
● online
(Puisi) Kesunyian, Kesepian, dan Kesendirian
Kesunyian
Di menara doa yang tinggi,
aku duduk menahan gema hatiku sendiri.
Langkah-langkah manusia menjauh,
riuh dunia perlahan lenyap,
meninggalkanku sendirian bersama denyut dosa
yang berbisik tanpa suara.
Kesunyian menelanjangiku,
ia bukan kawan yang menenangkan,
bukan pula lawan yang menakutkan,
melainkan cermin retak yang menghadapkan
wajahku sendiri yang penuh noda.
Aku melihat bayangan hitam
mengendap di relung jiwaku,
dosa-dosa yang menempel seperti debu
tak mampu kusapu dengan air mata,
tak bisa kuhapus dengan senyap penyesalan.
Aku hanya duduk, kaku,
memandangi runtuhan diriku sendiri.
Di ruang sunyi itu,
keraguan datang sebagai bayangan panjang:
Apakah Allah masih sudi mendengar doaku?
Apakah jalan pulang masih ada
bagi langkah yang terlalu jauh tersesat?
Pertanyaan itu menjerat seperti tali,
membuat napasku berat.
Namun justru di sana,
di antara sepi yang membungkam,
ada bisikan lembut yang menembus relung:
“Bangunlah, engkau belum binasa.
Dosa sebesar lautan takkan mampu menenggelamkan
siapa pun yang benar-benar ingin berenang ke tepi rahmat-Ku.”
Aku terperanjat.
Kesunyian yang tadinya gelap pekat
mendadak berubah menjadi pintu,
pintu menuju pengampunan
yang hanya bisa kubuka
dengan kunci kerendahan hati.
Maka aku tahu,
kesunyian bukan sekadar ruang hampa
ia adalah tempat Allah mendidikku
untuk berani melihat luka terdalam,
agar aku kembali sujud,
dan menemukan cahaya
yang selama ini kusembunyikan dari diriku sendiri.
Kesepian
Di tengah riuh dunia yang tak peduli,
aku berjalan dengan kepala tertunduk.
Langkah-langkah manusia saling berkejaran,
sementara kakiku terasa berat,
seperti terikat rantai tak kasat mata.
Tawa orang lain adalah pedang,
menikam diam-diam dalam hatiku.
Kata-kata mereka melayang ringan,
tetapi di dadaku menancap sebagai beban.
Aku ingin tertawa bersama,
namun bibirku kelu,
seakan lupa bahasa bahagia.
Kesepian bukan sekadar ketiadaan,
ia adalah lubang yang kugali sendiri—
dengan keraguan yang tak kunjung usai,
dengan kebimbangan yang mematahkan arah,
dengan dosa-dosa yang kupelihara diam-diam
seperti api kecil yang perlahan membakar jiwaku.
Aku berlari ke cermin,
namun yang kulihat hanyalah bayangan rapuh
yang menunduk malu pada dirinya sendiri.
Aku bertanya pada bayangan itu:
“Adakah jalan pulang dari kegelapan ini?
Adakah cahaya yang sudi menjemputku?”
Dan suara itu menjawab dari dasar hatiku,
pelan tapi tegas:
“Ada.
Jika engkau berhenti mencintai
runtuhan dunia yang fana ini,
dan mulai menatap wajah Rabb-mu
dengan air mata yang jujur.”
Aku terdiam,
merasa kesepian itu bukan lagi jurang,
melainkan sebuah pesan samar dari langit.
Mungkin Allah sengaja menarikku
dari keramaian yang menipu,
agar aku belajar mencari cahaya
dalam diriku yang retak.
Kesepian pun perlahan berubah rupa
dari jeruji yang mengekang
menjadi jembatan yang menghubungkan.
Dari luka yang perih
menjadi jalan pulang yang penuh hikmah.
Dan aku tahu,
dalam sunyi terdalam itu
ada Dia yang tak pernah meninggalkan,
meski aku sering melupakan-Nya.
Kesendirian
Kesendirian adalah malam tanpa bulan,
panjang, pekat, tak berujung.
Gelapnya merayap ke dalam dadaku,
membiarkanku terjerat
dalam dosa yang kucumbu dengan sadar,
dosa yang diam-diam kucintai
meski aku tahu ia menikam jiwaku perlahan.
Aku mencari cahaya dalam keramaian,
mencoba menyalakan lentera dari tawa orang lain.
Namun yang kutemukan hanya bayangan,
bayangan wajah-wajah palsu
yang menoleh padaku tanpa benar-benar melihat.
Mereka dekat, tapi sejatinya jauh,
dan aku pun semakin merasa asing
di tengah hiruk yang seakan mengabaikan.
Kesendirian ini membuatku runtuh,
rapuh di bawah berat keraguan.
Aku ragu pada jalan,
tak tahu apakah langkahku menuju cahaya
atau justru menjerumus ke jurang yang sama.
Aku bimbang pada pilihan,
antara dunia yang membius
atau akhirat yang menuntut keikhlasan.
Dan aku berdosa pada setiap kelengahan,
menunda tobat, menunda sujud,
seakan masih ada janji hari esok.
Namun justru di sini,
di titik paling gelap,
ketika semua pintu dunia tertutup,
aku mendengar bisikan lembut dari langit:
“Bahkan ketika semua meninggalkanmu,
Aku tetap ada.
Kembalilah, hamba-Ku.”
Suara itu tak menggema,
ia menembus sunyi,
masuk ke relung yang bahkan tak kukenal.
Air mataku jatuh, bukan karena kuat,
tetapi karena sadar betapa lemahnya aku
tanpa genggaman-Nya.
Dan aku tahu,
kesendirian ini bukanlah akhir,
melainkan awal dari sebuah perjalanan.
Ia adalah undangan yang tersembunyi,
pintu tak terlihat menuju cahaya abadi.
Kesendirian menelanjangiku dari segalanya,
hingga hanya aku dan Tuhanku yang tersisa.
Kini aku paham,
bahwa dalam sepi paling mencekik,
ada ruang untuk berbicara dengan-Nya
tanpa gangguan dunia.
Kesendirian adalah luka,
tapi juga obat.
Ia adalah jurang,
tapi juga jembatan.
Dan pada akhirnya
ia adalah tanda cinta,
dari Dia yang tak pernah meninggalkan.
Oleh: Syariif Ahmad Ja’far Shoodiq
Tulisan website Pustaka Al-Bahjah merupakan platform bacaan yang ditulis oleh masyarakat umum sebagai media literasi. Submit tulisanmu dengan cara klik link ini.
(Puisi) Kesunyian, Kesepian, dan Kesendirian
Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan Hadist Jibril. Karena dalam hadist tersebut terjadi dialog antara Baginda Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril. Dalam dialog khusus tersebut Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita tentang tiga pilar agama yang jika ada salah satu… selengkapnya
Rp 56.000Ilmu nahwu adalah termasuk bagian dari sekian macam bidang ilmu dalam bahasa arab. Tanpanya sebuah susunan kalam tidak akan difahamai dengan benar sebagaimana yang dikatakan oleh al Imam al Imrithi: والنَّحْوُ أَولَى أَوَّلًا أَنْ يُعْلَمَا * إِذِ الكَلَامُ دُونَهُ لَنْ يُفْهَمَا “ilmu nahwu lebih utama untuk dipelajari terlebih dahulu Karena sebuah kalam bahasa arab tanpanya… selengkapnya
Rp 72.000 Rp 93.600Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Maulid Johansyah, M.Pd. Tebal buku: xi+138 Buku saku Kosa Kata (Almufrodat) Sehari-Hari ini merupakan pelengkap untuk buku Pengantar Belajar Bahasa Arab yang menjelaskan secara singkat tentang qoidah-qoidah dasar. Kosa kata (Almufrodat) disebutkan oleh para pakar bahasa sebagai salah satu unsur dalam belajar bahasa Arab selain qoidah. Tanpanya bagaimana mungkin seseorang dapat… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 29.900Buku Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama (IMPPU) Karya Buya Yahya menjelaskan perbedaan keyakinan aqidah dan perbedaan pelaksanaan amalan ibadah-ibadah dalam Islam. Buku ini menghadirkan perbedaan tersebut berdasarkan sudut pandang para ulama secara komparatif. Sehingga segala bentuk perbedaan dan perdebatan yang kerap muncul di masyarakat dapat menjadi salah satu nuansa perbedaan yang harmonis, sehingga ekses negatif… selengkapnya
Rp 89.000Buku Fiqih Thaharah (Bersuci) karya Buya Yahya ini disusun berdasarkan berbagai kitab-kitab yang terpercaya dengan tetap memperhatikan sumber utamanya, yakni al-Qur’an dan Hadits. Buku ini sangat cocok dibaca bagi setiap pemula yang tahu dan belajar lebih banyak ilmu fiqih khususnya tentang thaharah. Sebab, risalah karya Buya Yahya ini sengaja dihadirkan dengan susunan seringkas-ringkasnya. Buku Fiqih… selengkapnya
Rp 60.000Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku ini memberikan panduan mudah bagi setiap muslim dalam merencanakan program amalan di bulan Ramadan. Dengan penjelasan yang sederhana dan praktis Buya Yahya mengupas tuntas kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bulan Ramadan dan bagaimana… selengkapnya
Rp 115.000Buku “Oase Iman” memberikan pemahaman yang mendalam namun ringan sebagai siraman hati bagi siapa pun yang membacanya. Berisi catatan buah dari renungan singkat di sepanjang perjalanan penulis dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah Swt. Dari pengalaman yang berharga tersebut kemudian menjadi hikmah yang bertebaran dan dikumpulkan, kemudian dihadirkan dengan harapan adanya kebaikan dan sesuatu… selengkapnya
Rp 87.000 Rp 93.000Penerbit: Pustaka Al-Bahjah Penulis: Buya Yahya Tebal buku: xiii+124 Dakwah mempunyai makna mengajak diri dan orang lain kepada kebaikan, menjauhkan diri dan orang lain dari kemungkaran serta melestarikan semesta lalu menjaganya dari kerusakan. Semua dari kita yang merasa umat Rasulullah Saw harus bisa mengambil bagian dari tugas dakwah ini. Siapa pun kita, yang kaya, miskin,… selengkapnya
*Harga Hubungi CSPustaka Al-Bahjah, Cirebon- Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu ikhtiar untuk mendapatkan ilmu. Namun bagaimana jika antara guru dengan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Doa sering dimaknai dengan permohonan atau permintaan dengan penuh harapan dan pujian kepada Tuhan. Dalam agama Islam,... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Rubath Nurul Musthofa menyambangi Pondok Pesantren Al-Bahjah pada Kamis 19 Dzulhijjah 1444 H atau bertepatan dengan... selengkapnya
Sebentar lagi kita akan menyambut hari nan fitri, hari penuh keberkahan dan kebahagiaan. Untuk sampai pada hakikat fitri pada hari... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Maulid dan Silaturahmi Akbar Al-Bahjah Jamblang Ahad 10 Jumadil Awal 1444 H/4 Desember 2022 telah... selengkapnya
Ilmu Kebal di Dalam Pergaulan Sosial Oleh: Admin 2 Disadur dari ceramah Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon) PUSTAKA AL-BAHJAH-ARTIKEL-Komunikasi... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Banjir yang melanda berbagai wilayah di Indonesia akhir-akhir ini menjadi pengingat nyata akan pentingnya menjaga lingkungan (hifzh... selengkapnya
PELUANG BERKHIDMAH DALAM DAKWAH BERSAMA PUSTAKA AL-BAHJAH Assalamu’alaikum Bagi kalian yang memiliki kemampuan dalam bidang Public Relations atau Editor Bahasa... selengkapnya
“Bersama hari raya Idulfitri ini mari kita wujudkan nuansa kasih sayang dan cinta di dalam keluarga untuk menjadikan rumah kita... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Di bulan ini, umat Islam didorong untuk meningkatkan ibadah... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.