
● online
Menghadapi Disrupsi Digital Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Pertumbuhan dunia teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengharuskan berbagai aspek melakukan penyesuaian, mulai dari regulasi, konten, dan tata cara menggunakan perangkat canggih ini. Hal ini bertujuan untuk mengawasi lalu lintas digital dan perilaku para penggunanya yang rentan terhadap penyalahgunaan. Masifnya pelanggaran bahkan kejahatan dunia maya menjadi alarm bagi pemerintah, lebih-lebih masyarakat untuk berhati-hati dalam mengoperasikan berbagai platform sosial media. Kuncinya terletak pada kemampuan brainware itu sendiri lewat literasi dan nalar yang jernih.
Berdasarkan data yang dirilis Microsoft tahun 2021 lalu, indeks keadaban digital Indonesia berada di peringkat 29 dari 32 negara. Netizen Indonesia dicap sebagai yang terburuk di Asia Tenggara dari segi keadaban dan komunikasi di ruang internet. Sebagai contoh kasus, bila ada publik figur atau influencer yang diduga terlibat kasus kejahatan seperti judi online, penipuan (flexing) apalagi pidana, dalam waktu yang cukup singkat media sosial yang bersangkutan diserbu oleh netizen dengan berbagai kecaman, bully, dan sumpah serapah lainnya.
Carut marut moral digital ini tentunya tak bisa terus dibiarkan, harus ada upaya kolaboratif untuk memulihkan dan mengembalikan etika publik tanah air dalam ruang-ruang interaksi digital. Islam sebagai agama yang tersusun secara sistematis tentunya memiliki solusi baik secara preventif maupun kuratif. Pemahaman etika digital memegang peranan kunci untuk menangkal kemerosotan dan kekacauan moral. Lantas, bagaimana cara islam dalam mengontrol dan menghadapi kekacauan etika digital yang ada saat ini?
Rasulullah g memberikan panduan bagaimana caranya berinteraksi dan membangun komunikasi, bukan hanya dunia nyata, bahkan di dunia maya sekalipun. Al-Qur’an melalui surah Al-Hujurat menjadi pedoman utama agar membentuk pribadi Muslim yang cerdas dalam berkomunikasi di era teknologi ini. Allah c berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)
Dalam ayat ini Allah menekankan; pertama larangan untuk mengolok, mencaci, menghina dan merendahkan suatu kaum/kelompok/golongan karena bisa saja yang diolok-olok lebih baik dan mulia di sisi Allah. Entah dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat terlebih komunikasi dalam ruang digital. Kedua, larangan untuk mencela dan memanggil seseorang dengan nama atau gelar (laqab) yang buruk. Pada ayat berikutnya Allah menjelaskan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertaqwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Ketiga, Allah memerintahkan untuk menjauhi sikap prasangka buruk yang tak berdasar kepada siapa pun. Waspada dan berhati-hati hukumnya boleh, tetapi curiga yang berlebihan tanpa bukti hendaknya dihindari. Keempat, larangan untuk mencari-cari kesalahan dan aib orang lain (tajassus). Kelima, larangan untuk menggunjing (ghibah), berkomentar buruk, rasis, dan mem-bully. Keenam, pentingnya cek dan ricek (tabayyun) apabila menerima kabar berita baik dari yang belum jelas kebenarannya untuk menghindari hoax dan misinformasi. Seorang Muslim wajib berpegang pada ayat berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya (tabayyun) agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuanmu yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.“ (QS. Al-Hujurat: 9)
Ketujuh, berkata baik atau menahan mulut dan tangan. Diam menjadi salah satu amal yang mulia daripada hanya sekadar menjelekkan orang lain. Sebab lisan dan tangan dapat menjerumuskan seseorang ke dalam neraka-Nya kelak. Rasul bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Bukhari).
Rasulullah juga memberikan nasihat dalam hadits:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang Muslim adalah seseorang yang Muslim yang selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Muslim yang selamat ialah orang yang menjaga lisan dan tangannya. Artinya, selalu berhati-hati terhadap segala tindak-tanduk baik dalam dunia nyata lebih-lebih dunia maya. Jari tangan menjadi representasi lisan manusia yang ada di dunia daring.
Pada dasarnya ilmu agama dan wawasan ilmu teknologi menjadi kombinasi kuat untuk mengarungi belantara liar dunia Internet of Things (IoT). Lewat 2 bekal utama inilah setiap insan akan mampu bertahan dan menciptakan netizen Indonesia yang bemoral dan beretika dalam berselancar di ruang-ruang ‘tak kasat mata’. Etika dan ilmu harus saling mengisi dan menjadi senjata untuk untuk menciptakan Muslim yang cerdas di era teknologi ini. Semua itu hanya bisa diperoleh dengan nalar yang jernih, pikiran yang cerdas, dan tentunya iman yang kuat.
Penulis: Muhammad Adib
Penyunting: Idan Sahid
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara klik link ini.
Menghadapi Disrupsi Digital Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits
Ilmu nahwu adalah termasuk bagian dari sekian macam bidang ilmu dalam bahasa arab. Tanpanya sebuah susunan kalam tidak akan difahamai dengan benar sebagaimana yang dikatakan oleh al Imam al Imrithi: والنَّحْوُ أَولَى أَوَّلًا أَنْ يُعْلَمَا * إِذِ الكَلَامُ دُونَهُ لَنْ يُفْهَمَا “ilmu nahwu lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu Karena sebuah kalam bahasa arab tanpanya… selengkapnya
Rp 72.000 Rp 93.600Buku Fiqih Praktis Haid karya Buya Yahya memuat tiga bahasan utama, yaitu identifikasi dan ketentuan haid, nifas, dan istihadhoh yang dilengkapi dengan ketentuan mengenai cara serta waktu bersuci. Semuanya dipaparkan dalam buku ini dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Karena permasalahan ini sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam ibadah, seperti shalat, puasa, thawaf, dan lain-lain. Maka… selengkapnya
Rp 149.000Buku Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama (IMPPU) Karya Buya Yahya menjelaskan perbedaan keyakinan aqidah dan perbedaan pelaksanaan amalan ibadah-ibadah dalam Islam. Buku ini menghadirkan perbedaan tersebut berdasarkan sudut pandang para ulama secara komparatif. Sehingga segala bentuk perbedaan dan perdebatan yang kerap muncul di masyarakat dapat menjadi salah satu nuansa perbedaan yang harmonis, sehingga ekses negatif… selengkapnya
Rp 89.000Terkadang seorang pelajar bahasa arab akan mendapati sedikit kesulitan dalam mempelajari qoidah ‘adad ma’dud karena pembahasan tersebut tidak terlalu detail ketika disebutkan di sebagian kitab-kitab nahwu khususnya kitab nahwu klasik. Maka kami kumpulkan catatan kecil ini dengan harapan dapat memudahkan para pelajar pemula yang ingin menguasai dasar-dasar qoidah ‘adad ma’dud. Ukuran: 16 cm x 24… selengkapnya
Rp 29.000 Rp 37.700Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Buku Pengantar Bahasa Arab Para ahli bahasa menyebutkan bahwa maharoh/kemampuan berbahasa ada empat, yaitu (istima’, kalam, qiroah, dan kitabah). Keempatnya harus dipelajari secara berurutan. Maharoh kalam adalah kemampuan berbicara (speaking) untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Buku ini adalah pengantar bagi yang ingin belajar maharom kalam dari tingkat dasar…. selengkapnya
Rp 29.000 Rp 38.000Buku Fiqih Shalat karya Buya Yahya ini berisi pedoman lengkap mengenai hukum fiqih dan tata cara dalam menjalankan ibadah shalat. Sehingga dengan membaca buku ini kita akan mendapatkan pemahaman yang benar mengenai shalat sesuai dengan ajaran Rasulillah Saw. Buya Yahya menghadirkan risalah ini dengan susunan seringkas-ringkasnya. Hal ini dilakukan demi kemudahan para pembaca untuk belajar… selengkapnya
Rp 59.000Buku “Silsilah Fiqih Praktis Qurban” karya Buya Yahya merupakan sebuah panduan praktis yang memberikan pemahaman mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah qurban. Dalam buku ini, Buya Yahya menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan qurban, mulai dari pengertian dan tujuan qurban, hukum-hukum yang terkait dengan hewan qurban, serta tata cara penyembelihan, pembagian, dan distribusi daging… selengkapnya
Rp 57.000Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Maulid Johansyah, M.Pd. Tebal buku: xi+138 Buku saku Kosa Kata (Almufrodat) Sehari-Hari ini merupakan pelengkap untuk buku Pengantar Belajar Bahasa Arab yang menjelaskan secara singkat tentang qoidah-qoidah dasar. Kosa kata (Almufrodat) disebutkan oleh para pakar bahasa sebagai salah satu unsur dalam belajar bahasa Arab selain qoidah. Tanpanya bagaimana mungkin seseorang dapat… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 29.900Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Setiap manusia pasti akan mengalami kematian dan sebagai umat Islam kita meyakini bahwa setelah kematian akan ada... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Sejak berdirinya, pendidikan formal Al-Bahjah telah menjadi tujuan masyarakat untuk menitipkan para putra dan putrinya dalam menimba ilmu... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Bulan Ramadan yang senantiasa dinantikan umat Islam di seluruh dunia akan segera tiba. Bulan suci tersebut menjadi... selengkapnya
Terdapat banyak cara untuk memupuk rasa rindu kita kepada Nabi Muhammad Saw, utamanya dengan selalu teguh memegang segala ajarannya. Al-Habib... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Kemeriahan rangkaian maulid dan silaturahmi akbar Al-Bahjah 1444 H kian terasa menjelang hari puncak, besok Ahad,02... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Mendaki gunung merupakan aktivitas luar ruangan yang belakangan ini banyak diminati masyarakat Indonesia. Pada gunung-gunung tertentu, proses pendakian... selengkapnya
Musyawarah Kerja Divisi Dakwah dan Media LPD Al-Bahjah Cirebon Tahun Buku 2021 Media komunikasi dan informasi dewasa ini mengalami perkembangan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Peradaban manusia berkembang begitu cepat di berbagai bidang, termasuk di bidang teknologi. Salah satu contoh perkembangan teknologi yang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Sejarah penetapan kalender Hijriah dilakukan dengan proses musyawarah dan pemufakatan yang serius. Setidaknya ada empat hal yang menjadi... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Kita semua tentu berharap agar kelak di akhir hayat kita meninggal dalam keadaan yang baik (khusnul... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.