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah bagi yang mampu.
Cara Mengamalkan Shalat Berpahala Haji dan Umrah
Pertanyaannya, shalat apakah yang bisa menjadi sebab kita mendapatkan pahala haji dan umrah yang dimaksud dalam hadis di atas? Para ulama berbeda pendapat, mayoritas mengatakan bahwa yang dimaksud adalah shalat dhuha, shalat sunah yang sangat dikukuhkan. Sedangkan sebagian kecil yang lain mengatakan bahwa itu adalah shalat isyraq atau shalat saat terbitnya matahari.
Jika kita mengambil pendapat sebagian kecil ulama, setelah melaksanakan shalat isyraq hendaknya dilanjutkan melakukan shalat dhuha karena shalat dhuha merupakan shalat sunah yang dikukuhkan, seperti halnya shalat rawatib. Ibaratnya, jangan sampai kita mengejar ikan yang kecil sementara ikan yang besar ditinggalkan. Oleh karena itu, keutamaan shalat isyraq tidak bisa mengalahkan keutamaan shalat dhuha.
Sedangkan jika kita mengambil pendapat mayoritas ulama yang mengatakan bahwa ini adalah shalat dhuha, kita perlu menunggu sejenak setelah matahari terbit sekitar lima belas menit. Ukurannya adalah diperkirakan matahari sudah meninggi sekiranya dalam bayangan kita di bawah matahari tersebut cukup untuk disisipkan matahari lagi, saat itulah waktu dhuha tiba.
Mengamalkan amalan ini setidaknya akan menjadikan kita mendapatkan dua balasan. Pertama adalah balasan berupa pahala haji dan dan umrah dan kedua adalah pahala shalat dhuha atau shalat isyraq itu sendiri.
Demikianlah cara mendapatkan pahala haji dan umrah meskipun kita belum mampu berkunjung ke tanah suci. Hati yang terpaut kepada Makkah dan Madinah semata-mata karena kerinduan kepada Allah Swt dan kepada Rasulullah Saw tentunya akan merasa gembira mendengar kabar gembira ini. Sebagaimana pesan yang Buya sampaikan,
“Anda akan selalu senantiasa rindu melakukan sesuatu yang menjadi sebab Anda mendapatkan pahala haji dan umrah.”
Penulis: Iim Ainunnaim Muhammad
Referensi: Tausiah Buya Yahya
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara ini.
Cara Mendapatkan Pahala Haji dan Umrah Tanpa Berkunjung ke Makkah
Buku Aqidah 50 karya Buya Yahya secara tuntas membahas pokok-pokok fundamental Aqidah Islam sebagaimana yang dibakukan oleh Ahlusunnah Waljama’ah. Buku ini menjadi penegas mengenai identitas dalam beraqidah yang benar, selain dengan mengikuti ulama Ahlusunnah Waljama’ah juga harus mengikuti cara beraqidahnya Ulama Asy’ariah atau Al-Maturidiyah, mengikuti caranya Ahlu Tasawuf (Sufi atau Sufiyah) dan mengikuti salah satu… selengkapnya
Rp 49.000Buku “Dzikir Harian” yang ditulis oleh Buya Yahya adalah dzikir-dzikir yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir-dzikir yang dihadirkan merupakan dzikir yang dianjurkan dan diamalkan oleh Nabi Muhammad Saw serta para sahabatnya. Dimulai dari tasbih, tahmid, takbir, beserta doa-doanya. Dzikir sebagai upaya senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, dzikir harus diamalkan secara konsisten… selengkapnya
Rp 25.000 Rp 27.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Shalat berjamaah sudah menjadi pelaksaan rutin yang dilaksanakan oleh kaum muslimin. Maka sungguh disayangkan jika tidak mendapatkan pahala yang sempurna. Oleh karena itu, menurut Buya Yahya target kita bukanlah sekadar bisa dan sah dalam melaksanakan shalat berjamaah saja. Akan tetapi, bagaimana agar kita dapat melaksanakan shalat berjamaah dengan benar dan sempurna untuk mendapatkan pahala yang… selengkapnya
Rp 55.000Terkadang seorang pelajar bahasa arab akan mendapati sedikit kesulitan dalam mempelajari qoidah ‘adad ma’dud karena pembahasan tersebut tidak terlalu detail ketika disebutkan di sebagian kitab-kitab nahwu khususnya kitab nahwu klasik. Maka kami kumpulkan catatan kecil ini dengan harapan dapat memudahkan para pelajar pemula yang ingin menguasai dasar-dasar qoidah ‘adad ma’dud. Ukuran: 16 cm x 24… selengkapnya
Rp 29.000 Rp 37.700Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang dilengkapi dengan ketentuan mengenai cara serta waktu bersuci. Semuanya dipaparkan dalam buku ini dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Karena permasalahan ini sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam ibadah, seperti shalat, puasa, thawaf, dan lain-lain. Maka… selengkapnya
Rp 149.000Dalam kehidupan rumah tangga, seorang suami memiliki kewajiban untuk memberi nafkah kepada istri dan keluarganya. Maksud dari kewajiban ini adalah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Baru-baru ini aktivitas “cek khodam” ramai di media sosial, khususnya di live TikTok dan Instagram. Pengguna media... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Tak terasa saat ini kita sudah memasuki hampir setengah dari bulan Ramadan. Semoga Allah Swt menerima amalan-amalan... selengkapnya
“Apakah tidur membatalkan wudhu?” Sebuah pertanyaan yang kerap masyarakat tanyakan, mengingat seringkali kita menjumpai jamaah yang tertidur saat akan melaksanakan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Beberapa hari yang lalu telah terjadi musibah besar yaitu kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Hari Raya Iduladha adalah hari kegembiraan bagi umat Baginda Nabi Muhammad Saw dan sebentar lagi... selengkapnya
Pelaksanaan hari raya Idulfitri di Indonesia identik dengan halal bihalal bersama keluarga besar, tetangga dan orang-orang yang dihormati di lingkungan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Cacian dan makian seringkali kita dapati dalam berbagai keadaan. Namun sejatinya, apakah hal itu layak untuk... selengkapnya
Musyawarah Kerja Seluruh Divisi LPD Al-Bahjah Tahun Buku 2021 Cirebon, Pustaka Al-Bahjah News- Perkembangan teknologi dan informasi di segala bidang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Saat ini Indonesia tak henti-hentinya dilanda berbagai musibah seperti gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir dan... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.