
● online
Berbuka dengan Menu “Rasa Peduli”
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Ketika kita asyik menikmati ifthar dengan hidangan berjejer di meja makan, nun jauh di sana saudara kita, warga Gaza sedang berjuang untuk hidup. Berharap mendapat sekerat roti atau sepiring makanan yang bisa mengganjal perut mereka. Mendamba segelas air yang bisa menghilangkan dahaga mereka yang tiada tara.
Mereka rela mengantre panjang untuk mendapatkan makanan dan minuman ketika tiba pembagian makanan. Sebab tak ada jalan lain, hanya itu yang bisa dilakukan. Saban waktu berharap pada bantuan kemanusiaan berupa pasokan makanan, air bersih, serta fasilitas kesehatan yang memadai.
Di bawah blokade zionis Israel, mereka hidup dalam cengkeraman dan kesengsaraan. Berada di tanah sendiri, tapi kebebasan mereka direnggut, kehidupan mereka dibatasi, ibadah mereka diawasi, rumah mereka dihancurkan, infrastruktur mereka diledakkan. Termasuk fasilitas-fasilitas kesehatan mereka semacam rumah sakit, juga tak lepas dari sasaran Israel.
Penderitaan mereka tak berhenti di situ, mereka dilanda kelaparan. Banyak anak yang kehilangan orang tuanya, anak kehilangan teman dan saudaranya, dan suami kehilangan istrinya. Pun sebaliknya, tempat bermain mereka, luluh lantak, tak tersisa. Apa yang bisa dikais dari remah-remah/sisa makanan, mereka kais demi mempertahankan hidup. Rerumputan pun mereka jadikan makanan. Karena sudah tak ada lagi yang bisa dimakan. Sungguh memilukan.
Ketika mereka hendak beribadah di bulan Ramadan pun sangat kesulitan. Listrik mati, air tak ada, masjid-masjid sudah rata dengan tanah. Kalaupun bisa menjalankan shalat tarawih, tetap di bawah pengawasan ketat serdadu Israel. Komplit sudah derita mereka. Zionis punya segudang alasan untuk melakukan semua itu. Dengan alasan memburu Hamas yang bersembunyi di terowongan bawah tanah. Atau berdalih Hamas menjadikan fasilitas penting seperti rumah sakit sebagai gudang senjata Hamas.
Sejak Oktober 2023 hingga kini, penjajahan Israel di bumi Gaza tak kendor. Lebih dari 30 ribu jiwa melayang. Sebagian besar adalah anak-anak dan para wanita. Puluhan ribu luka-luka, baik berat, sedang maupun ringan. Ditambah lagi, puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Di tempat pengungsian pun kondisi mereka begitu mengenaskan. Banyak kebutuhan pokok yang tidak bisa mereka penuhi. Lantaran blokade yang terus-menerus sehingga bantuan kemanusiaan dari dunia Internasional tertahan.
Sebenarnya, mata dunia sudah geram melihat polah tingkah Israel ini. Namun, toh tak bisa berbuat banyak. PBB sebagai juru damai pun tak berkutik ketika AS yang pro-Israel menjatuhkan veto. Padahal nyata-nyata, nyawa sudah sedemikian banyak bergelimpangan. Genosida terjadi, seakan-akan Israel tak peduli pada kemarahan dunia.
Sementara itu, kita masih bisa berbuka dengan makanan yang lezat, enak, dan mungkin juga mewah, sedangkan mereka merintih gemetaran menahan rasa lapar yang luar biasa. Ketika kita mencecap minuman segar pelepas dahaga setelah seharian berpuasa, mereka masih bingung apakah kebutuhan minum mereka bisa didapatkan saat waktu berbuka tiba. Ketika kita tersenyum dan tertawa bahagia, mereka justru sebaliknya, merintih kesakitan sekaligus menahan derita berkepanjangan.
Di manakah empati kita terhadap penderitaan mereka di sana? Tak tebersitkah dalam pikiran kita untuk mengulurkan bantuan kepada mereka? Ke manakah ukhuwah islamiyah dan ukhuwah basyariyah yang kerap kita gembar-gemborkan?
Jika kita peduli, maka doakan dan ulurkan kepada mereka. Toh, kita tetap bisa berbuka seperti biasa plus menu tambahan, menu “rasa peduli”. Karena, “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah Swt akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah Swt akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Allah Swt senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya.” (HR Muslim).
Dalam riwayat lain disebutkan, “Sesungguhnya orang terbaik di antara kalian adalah orang yang memberi makan.” (HR. Thabrani). Juga sebuah hadits yang menyebutkan bahwa Saad bin Ubadah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Memberi air.” (Shahih Abu Daud). Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk dapat membantu saudara-saudara kita yang kesusahan. Amin.
Penulis: Herry Munhanif
Jelajahi dunia ilmu dengan membaca buku-buku Penerbit Pustaka Al-Bahjah!
Dapatkan akses eksklusif ke beragam pengetahuan yang menginspirasi dari Penerbit Pustaka Al-Bahjah. Koleksi buku-buku karya Buya Yahya dan perdalam pengetahuan agama Anda. Dapatkan buku-buku terbaik kami dengan mengunjungi link Penerbit Pustaka Al-Bahjah sekarang juga!
Klik link: https://pustakaalbahjah.com/katalog
Berbuka dengan Menu “Rasa Peduli”
Buku “Hadist Jibril” karya Buya Yahya ini berisi penjabaran ringkas dari satu hadist Nabi Muhammad Saw yang masyhur dengan sebutan Hadist Jibril. Karena dalam hadist tersebut terjadi dialog antara Baginda Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril. Dalam dialog khusus tersebut Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita tentang tiga pilar agama yang jika ada salah satu… selengkapnya
Rp 56.000Buku Buya Yahya yang berjudul Ramadhaniat secara rinci menjelaskan amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim di bulan Ramadan. Buku ini memberikan panduan mudah bagi setiap muslim dalam merencanakan program amalan di bulan Ramadan. Dengan penjelasan yang sederhana dan praktis Buya Yahya mengupas tuntas kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di bulan Ramadan dan bagaimana… selengkapnya
Rp 115.000Buku Fiqih Shalat karya Buya Yahya ini berisi pedoman lengkap mengenai hukum fiqih dan tata cara dalam menjalankan ibadah shalat. Sehingga dengan membaca buku ini kita akan mendapatkan pemahaman yang benar mengenai shalat sesuai dengan ajaran Rasulillah Saw. Buya Yahya menghadirkan risalah ini dengan susunan seringkas-ringkasnya. Hal ini dilakukan demi kemudahan para pembaca untuk belajar… selengkapnya
Rp 59.000Buku “Sam’iyyat” karya Buya Yahya penting untuk kita memiliki sebagai buku pegangan dalam memiliki keyakinan yang benar. Dengan keyakinan yang benar maka kualitas keimanan seseorang akan semakin kuat. Mengimani sesuatu yang ghaib berdasarkan yang kita dengar tanpa melibatkan akal di dalamnya memerlukan upaya yang pelik. Namun dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan dilengkapi dengan cara… selengkapnya
Rp 59.000 Rp 69.000Terkadang seorang pelajar bahasa arab akan mendapati sedikit kesulitan dalam mempelajari qoidah ‘adad ma’dud karena pembahasan tersebut tidak terlalu detail ketika disebutkan di sebagian kitab-kitab nahwu khususnya kitab nahwu klasik. Maka kami kumpulkan catatan kecil ini dengan harapan dapat memudahkan para pelajar pemula yang ingin menguasai dasar-dasar qoidah ‘adad ma’dud. Ukuran: 16 cm x 24… selengkapnya
Rp 29.000 Rp 37.700Buku Fiqih Bepergian karya Buya Yahya menghadirkan masalah umum yang sering dihadapi oleh kaum muslim dalam menjaga kualitas dan waktu shalat saat sedang bepergian. Buya Yahya memberikan penjelasan tentang kondisi-kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan shalat, seperti perbedaan zona waktu, keterbatasan ruang, susahnya mencari tempat wudhu, dan lain sebagainya. Buku ini memberikan solusi-solusi praktis yang… selengkapnya
Rp 23.000 Rp 43.000Buku ini berisikan terjemahan kosa kata bahasa arab beserta latihan-latihannya yang semoga bisa memudahkan para pelajar atau pecinta bahasa arab untuk mempelajari dasar-dasar bahasa arab sehingga mereka mampu mempraktekkan dalam percakapan sehari-hari. ukuran: 17 cm x 25 cm (B5) Kertas Isi: Bookpaper Hitam Putih Sampul: Soft Cover, Laminasi Dof, Spot UV Emboss Jilid: Lem Panas… selengkapnya
Rp 40.000 Rp 52.000FIQIH PRAKTIS SHALAT BERJAMAAH KARYA BUYA YAHYA Buku ini membahas tentang pentingnya dan tata cara melaksanakan shalat berjamaah, yaitu shalat yang dilakukan bersama-sama oleh sekelompok Muslim. Dalam buku ini, Buya Yahya mengupas secara mendalam mengenai tatacara shalat berjamaah. Mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya. Buya Yahya membahas tentang adab-adab dan tata tertib dalam shalat berjamaah, seperti… selengkapnya
Rp 65.000Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Sombong merupakan sebuah sifat tercela dimana seseorang memandang orang lain lebih rendah dan hina, dan hanya... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan Dzulhijjah. Pada bulan ini terdapat ibadah agung yang disyariatkan... selengkapnya
DOA AKHIR TAHUN بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اللّٰهُمَّ لَكَ الْـحَمْدُ أنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، ولَكَ الْحـَمْدُ لَكَ مُلْكُ... selengkapnya
PUSTAKA AL-BAHJAH-NEWS-Bertempat di Pondok Pesantren Al-Bahjah Sendang, Kecamatan Sumber-Cirebon, berlangsung acara gebyar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad ﷺ, Ahad... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah Cirebon – Untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan sebagai upaya penyebaran ilmu agama Islam, Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah... selengkapnya
Kejelian Memanfaatkan Ruangan untuk Mendatangkan Kesuksesan PUSTAKA Al-BAHJAH-SEPUTAR PONDOK-Mendungnya sore hari pada hari Rabu, 13 Rabiul Awal 1443 H atau... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Syair atau puisi merupakan untaian kata-kata yang dibuat seseorang dan berisi ungkapan isi hati, pikiran, atau perasaan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Air sering kali dijadikan sebagai media untuk mendapatkan keberkahan, baik melalui doa maupun sebagai perantara untuk keberkahan... selengkapnya
Pustaka Al-Bahjah, Cirebon –Pada era sekarang ini, banyak sekali kasus kekerasan dan pelecehan yang menimpa kaum wanita, dimulai dari pemerkosaan,... selengkapnya
Jangan Takut Merusak Silaturahmi Berikut Tips Cerdas Mengingatkan Teman yang Bertindak di Luar Batas Oleh: Admin 2 Disadur dari ceramah... selengkapnya
Saat ini belum tersedia komentar.