
● online
Muslimah Begitu Berharga, Maka Ia Dijaga
Islam sebagai agama yang sempurna, sejak awal telah mendeklarasikan hak-hak wanita secara sempurna pula. Sejak saat itu, wanita muslimah memiliki hak-hak kemanusiaan jauh sebelum dunia mengenal adanya lembaga atau perjanjian yang menjamin hak asasi manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat 195 yang artinya berbunyi,
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), ‘Sesungguhnya, Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau wanita, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain…” (QS. Ali Imran: 195)
Begitu pun ketika Rasulullah Saw membaiat para wanita untuk taat patuh dan membela Islam, sebagaimana beliau membaiat para laki-laki. Baiat untuk para wanita dilakukan secara terpisah dengan baiat laki-laki. Semua itu menegaskan independensi wanita muslimah dan kelayakan mereka untuk mengemban tanggung jawab dalam berbaiat, menjalin perjanjian dan memberikan loyalitas kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.
Ketika Allah Swt menurunkan perintah syari’at kepada para wanita maka itu bukan untuk membelenggu tapi untuk menjaga para muslimah. Karena syari’at adalah bentuk kasih sayang Allah Swt kepada para wanita. Sebab Allah Swt tidak pernah mengambil manfaat dari syari’at yang telah ditetapkan-Nya maka adanya syari’at adalah kebaikan yang tak terhingga untuk segenap hamba-Nya. Islam tidak pernah mengekang wanita, tetapi menjaga mereka dari berbagai fitnah.
Segala aturan yang ada di bumi ini tidak ada yang lebih sempurna kecuali aturan Islam menjaga para wanita. Sebab Islam menjaga wanita dari sehelai kulitnya bahkan Islam menjaga dan melindungi perasaan hatinya.
Salah satu penjagaan yang Allah Swt berikan kepada seorang wanita ada dalam kisah Ibunda Aisyah saat menemani Rasulullah Saw dalam peperangan Bani Musthaliq. Saat itu, ketika Rasulullah Saw dan seluruh pasukannya sedang beristirahat, sebelum masuk ke kota Madinah, Ibunda Aisyah keluar dari tandunya yang tertutup rapat. Beliau mencari kalung yang hilang. Hingga saat beliau menyusuri jalan untuk mencari kalung, tertinggalah beliau dari pasukan yang sedang beristirahat.
Pada saat itu pula Rasulullah Saw dan seluruh para pasukan melanjutkan kembali perjalanan. kemudian 4 sahabat yang memikul tandu itu pun tidak merasa, jika di dalam tandu yang mereka pikul sudah tidak ada lagi Ibunda Aisyah, karena saat itu Ibunda Aisyah sedang mencari kalungnya. Maka pasukan pun melanjutkan perjalanannya menuju ke kota Madinah.
Ketika Ibunda Aisyah kembali ke tempat asalnya di mana tandu tadi beliau turun, beliau tidak mendapatkan tandu itu dan tidak mendapati pula pasukan Rasulullah Saw. Ternyata pasukan Rasulullah Saw dan tandunya telah berjalan begitu jauh hingga hanya terlihat titik hitam mendekati kota Madinah.
Saat itu Ibunda Aisyah berpikir, jika nanti Rasulullah Saw menyadari tidak ada istrinya di dalam tandu, pastilah pasukan itu akan kembali untuk menjemput beliau dengan tandunya. Maka Ibunda Aisyah menunggu di tempat beliau turun dari tandunya.
Namun ketika beliau sedang menunggu, tidak sadar ternyata ada salah satu seorang dari sahabat yang tertinggal, yang bernama Shafwan bin Mu’atthal, sebagaian ahli sejarah mengatakan beliau adalah satu sahabat yang kondisinya dan tugasnya adalah menjadi tukang sapu dari pasukan apabila ada barang-barang yang tertinggal.
Saat itu ketika Shafwan bin Mu’atthal menyadari bahwa Ibunda Aisyah tertinggal dari pasukan Rasulullah Saw. Maka Shafwan bin Mu’atthal memberikan untanya kepada Ibunda Aisyah, lalu Ibunda Aisyah naik ke unta tersebut dan ditutun oleh Shafwan bin Mu’atthal menyusul pasukan menuju ke kota Madinah.
Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan apa pun yang terjadi, antara Ibunda Aisyah dengan Shafwan bin Mu’atthal hingga sampai di kota Madinah. Sesampainya di kota Madinah, sebenarnya tidak ada sahabat yang berpikir macam-macam dan tidak ada yang berprasangka. Kecuali ada salah satu orang munafik yang benci dengan Nabi dan keluarganya, yang bernama Abdullah bin Ubay. Dialah yang membisikkan prasangka buruk dan membuat rumor di kota Madinah bahwasannya, Ibunda Aisyah tertinggal dan telah melakukan perzinaan dengan Shafwan bin Mu’atthal.
Hingga akhirnya turunlah QS. An-Nur dari ayat 4 sampai ayat 12, yang menjelaskan tentang kesucian Ibunda Aisyah di hadapan Rasulullah Saw dan di hadapan Allah Swt.
Sebuah hikmah luar biasa dari syari’at untuk menjaga para wanita, tatkala seseorang menuduh seorang wanita baik-baik berzina namun tidak mampu mendatangkan 4 orang saksi, maka itu termasuk dosa besar. Sebab seorang wanita dijaga kehormatannya sehingga ia tidak mudah untuk diremehkan dan wanita tidak mudah dituduh.
Padahal untuk menentukan dimulainya bulan Ramadan saja hanya di butuhkan 1 orang saksi yang melihat hilal, begitu juga untuk melihat awal bulan Syawal di butuhkan 2 orang saksi. Sementara untuk menuduh wanita berzina dibutuhkan 4 orang saksi. Ini menunjukkan kepada kita kehormatan wanita salehah begitu besarnya.
Hikmah lain yang bisa kita ambil, ketika medan ujian paling berat bagi laki-laki adalah wanita. Sebab kecintaan laki-laki terhadap wanita lebih besar daripada apa pun, karena memang fitnah terbesar laki-laki adalah wanita.
Allah Swt pun mengetahui bahwa tidak setiap laki-laki memiliki keimanan, maka di saat ada seorang laki-laki yang memandang perempuan secara berlebihan dan itu membuat rasa tidak nyaman bagi seorang wanita. Hal itu bisa mencelakakan dan menimbulkan dosa lain, setelah pandangan itu terjadi. Maka Allah Swt memerintahkan untuk menahan pandangan terlebih dahulu di bandingkan dengan menahan kemaluannya. Sebab masalah syahwat itu dimulai dari pandangannya. Dengan adanya syari’at yang menjaga kehormatan wanita, maka Allah Swt menetapkan dosa bagi laki-laki ketika mereka memandang wanita secara berlebihan. Sebab itu pula Allah Swt ingin memberikan ketenangan bagi para wanita agar terhindar dari segala sesuatu yang membahayakan.
Apabila setiap wanita muslimah menyadari akan kemuliaan dan haknya diatur dalam Islam, pasti jiwanya penuh dengan rasa kagum terhadap agamanya yang benar. Ia akan semakin percaya terhadap kebesaran dan kesempurnaan agamanya. Ia juga akan semakin yakin terhadap pedoman agamanya yang sempurna dan menyeluruh mencangkup segala hal yang mendatangkan kebahagiaan bagi umat manusia, baik kaum laki-laki maupun wanita.
Maka jadilah engkau wanita yang berharga yang terpelihara kemuliaan dan kehormatannya. Karena Allah Swt telah mengangkat derajat wanita setinggi-tingginya dengan syari’at-Nya yang sempurna untuk menjagamu.
Penulis: Intan Puspitayana
Muslimah Begitu Berharga, Maka Ia Dijaga
Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Buku “Dzikir Harian” yang ditulis oleh Buya Yahya adalah dzikir-dzikir yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir-dzikir yang dihadirkan merupakan dzikir yang dianjurkan dan diamalkan oleh Nabi Muhammad Saw serta para sahabatnya. Dimulai dari tasbih, tahmid, takbir, beserta doa-doanya. Dzikir sebagai upaya senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, dzikir harus diamalkan secara konsisten… selengkapnya
Rp 25.000 Rp 27.000Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan Hadist Jibril. Karena dalam hadist tersebut terjadi dialog antara Baginda Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril. Dalam dialog khusus tersebut Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita tentang tiga pilar agama yang jika ada salah satu… selengkapnya
Rp 56.000Buku Fiqih Thaharah (Bersuci) karya Buya Yahya ini disusun berdasarkan berbagai kitab-kitab yang terpercaya dengan tetap memperhatikan sumber utamanya, yakni al-Qur’an dan Hadits. Buku ini sangat cocok dibaca bagi setiap pemula yang tahu dan belajar lebih banyak ilmu fiqih khususnya tentang thaharah. Sebab, risalah karya Buya Yahya ini sengaja dihadirkan dengan susunan seringkas-ringkasnya. Buku Fiqih… selengkapnya
Rp 60.000Buku “Sam’iyyat” karya Buya Yahya penting untuk kita memiliki sebagai buku pegangan dalam memiliki keyakinan yang benar. Dengan keyakinan yang benar maka kualitas keimanan seseorang akan semakin kuat. Mengimani sesuatu yang ghaib berdasarkan yang kita dengar tanpa melibatkan akal di dalamnya memerlukan upaya yang pelik. Namun dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan dilengkapi dengan cara… selengkapnya
Rp 59.000 Rp 69.000Buku ini berisikan terjemahan kosa kata bahasa arab beserta latihan-latihannya yang semoga bisa memudahkan para pelajar atau pecinta bahasa arab untuk mempelajari dasar-dasar bahasa arab sehingga mereka mampu mempraktekkan dalam percakapan sehari-hari. ukuran: 17 cm x 25 cm (B5) Kertas Isi: Bookpaper Hitam Putih Sampul: Soft Cover, Laminasi Dof, Spot UV Emboss Jilid: Lem Panas… selengkapnya
Rp 40.000 Rp 52.000Terkadang seorang pelajar bahasa arab akan mendapati sedikit kesulitan dalam mempelajari qoidah ‘adad ma’dud karena pembahasan tersebut tidak terlalu detail ketika disebutkan di sebagian kitab-kitab nahwu khususnya kitab nahwu klasik. Maka kami kumpulkan catatan kecil ini dengan harapan dapat memudahkan para pelajar pemula yang ingin menguasai dasar-dasar qoidah ‘adad ma’dud. Ukuran: 16 cm x 24… selengkapnya
Rp 29.000 Rp 37.700Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pada hari Ahad, tanggal 3 Rabi’ul Akhir 1446 H/6 Oktober 2024 M, Buya Yahya secara resmiakan meluncurkan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Ibadah... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Kontestasi politik di negara Indonesia seakan tidak pernah ada habisnya. Termasuk pada saat-saat akan dilaksanakannya pemilihan umum... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Hari Raya Iduladha adalah hari kegembiraan bagi umat Baginda Nabi Muhammad Saw dan sebentar lagi... selengkapnya
Hati-Hati Ada Gaji Buta di antara Kita Oleh: Admin 2 Disadur dari ceramah Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon) PUSTAKA... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Salaf merupakan istilah yang merujuk pada zaman terdahulu, yakni zaman yang telah mendahului kita. Salaf juga bukan manhaj... selengkapnya
Event Organizer: Mendekorasi dengan Hati “Tanda Bukti” Kecintaan kepada Nabi ﷺ PUSTAKA AL-BAHJAH-SEKILAS INFO MAULID NABI MUHAMMAD-1443 H-Dari beberapa persiapan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Maulid dan Silaturahmi Akbar Al-Bahjah telah memasuki H-2, berbagai persiapan terus dikebut demi menyambut dan memuliakan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Jika jodoh tak kunjung datang padahal sudah dicari ke mana-mana, sampai diri mungkin sudah merasa lelah, jangan... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.