fbpx
Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

CS Pustaka
● online
CS Pustaka
● online
Halo, perkenalkan saya CS Pustaka
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka Setiap Hari pukul 08.00 s.d. pukul 16.00 Hari Besar Islam Tutup
Beranda » Blog » Kenali 6 Jenis Paragraf Ini Sebelum Kamu Menulis. Lengkap dengan Contohnya!

Kenali 6 Jenis Paragraf Ini Sebelum Kamu Menulis. Lengkap dengan Contohnya!

Diposting pada 10 Desember 2023 oleh Redaksi / Dilihat: 323 kali / Kategori:

Pustaka Al-Bahjah, Cirebon – Penulis hebat tidak pernah terlepas dari kemampuan penulisan paragraf yang baik, sehingga pengetahuan paragraf yang baik penting dikenali oleh setiap orang, terutama bagi kamu yang mau menulis buku. Teknik menulis paragraf adalah penyajian gagasan dalam kalimat secara tersusun yang diperoleh dari gagasan pokok. Setiap kalimat yang memiliki gagasan pokok akan menghasilkan paragraf yang mudah dipahami sehingga pesan yang disampaikan oleh penulis akan mudah dimengerti oleh pembaca.

 

Setiap orang yang menulis memiliki maksud dan tujuan yang bermacam-macam. Dengan demikian, tema yang ditulis oleh seseorang harus disesuaikan dengan cara penulisan paragrafnya. Misalnya, jika ingin menulis buku motivasi, kita harus memperkaya isi buku dengan paragraf yang bersifat persuasif. Mengapa? Dengan paragraf persuasif penulis dapat merayu dan memengaruhi pembaca agar mengikuti setiap motivasi yang ia sampaikan. Hal tersebut berbeda jika penulis hanya menggunakan jenis paragraf ekspositif yang cenderung bercerita tanpa menawarkan sesuatu yang menarik bagi pembaca. Oleh karena itu, penting bagi setiap penulis memahami jenis-jenis paragraf.

 

Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya

  1. Paragraf Naratif

Paragraf naratif adalah cara penulisan paragraf dengan memaparkan suatu peristiwa secara kronologis dan memiliki alur yang pasti. Paragraf ini sering digunakan dalam penulisan cerpen atau novel yang membutuhkan penggambaran alur cerita.

 

Contoh:

Aku Juang Sastra Jingga, kini umurku 20 tahun. Sedari kecil aku tumbuh dari ribuan belaian kasih Bunda. Tak mengherankan jika selepas kepergiannya aku merasa kesepian. Lantas ingatanku berputar pada masa di mana setiap sore Bunda selalu menembangkan lagu pengingat umat. Tembang yang anak Sunda sebut “pupujian”. Mengantarkan laku agar senantiasa ingat pada Illahi Rabbi. “Eling-eling umat” yang Bunda ganti dengan “Eling-eling Juang…”. Sederhana, namun mengena hanya sekadar menjadi pengingat untuk cepat pergi mengaji. Selepas magrib tiba, tepat saat burung cabak selesai berkicau keras. Tak ayal, aku selalu masih belum berangkat ngaji, teriakan Bunda yang kembali menjadi penggerak. Kini setelah dewasa, aku merasakan manfaat dari yang almarhumah Bunda selalu ajarkan waktu kecil.

 

Jika kita baca dengan saksama, paragraf di atas mempunyai alur dalam penceritaan gagasan pokoknya. Yakni dengan alur mundur untuk mengenalkan tokoh tersebut, waktu kejadian dan apa yang sedang dialami oleh sang tokoh. Paragraf tersebut juga mengenalkan beberapa tokoh pendukung sebagai pendukung intisari paragraf tersebut. Berikut ini poin-poin naratif yang bisa kita dapati: Sedari kecil Juang tumbuh dari ribuan belaian kasih Bunda. Tak mengherankan jika selepas kepergian Bundanya Juang merasa kesepian. Salah satu kenangan Juang bersama Bundanya seperti tembang “Eling-eling umat” yang Bundanya ganti dengan “Eling-eling Juang…” dan teriakan-teriakan Bunda sebagai pertanda agar Juang segera berangkat ngaji.

 

  1. Paragraf Ekspositif

Paragraf ekspositif adalah cara penulisan paragraf dengan menggambarkan suatu peristiwa yang bertujuan untuk menginformasikan atau memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Menurut Rusyana (1984:56), paragraf ini menguraikan suatu peristiwa atau objek dengan cara menjelaskan, menerangkan, dan memberitahukan agar orang lain mengetahuinya secara detail. Jenis paragraf ini menggunakan pola paragraf dengan menjawab unsur 5W+1H (what, who, when, where, why, dan how), sehingga informasi yang tertera bersifat lengkap. Jenis paragraf ini biasanya banyak kita jumpai pada tulisan pada sebuah berita.

 

Contoh:

Pada akhir tahun 2023 ini SMAIQu Al-Bahjah Pusat Cirebon kembali meraih prestasi gemilang pada acara Ekspose Hasil Akreditasi 2023 yang digelar di Harris Hotel Convention & Festival Citilink Bandung Jawa Barat. Acara yang dihelat dari tanggal 28 hingga 30 November 2023 tersebut menorehkan berbagai pencapaian bersejarah bagi sekolah-sekolah utusan yang ada di wilayah pendidikan Jawa Barat. Penghargaan yang diraih tersebut setimpal dengan usaha dan ikhtiar segenap pihak yang maksimal.

 

Dari contoh paragraf eksposisi di atas, terdapat tulisan yang disajikan untuk dapat menjawab 5W+1H. Pertama, paragraf tersebut menjawab ‘apa’ yang dibahas dan jawabannya adalah prestasi gemilang SMAIQu Al-Bahjah. Untuk menjelaskan ‘kapan’, pembaca dapat ketahui di alinea keempat. Lalu, untuk menjawab ‘siapa’, paragraf tersebut menyebutkan SMAIQu Al-Bahjah. ‘mengapa’ terjawab pada alinea-alinea terakhir. Sedangkan untuk menjawab ‘bagaimana’ itu tersampaikan pada kalimat kedua.

 

  1. Paragraf Persuasif

Paragraf persuasif adalah paragraf yang cara penulisan gagasannya ditujukan untuk memengaruhi dan mengajak orang untuk melakukan sesuatu yang diharapkan oleh sang penulis.

 

Contoh:

Penggunaan media sosial terkadang disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Terutama kelompok-kelompok pendukung yang sering disebut dengan buzzer. Tidak jarang mereka menyampaikan dukungan dengan dengan cara-cara yang berpotensi memecah belah umat. Untuk itu, Buya Yahya memberikan rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh para buzzer saat menyatakan dukungan pada seseorang. Yakni dengan mengutamakan adab dan tata krama dalam memberi informasi atau pun dukungan terhadap orang yang kita sukai.

 

Pada contoh di atas, penulis mengajak pembaca untuk bijaksana dalam menggunakan media sosial, terutama dalam memberikan informasi terhadap apa yang menjadi lawan bersaingnya.  Pada kepentingan yang lain, penulis dapat menambahkan data-data yang bersifat fakta. Bisa menggunakan kutipan dari salah satu ahli atau pakar. Tetapi secara umum, contoh paragraf persuasif di atas sudah cukup memengaruhi atau membujuk pembaca untuk memahami ajakan yang penulis sampaikan.

 

Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utamanya

Paragraf adalah satuan tulisan yang terdiri dari berbagai kalimat. Setiap paragraf memiliki ide pokok yang dijelaskan melalui kalimat-kalimatnya. Agar ide pokok dapat tersampaikan dengan baik, maka antarkalimat harus memiliki keterhubungan antara satu sama lainnya. Paragraf menyimpan gagasan utama yang tersimpan dalam kalimat. Oleh karena itu, berdasarkan letak gagasan utamanya paragraf terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, dan paragraf ineratif.

 

  1. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah cara penulisan paragraf dengan menempatkan gagasan utamanya di awal paragraf. Ciri dan cara mengidentifikasi jenis paragraf ini dapat kita ketahui dari penguraian gagasan dari khusus ke umum.

 

Contoh:

Dunia ini sangat sementara. Segala yang kita miliki akan kita tinggalkan. Sedangkan semua yang kita sayangi akan kita tinggalkan. Tidak ada satu pun dari dunia ini yang akan mengikuti kita saat kita sampai di liang lahat. Tidak hanya itu, kita juga akan dimintai pertanggungjawaban atas segala hal yang telah kita lakukan di dunia ini.

 

Dari contoh di atas kita dapat mengidentifikasi bahwa gagsan utama berada di kalimat pertama, yakni kalimat yang menjelaskan bahwa dunia ini sangat sementara. Sedangkan kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya merupakan kalimat penjelasan dari kalimat yang pertama.

  1. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah cara penulisan paragraf yang berkebalikan dengan paragraf deduktif, yakni menempatkan gagasan utama di akhir kalimat. Cara mengetahui kalimat induktif lainnya ditandai dengan penggunaan konjungsi “jadi”, “akhirnya”, “akibatnya”, “oleh karena itu”, “maka dari itu”, atau “berdasarkan uraian di atas”.

 

Contoh:

Segala yang kita miliki dan kita sayangi akan kita tinggalkan. Tidak ada satu pun dari dunia ini yang akan mengikuti kita saat kita sampai di liang lahat. Tidak hanya itu, kita juga akan dimintai pertanggungjawaban atas segala hal yang telah kita lakukan di dunia ini. Oleh karena itu, kita harus benar-benar menyadari bahwa dunia ini sangat sementara.

 

Paragraf di atas begitu jelas menggunakan penekanan atau kesimpulan pada akhir kalimatnya. Sedangkan kalimat-kalimat pertama merupakan kalimat rincian untuk mendukung kalimat terakhir sebagai gagasan utama tersebut. Paragraf di atas adalah paragraf induktif.

 

  1. Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah salah satu jenis paragraf yang dilihat dari letak gagasan utamanya. Cara menuliskan paragraf ineratif dengan menempatkan gagasan utamanya berada di tengah kalimat. Dengan begitu paragraf ineratif menggunakan pola umum-khusus-umum.

 

Contoh:

Buya Yahya menyampaikan bahwa apa yang kita temui setelah kita mati adalah segala yang sudah kita berikan di jalan yang benar, bukan apa yang kita miliki. Oleh karena itu, persiapan terbaik kita untuk bekal kematian kita ialah memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya di jalan Allah Swt selama hidup di dunia. Salah satu kunci untuk bisa menebar kebaikan yang banyak selama kita hidup di dunia adalah dengan rasa mahabbah (cinta) kepada Nabi Muhammad Saw.

 

Contoh paragraf ineratif di atas menempatkan gagasan utama di kalimat bagian tengah. Fungsi kalimat awal untuk mengantar pernyataan umum. Sedangkan kalimat akhir sebagai pengantar kembali.

 

Kesimpulan yang dapat kita ambil setelah memahami jenis-jenis paragraf di atas adalah hendaknya seorang penulis memperhatikan setiap detail kalimat yang akan ia gunakan. Sebab penulisan paragraf yang salah akan menghasilkan pesan, maksud, dan tujuan yang tidak sesuai. Penulisan antarparagraf sebagai pola lanjutan setelah kalimat harus diperhatikan lagi sebelum menjadi satu kesatuan utuh, yakni sebuah buku. Oleh karena itu, mari belajar memahami setiap bagian dalam menulis buku, termasuk dalam memahami jenis paragraf. Hingga pada akhirnya, kegiatan menulis buku yang kamu lakukan akan menjadi lebih berkualitas. Selamat menulis buku!

Penulis: Idan Syahid

Tags: ,

Bagikan ke

Kenali 6 Jenis Paragraf Ini Sebelum Kamu Menulis. Lengkap dengan Contohnya!

Saat ini belum tersedia komentar.

Mohon maaf, form komentar dinonaktifkan pada halaman/artikel ini.

Kenali 6 Jenis Paragraf Ini Sebelum Kamu Menulis. Lengkap dengan Contohnya!

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: