● online
Kemerdekaan Palestina Tanggung Jawab Bersama

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Pada hari Selasa tanggal 23 September 2025, Presiden Prabowo menyatakan sikapnya di depan Majelis Umum PBB untuk tetap dalam komitmennya memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Memang dari zaman presiden pertama Republik Indonesia hingga masa presiden saat ini, Indonesia tetap bersikukuh memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Hal ini selaras dengan alenia I pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Adapun peringatan Presiden Soekarno demi memperjuangkan kemerdekaan Palestina kala itu yaitu: “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”
Pada saat Ir. Soekarno masih menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia, banyak tindakan beliau yang menentang penjajahan Israel. Di antaranya yaitu pada forum Konferensi Asia Afrika tahun 1955, Soekarno mengecam keras penjajahan Israel atas Palestina. Hal itu pula yang membuat Timnas Indonesia mundur dari perhelatan Piala Dunia pada tahun 1958 karena tak sudi bertanding dengan Israel. Masih menurutnya (Soekarno), bertanding dengan Israel berarti sama saja dengan mengakui kedaulatan Israel. Tak berhenti di situ, pada saat Asian Games tahun 1962 pun Indonesia kembali mendukung Palestina. Pada saat itu Indonesia tidak memberikan visa untuk kontingen Israel dengan komitmennya yang sama, yaitu Indonesia menolak mengakui Israel. Termasuk juga Ir. Soekarno pernah menggunakan jalur diplomasi ke negara-negara Asia Afrika dengan menggalang dana untuk Palestina.
Presiden Indonesia yang juga pernah melakukan hal serupa─mengukuhkan Palestina sebagai negara berdaulat─adalah KH. Abdurrahman Wahid, dengan menyelenggarakan lawatan diplomatik ke beberapa negara untuk berkonsolidasi terkait perdamaian Palestin dan Israel. Selama 10 bulan menjabat sebagai presiden, Gus Dur tercatat sudah mengunjungi lebih 30 negara. Pada pertengahan Agustus tahun 2000, Gus Dur bertemu dengan Mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres dan beberapa anggota kabinet Israel. Selain itu, Gus Dur juga terjadwal bertemu dengan pemimpin Palestina Yasser Arafat untuk dialog lebih jauh terkait inisiasi perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Di tengah negosiasi dengan Shimon Peres maupun Yasser Arafat, Gus Dur menawarkan proposal rencana perdamaian dengan melibatkan Indonesia. Tentu, dengan pertimbangan bahwa Indonesia merupakan negara besar dengan mayoritas warganya Muslim. Kenyataan itu, tentu menjadi potensi bagi perwujudan perdamaian Palestina dan Israel.
“Menurut pandangan saya perlu dibedakan antara kedaulatan administratif, yang akan dipegang oleh Israel, dan kedaulatan politik yang akan dijalankan oleh komite tujuh negara.” Demikian pernyataan Gus Dur sebagaimana arsip WSJ (16 Agustus 2000).
Upaya konsistensi dalam perjuangan kemerdekaan Palestina terus dilaksanakan para pemimpin Republik Indonesia hingga Presiden kedelapan saat ini. Terbaru, dalam pidatonya di depan Majelis Umum PBB, Presiden Prabowo Subianto menyatakan:
“Indonesia siap mengirim 20.000 bahkan lebih putra putri terbaik kami untuk menjaga perdamaian di Gaza, di Ukraina, di Sudan, di Libya, atau di mana pun perdamaian perlu ditegakkan dan dijaga. Kami siap. Kami akan memikul bagian dari beban ini, bukan hanya dengan mengirimkan putra-putri kami, tetapi juga dengan kesediaan memberikan kontribusi finansial demi mendukung misi agung Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mewujudkan perdamaian,” tegasnya dengan sesekali sambil menggebrak meja. Tak ayal mengundang decak berbagai khalayak.
Itulah komitmen-komitmen yang dijaga penuh dari Presiden Pertama Indonesia hingga Presiden kita saat ini. Mencontohkan kepada masyarakatnya untuk selalu bersatu dan perhatian dengan kaum sesama Muslim. Karena kita sebagai umat Muslim diperintahkan oleh Allah Subhanu wa Ta’ala untuk selalu bersatu di jalan Allah dan jangan tercerai-berai. Dan kita juga diperintahkan oleh Rasulullah untuk selalu memberi perhatian kepada sesama Muslim.
Sayyid Muhammad Alawy Al Maliki memberikan cara kita memberi perhatian kepada kaum muslimin. Salah satu cara kita memberi perhatian kepada kaum muslimin yakni dengan cara menemui mereka, berkumpul dengan mereka, mengenal mereka, dan mencari kabar tentang mereka. Walau mungkin tak mampu melakukan sesuatu yang besar nan nyata, setidaknya kita memiliki perasaan yang tulus dan terpautnya hati serta tergeraknya jiwa ketika mendengar keadaan kaum muslimin yang sedang bersedih, kita turut bersedih. Jika itu kabar bahagia, kita pun turut bahagia.
Artinya apabila ada perkara yang melukai mereka, maka ia pun terluka. Jika ada perkara yang melapangkan dada, turut legalah dadanya. Keterpautan hati ini faedahnya begitu agung dan begitu luhur. Inilah yang membuat ikatan kita kuat dan agung. Andai tidak ada kemampuan kita membantu mereka melainkan hanya perasaan-perasaan ini dan rasa saling menguatkan ini tersebar lewat agama kita dan di dalam jiwa kita serta memenuhi hati dengan mencintai saudara mereka dan merasakan luka mereka ikut bahagia atas kebahagiaan mereka maka itu cukup untuk saling memberi perhatian kepada kaum Muslim.
Hal tersebut sudah dilaksanakan oleh pemimpin-pemimpin Indonesia hingga kini. Kalaupun kita tidak bisa berbuat banyak untuk saudara kita di Palestina, setidaknya kita menitipkan doa di setiap shalat yang kita kerjakan, di setiap doa qunut yang kita lantunkan. Semoga dengan ini kita termasuk golongan umat Nabi Muhammad Salallahu alaihi Wassalam karena memberikan sedikit perhatian kepada kaum Muslim di Palestina.
Penulis: Muhammad Tis Asuh Sobirin
Penyunting: Idan Sahid
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara klik link ini.
Kemerdekaan Palestina Tanggung Jawab Bersama
Esensi Isra’ Mi’raj yang Membawa pada Perubahan Diri Oleh: Admin 2 Disadur dari ceramah Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon)... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon-Agama Islam sering kali disebut agama rahmatan lil alamin, agama untuk keselamatan alam semesta. Tak pelak pula, Baginda... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Sesekali, kita secara tidak sengaja bisa melihat layar handphone orang lain yang tergeletak atau layar smartphone-nya yang... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Dalam bermasyarakat, keharmonisan bertetangga dengan menerapkan kehidupan bersosial sangatlah dibutuhkan. Jika bertetangga tanpa mengutamakan etika yang baik,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Banyak perempuan dewasa tumbuh dalam lingkungan yang keras, menghadapi berbagai kepahitan, dan berusaha pulih dari banyaknya luka.... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Mengantuk adalah sifat manusia yang dapat dialami oleh setiap orang. Rasa kantuk ini bisa disebabkan oleh berbagai... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah – Pengguna media sosial dihebohkan dengan fenomena alam yang terjadi di Arab Saudi. Pasalnya, negeri yang terkenal dengan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Hari ini tepat 13 tahun yang lalu pada tanggal 23 Muharram 1431 H, Lembaga Pengembangan Dakwah... selengkapnya
Musabaqoh Kubro LPD AL-Bahjah: Menggali Potensi Diri dari Para Santri PUSTAKA AL-BAHJAH-SEPUTAR PONDOK-Penutupan Musabaqoh Kubro di Lapangan Formal LPD (Lembaga... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Maulid dan Silaturahmi Akbar Al-Bahjah Jamblang Ahad 10 Jumadil Awal 1444 H/4 Desember 2022 telah... selengkapnya
Buku “Sam’iyyat” karya Buya Yahya penting untuk kita memiliki sebagai buku pegangan dalam memiliki keyakinan yang benar. Dengan keyakinan yang… selengkapnya
Rp 59.000 Rp 69.000Buku Fiqih Thaharah (Bersuci) karya Buya Yahya ini disusun berdasarkan berbagai kitab-kitab yang terpercaya dengan tetap memperhatikan sumber utamanya, yakni… selengkapnya
Rp 60.000Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Maulid Johansyah, M.Pd. Tebal buku: xi+138 Buku saku Kosa Kata (Almufrodat) Sehari-Hari ini merupakan pelengkap untuk… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 29.900Buku Fiqih Shalat karya Buya Yahya ini berisi pedoman lengkap mengenai hukum fiqih dan tata cara dalam menjalankan ibadah shalat…. selengkapnya
Rp 59.000Ilmu nahwu adalah termasuk bagian dari sekian macam bidang ilmu dalam bahasa arab. Tanpanya sebuah susunan kalam tidak akan difahamai… selengkapnya
Rp 72.000 Rp 93.600Di antara hal yang disepakati oleh para ulama bahwa agama Islam adalah agama yang relevan untuk setiap zaman dan di… selengkapnya
Rp 90.000 Rp 110.500Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku… selengkapnya
Rp 115.000Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan… selengkapnya
Rp 56.000
Saat ini belum tersedia komentar.